Rabu, 10 Februari 2021

SATU KATA YANG DIUCAPKAN BISA MEMBUAT SESEORANG BINASA

 

SATU KATA YANG DIUCAPKAN BISA MEMBUAT SESEORANG BINASA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu nikmat  besar yang dianugerahkan Allah Ta’ala kepada manusia adalah NIKMAT BISA BERBICARA. Allah Ta’ala berfirman :

عَلَّمَهُ الْبَيَانَ  خَلَقَ الْإِنْسَانَ  

Dia menciptakan manusia. Mengajarkannya pandai berbicara. (Q.S ar Rahman 3-4)

Tak terbayangkan bagaimana kesulitan dan ketidak nyamanan jika kita manusia tak diberi nikmat bisa berbicara. Oleh karena itu jika KITA SUNGGUH SUNGGUH PAHAM BAHWA BISA BERBICARA adalah termasuk nikmat yang besar maka WAJIB BAGI KITA UNTUK BERSYUKUR KEPADA ALLAH TA’ALA yaitu dengan menggunakan nikmat itu  sebagai sarana mengabdi kepada Allah Ta’ala dan untuk mencari ridha-Nya.

Ketahuilah bahwa semua yang keluar dari lisan YANG BAIK ATAU YANG BURUK AKAN DICATAT DAN HARUS DIPERTANGGUNG JAWABKAN DAN AKAN DIUSUT. Ingatlah firman Allah Ta’ala :

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Tidak ada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada padanya malaikat pengawas yang selalu hadir. (Q.S. Qaaf 18).

Al Imam Ibnu Katsir berkata :  Ayat ini antara lain menjelaskan bahwa setiap kata yang kita ucapkan akan dicatat dengan sangat lengkap oleh malaikat yang selalu berada di kiri kanan kita. Imam Hasan al Bashri dan Qatadah berpendapat bahwa jika melihat kepada zhahir ayat jelaslah bahwa Malaikat akan mencatat SETIAP UCAPAN.

Ali bin Abi Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ia (Malaikat) akan menulis setiap kebaikan dan keburukan yang diucapkan. Bahkan ia akan mencatat ucapan aku makan, minum, datang , pergi, melihat dan sebagainya (Tafsir Ibnu Katsir).

Sungguh sangat penting untuk diketahui bahwa  satu kata  diucapkan seseorang  yang dia   anggap tidak penting bisa jadi melemparkannya ke neraka. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ  

 

Sesungguhnya ada seorang hamba benar-benar berbicara dengan satu kalimat yang termasuk keridhaan Allah, dia tidak menganggapnya penting; dengan sebab satu kalimat itu Allah menaikkannya beberapa derajat. Dan sesungguhnya ada seorang hamba benar-benar berbicara dengan satu kalimat yang termasuk kemurkaan Allah, dia tidak menganggapnya penting; dengan sebab satu kalimat itu DIA TERJUNGKAL DI DALAM NERAKA JAHANNAM. (H.R Imam Bukhari).

 

Al-Hafizh Ibnu Hajar al Asqalani rahimahullah menjelaskan makna : DIA TIDAK MENGANGGAPNYA PENTING.  yaitu dia tidak memperhatikan dengan Pikirannya dan tidak memikirkan akibat perkataannya, serta tidak menduga bahwa kalimat itu

akan mempengaruhi sesuatu. (Fathul Bari).

Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan kita untuk berkata yang baik atau diam. Beliau bersabda :

 مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

 

Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Abu Hurairah).

Imam asy-Syafi’i berkata : Jika seseorang menghendaki berbicara, maka sebelum berbicara hendaklah ia berfikir. Jika jelas nampak maslahatnya, maka ia berbicara dan jika ragu-ragu, maka tidak berbicara sampai jelas maslahatnya. (al Adzkar)

Diriwayatkan, bahwasanya Umar bin al-Khaththab berkata : Barang siapa banyak bicaranya banyak pula tergelincirnya. Dan barang siapa banyak tergelincirnya, banyak pula dosanya. Dan barang siapa banyak dosa-dosanya NERAKA LEBIH PANTAS BAGINYA. (Dari Jami’ul Ulum wal Hikam).

Diriwayatkan bahwasanya Ibnu Mas’ud berkata : Jauhilah fudhuulul-kalam (pembicaraan yang melebihi keperluan). Cukup bagi seseorang berbicara menyampaikan sesuai kebutuhannya. (Dari Jami’ul Ulum wal Hikam).

Imam Ibnul Jauzi berkata : Betapa sering terjadi hanya karena sepatah kata yang terucap  dari lisan, namun dengannya (bisa) binasa insan. (Shaidul Khatir).


Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah senantiasa menjaga lisannya agar selamat dari kebinasaan  di dunia dan diakhirat. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.225)


 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar