Senin, 08 Juni 2015

ENGKAU SEDANG BERJALAN MENUJU RABB-MU



ENGKAU SEDANG BERJALAN MENUJU RABBMU

Oleh : Azwir B. Chaniago

Pada hakikatnya setiap orang bukanlah sedang mukim atau menetap  tetapi semua sedang berjalan menuju Rabbnya. Tidak ada yang bisa mundur atau keluar dari rute perjalanan ini. 

Allah berfirman : “Yaa aiyuhal insaanu innaka kaadihun ilaa kad-han fa mulaaqiih” Wahai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja sunguh sungguh menuju Rabbmu maka pasti kamu akan menemuinya. (Q.S al Insyiqaaq 6)

Syaikh as Sa’di berkata : Yakni, sesungguhnya engkau telah berjalan menuju Allah, mengerjakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan mendekat kepada-Nya dengan kebaikan atau berbuat keburukan. Kemudian engkau akan bertemu dengan Allah pada hari Kiamat. 

Meskipun kebanyakan manusia menyebut umurnya bertambah. Memang bisa disebut bertambah,  tapi yang bertambah adalah jumlah umur yang sudah dihabiskan dan berkurang sisanya. Jadi hakikatnya setiap detik umur itu berkurang. 

Ibnu Rajab al Hambali berkata : Salah seorang Ulama Salaf menulis surat kepada saudaranya. Di surat itu ia menulis : Saudaraku, bayanganmu adalah engkau bermukim (menetap) padahla engkau terus menerus berjalan. Engkau dituntun dengan penuntunan yang cepat, kematian diarahkan kepadamu. Dunia dilipat dari belakangmu. Usiamu yang telah berlalu tidak akan kembali lagi kepadamu hingga hari ditampakkannya seluruh kesalahan (pada hari Kiamat) dikembalikan kepadamu. 

Imam Fudhail bin ‘Iyadh berkata kepada seseorang : Berapa usiamu ?. Orang itu menjawab enam puluh tahun. Kalau begitu sejak 60 tahun yang lalu engkau berjalan menuju Rabbmu dan tidak lama lagi engkau akan sampai kepada-Nya. Orang itu berkata : Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Al Fudhail berkata, Tahukah engkau makna ucapanmu tadi ? Maknanya adalah aku hamba Allah dan aku akan kembali kepada-Nya. (1) Barangsiapa mengetahui bahwa ia hamba Allah dan ia akan kembali kepada-Nya hendaklah ia mengetahui  bahwa dirinya akan dihisab (pada hari Kiamat). (2) Barangsiapa mengetahui dirinya akan dihisab hendaklah dia mengetahui bahwa dirinya akan ditanya. (3) Barangsiapa mengetahui dirinya akan ditanya hendaklah ia menyiapkan jawaban pertanyaannya. Orang itu berkata : Bagaimana caranya ?. Al Fudhail berkata : Sederhana sekali. Orang itu berkata : Apa itu ?.  

Al Fudhail berkata : Engkau memperbaiki (diri dengan) umur yang masih ada niscaya dosa dosamu yang telah lalu diampuni. Karena jika engkau berbuat salah di sisa usia maka engkau disiksa karena dosa dosa yang lalu dan dosa yang sekarang. (Hilyatul Auliya’). 

Ya Allah sungguh kami semua akan kembali kepada Engkau dan kami mohon agar ditunjuki jalan yang lurus agar kami selamat.
     
Wallahu A’lam. (340)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar