Kamis, 11 Juni 2015

KEUTAMAAN BERINFAK DI JALAN ALLAH



KEUTAMAAN  BERINFAK DI JALAN ALLAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah.
Allah telah memberikan rezki kepada manusia termasuk rezki berupa harta. Allah berfirman : “Innallaha huwar razzaaqu, dzulquwatil matiin” Sungguh Allah, Dia pemberi rezki  yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh.  (Q.S az Dzaariyaat 58). Bahkan seorang hamba ada yang mendapat rezki yang lebih dari hamba yang lainnya. Begitu juga ada yang mendapat rizki kurang dari yang lain. Semua itu pastilah dengan hikmah yang Mahasempurna dari sisi Allah Ta’ala.

Allah berfirman : “Awalam ya’lamuu annallaha yabsuthur rizqa liman yasyaa-u wa yaqdir. Inna fii dzaalika la-aayatin li qaumin yu’minuun” Dan tidaklah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki dan membatasinya (bagi yang Dia kehendaki) Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (Q.S az Zumar 52).

Perintah untuk berinfak
Dengan kasih sayang-Nya, Allah menyuruh manusia untuk membelanjakan  sebagian rizkinya berupa harta di jalan Allah. Sungguh Allah memerintahkan dalam banyak ayat al Qur an, diantaranya adalah Allah berfirman : “Wa anfiquu fii sabiilillahi wa laa tulquu bi aidiikum ilat tahlukati, wa ahsinuu. Innallaha yuhibbul muhsiniin. Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (dirimu sendiri) kedalam kebinasaan dengan tanganmu sendiri dan berbuat baiklah. Sungguh Allah menyukai orang orang yang berbuat baik. (Q.S al Baqarah 195).

Allah berfirman : “Yaa aiyuhal ladziina aamanuu anfiquu mimmaa razaqnaakum min qabli aiya’tiya yaumun laa bai’un fiihi walaa khullatun walaa syafaa-‘ah. Wal kaafiruuna humuzh zhaalimuun” Wahai orang orang yang beriman. Infakkanlah sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan dan tidak ada lagi syafaat. Orang orang kafir itulah orang yang zhalim. (Q.S al Baqarah 254)

Keutamaan berinfak di jalan Allah.
Zakat, infak dan sadaqah dan yang semisalnya adalah salah satu amal shalih yang utama dan akan mendapat balasan yang sangat banyak  disisi Allah Ta’ala. Diantara balasan dan keutamaannya adalah :

Pertama : Dibalas berlipat ganda.
Ini adalah kabar gembira sebagaimana permisalan yang disebutkan  Allah Ta’ala dalam firman-Nya  : “Matsalul ladziina yunfiquuna amwalahum fii sabiilillahi kamatsali habbatin anbatat sab’a sanaa bila fii kulli sunbulatin mi-‘atu habbah. Wallahu yudhaa’ifu liman yasyaa’. Wallahu waasi’un ‘aliim” Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai. Pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas, Mahamengetahui. (Q.S al Baqarah 261) 

Allah berfirman : “Wamaa anfaqtum min syai-in fa huwa yukhlifuhuu, wa huwa khairur raaziqiin” Dan apa saja yang kamu infaqkan, Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezki yang terbaik. (Q.S Saba’ 39).

Syaikh as Sa’di berkata : Maka janganlah kalian berpraduga salah bahwa berinfak itu termasuk hal yang dapat mengurangi rezki. Bahkan Allah menjanjikan akan memberi ganti untuk orang orang yang berinfak.  

Kedua : Salah satu tanda orang bertakwa.
Ketahuilah bahwa tanda tanda orang yang bertakwa adalah sangat banyak dijelaskan dalam al Qur an. Termasuk diantaranya adalah orang orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah. 

Allah berfirman : “Alladzina yu’minuuna bil ghaibi wa yuqiimuunash shalata wa mimmaa razaqnaa hum yunfiquun” (Orang orang yang bertakwa, yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka. (Q.S al Baqarah 2)

Ketiga : Jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Sungguh sangatlah banyak jalan untuk bagi seorang hamba untuk mendekatkan dirinya kepada Allah Ta’ala. Diantaranya adalah dengan banyak bersedekah. Allah berfirman : “Alaa innahaa qurbatun lahum, sayudkhilu humullahu fi rahmatihii, innallahu ghafuurur rahiim”. Ketahuilah, sesungguhnya infak itu suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukkan mereka  kedalam rahmat (surga) Nya. Sesungguhnya Allah Mahapengampun, Mahapenyayang. (Q.S at Taubah 99)

Keempat : Harta tidak berkurang dengan sedekah.
Sangatlah banyak orang yang hartanya habis tersebab bisnisnya yang selalu rugi dan berapa banyak pula orang hartanya habis karena judi ataupun musibah. Tapi tidaklah pernah kita mendengar seseorang jatuh miskin karena kebanyakan berzakat, berinfak dan bersedekah. Kenapa bisa demikian. Ya begitulah, karena Rasulullah telah memberikan jaminan dalam sabda beliau : “Maa naqasa maalu ‘abdin min  shadaqatin”  Harta seorang hamba tidak akan berkurang dengan sedekah. (H.R Imam Ahmad dan Imam at Tirmidzi).

Bahkan Allah akan menerima dan menumbuhkannya. Rasulullah bersabda : “Man tashaddaqa bi’adlin tamratin min kasbin taiyibin, walaa yaqbalullahu illath thaiyiba, Fa innallaha yataqabbaluhaa bi yamiinihi, tsumma yurabbiihaa lishaahibhi kamaa yurabbii ahadukum falu-wahu hatta takuuna mitslal jabal”. Barangsiapa yang bersedekah seberat satu biji kurma dari penghasilan yang baik -dan Allah tidak menerima kecuali yang baik-, maka Allah menerimanya dengan Tangan kanan-Nya, kemudian dia menumbuhkannya untuk pemiliknya sebagaimana salah seorang dari kalian merawat anak kudanya sehingga menjadi seperti gunung. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim dan yang lainnya. Lihat Shahih at Targhib wa at Tarhib). 

Kelima : Sedekah menghilangkan panasnya kubur dan naungan pada hari Kiamat.  
Rasulullah bersabda : “Innash shadaqata latuth-fi-u ‘an ahliha harral qubuur, wa innamaa yastazhillul mu’miniinu yaumal qiyaamati fii zhilli shadaqatih” Sesungguhnya sedekah itu memadamkan panasnya kubur bagi penghuninya dan seorang mukmin hanya bernaung dibawah naungan sedekahnya pada hari Kiamat (H.R ath Thabrani, lihat at Targhib wa at  Tarhib)

Keenam : Mendatangkan  pertolongan Allah
Sungguh kita sangat membutuhkan pertolongan Allah. Allahush Shamad, Allah tempat kita bergantung. Diantara cara untuk mendapatkan pertlongan Allah adalah dengan membantu orang lain termasuk membantu dengan harta. Ketahuilah bahwa balasan kebaikan adalah kebaikan pula. Allah berfirman : “Hal jazaa-ul ihsaani illal ihsaan” Tidak ada balasan untuk kebaikan melainkan kebaikan (pula) Q.S ar Rahman 60. 

Oleh karena itu maka seorang hamba yang selalu membantu atau berbuat baik kepada saudaranya maka mereka akan mendapat bantuan dan pertolongan Allah Ta’ala kapanpun dia butuhkan. Diantara perbuatan baik yang dapat dilakukan sorang hamba adalah berinfak atau bersedekah kepada saudaranya yang membutuhkan. Sungguh ini adalah pertolongan yang nyata dan Allah pasti akan memberikan balasan yang terbaik.
Rasulullah bersabda : “Fa innamaa turzaquuna wa tunsharuuna bi dhu’afaa-ikum” Sesungguhnya kalian diberi rezki dan ditolong karena menolong orang yang lemah (ekonominya) diantara kalian. (H.R am Nasa’i, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Rasulullah bersabda : “Wallahu fii ‘uunil ‘abdi maa kaanal ‘abdu fii ‘uuni” Dan Allah akan menolong hamba apabila hamba itu menolong saudaranya. (H.R Imam Muslim)   
Infak paling utama adalah  dengan harta yang sangat dicintai. 

Allah berfirman : “Lan tanaalul birra hattaa tunfiquu mimmaa tuhibbuun, wa maa tunfiquu min syai-in fa innallaha bihii ‘aliim” Benar benar kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apapun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh Allah Mahamengetahui. (Q.S Ali Imran 92).

Syaikh as Sa’idi berkata : Maksudnya kamu sekali kali tidak sampai dan tidak akan mendapatkan kebajikan artinya sebuah kata yang menyeluruh tentang kebajikan yaitu jalan yang menyampaikan ke surga “sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai”  dari harta kalian yang terbaik dan paling istimewa. Karena berinfak dengan hal yang baik lagi disayangi oleh jiwa merupakan tanda paling besar dari kelapangan jiwa dan sifatnya yang mulia, kasih sayangnya dan kelembutannya. Dan juga merupakan tanda paling jelas tentang kecintaannya kepada Allah dan sikap mendahulukan Allah atas kecintaan terhadap harta yang sangat dicintai oleh jiwa. (Kitab Tafsir Karimir Rahman)  
  
Dalam Kitab Tafsir al Azhar, Prof. DR Hamka berkata : Setelah ayat ini turun bukan main besar pengaruhnya kepada para sahabat. Diantaranya adalah kepada Zaid bin Haritsah. Setelah mengetahui ayat ini turun (dan memahami maknanya) Zaid datang kepada Rasulullah dengan membawa kuda tunggangan miliknya dan kuda itu sangat disenanginya. Lalu Zaid berkata : Ya Rasulullah aku ingin mengamalkan ayat ini. Inilah kuda tungganganku yang sebagai engkau ketahui kuda ini adalah tunggangan yang sangat aku senangi. Terimalah kuda ini sebagai sedekahku dan sudilah engkau memberikannya kepada yang patut menerimanya. 

Imam Ibnu Katsir berkata :  Imam Ahmad meriwayatkan dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah, ia pernah mendengar Anas bin Malik berkata : Abu Thalhah adalah orang yang paling kaya diantara orang orang Anshar di Madinah. Harta yang paling dia senangi adalah Bairuha’ (yaitu suatu kebun) yang berhadapan dengan masjid (Nabawi). Dan Rasulullah (pernah) memasukinya dan meminum air yang segar darinya. Kata Anas ketika ayat ini turun Abu Thalhah berkata : Ya Rasulullah sesungguhnya Allah berfirman : Kamu sekali kali tidak tidak akan sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai” Sesungguhnya harta kekayaan yang paling aku sukai adalah Bairuha’ dan aku bermaksud untuk menyedekahkannya yang dengannya aku berharap mendapat kebaikan dan simpanan disisi Allah. Maka manfaatkanlah kebun itu ya Rasulullah seperti apa yang ditunjukkan Allah kepada engkau. 

Maka Nabi bersabda : Bagus, bagus, yang demikian itu adalah harta yang menguntungkan, harta yang menguntungkan. Dan aku telah mendengar apa yang engkau katakan. Aku berpendapat hendaklah kebun itu engkau berikan kepada kaum kerabatmu. Abu Thalhahpun berkata : Aku akan laksanakan ya Rasulullah. Kemudian Abu Thalhah membagi bagikannya kepada sanak kerabatnya dan anak anak pamannya. Catatan : Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Semoga bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam. (343)







1 komentar:

  1. Jazakumullahu khairon katsiro. Sy mohon izin naskah ini saya Copy

    BalasHapus