Senin, 11 Desember 2023

JANGAN LALAI MENGEVALUASI DIRI SENDIRI

 

JANGAN LALAI MENGEVALUASI DIRI SENDIRI

Disusun oleh : Azwir B.Chaniago

Ketika bergaul dengan orang banyak dalam masyarakat maka jadi pahamlah kita bahwa setiap orang MEMILIKI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN pada dirinya. Keadaan ini berlaku disemua strata. Apakah orang berpendidikan tinggi atau berpendidikan rendah. Apakah orang berharta atau bukan. Apakah orang berpangkat atau tidak punya pangkat.

Berbicara tentang kekurangan diri, memang ada kekurangannya  serius dan ada yang tidak terlalu serius kekurangan. Salah satu tabiat manusia yang berakal adalah ingin selalu memperbaiki diri. Ketahuilah bahwa bab pertama dalam belajar dan berusaha memperbaiki diri adalah melalui muhasabah, introspeksi atau evaluasi diri.

Allah Subhanahu wa Ta’ala  telah mengingatkan agar orang orang beriman senantiasa melakukan introspeksi diri atau muhasabah, sebagaimana firman-Nya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Wahai orang-orang yang beriman !. Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S al Hasyr 18).

Syaikh as Sa'di berkata : Ayat ini adalah pangkal dalam hal muhasabah diri. Setiap orang harus selalu mengintrospeksi diri. Jika melihat adanya kekeliruan segera menyelesaikannya dengan cara melepaskan diri darinya, bertaubat secara sungguh-sungguh dan berpaling dari berbagai hal yang menghantarkan pada kekeliruan tersebut.

Jika menilai dirinya bersikap sekenanya dalam menunaikan perintah-perintah Allah, ia akan mengerahkan segala kemampuannya dengan meminta pertolongan pada Rabb-nya untuk mengembangkan, dan menyempurnakannya, serta membandingkan antara karunia dan kebaikan Allah yang diberikan padanya dengan kemalasannya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam juga mengingatkan tentang muhasabah, sebagaimana sabda beliau :

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ والعَاجِرُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنِّى عَلَى اللهِ

Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah Ta'ala. (H.R at Tirmidzi, Hadits ini Hasan).

Sebagai penutup tulisan ini, dinukil satu nasehat dari ulama terdahulu yaitu Imam Fudhail bin Iyadh. Beliau memberi  nasehat : Orang yang beriman itu rajin mengintrospeksi diri. Dia selalu sadar bahwa kelak dirinya pasti akan menghadap Allah Ta’ala. Sedangkan orang munafik munafik malas mengoreksi dirinya.

Sungguh Allah Ta’ala akan merahmati hamba yang terus menerus mengoreksi diri sebelum datang Malaikat Maut menjemput ajalnya. (Dari Tarikh al Baghdadi).

Wallahu A'lam. (3.166)

  

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar