Selasa, 02 Februari 2021

HAMBA ALLAH TAK BERKELUH KESAH KARENA MUSIBAH

 

HAMBA ALLAH TAK BERKELUH KESAH KARENA MUSIBAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, hamba hamba Allah akan diuji dengan musibah yang mendatangi dirinya, keluarganya, hartanya dan yang lainnya. Ujian berupa musibah itu antara lain adalah untuk diketahui seberapa kokoh imannya.  Allah Ta’ala berfirman :

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, KAMI TELAH BERIMAN DAN MEREKA TIDAK DIUJI ?. Dan sungguh Kami telah menguji orang orang sebelum mereka maka Allah pasti mengetahui orang orang yang benar dan pasti mengetahui orang orang yang berdusta. (Q.S al Ankabut 2-3).

Tentang ayat ini, Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala mengabarkan tentang kesempurnaan hikmah-Nya. Dan  hikmah-Nya adalah  tidak memastikan bahwa SETIAP ORANG YANG MENGATAKAN DIRINYA SEORANG MUKMIN DAN MENGKLAIM IMAN BAGI DIRINYA UNTUK TETAP DALAM KONDISI SELAMAT DARI UJIAN DAN COBAAN. Tidak akan menghadapi hal hal yang mengganggu iman mereka atau cabang cabangnya.

Sebab, kalau perkaranya seperti itu, tentu tidak dapat dibedakan mana orang yang jujur (sejati) dan orang yang dusta (dalam keimanannya, peny.). Tidak (pula) dapat dibedakan antara orang yang berpegang kepada kebenaran dan orang yang berpegang kepada kebathilan. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).   

Ketahuilah bahwa  Allah Ta’ala juga mengingatkan tentang sesuatu yang menimpa manusia adalah  telah ditetapkan baginya yaitu sebagaimana firman-Nya :

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Katakanlah (Muhammad) : Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah DITETAPKAN ALLAH bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang orang yang beriman. (Q.S at Taubah 51).

Sungguh, ketika hamba hamba Allah mengetahui dan SANGAT YAKIN bahwa ujian berupa musibah itu adalah untuk menguji imannya dan juga sesuatu yang telah ditetapkan baginya  maka  itu membuat dirinya menjauh dari SIKAP KELUH KESAH.

Selain itu ada pula beberapa perkara yang juga membuat hamba hamba untuk tidak berkeluh kesah dengan ujian yang diterimanya karena DIA PAHAM BETUL bahwa ujian yang Allah datang kepadanya memiliki banyak hikmah, diantaranya :

Pertama : Bisa jadi ujian itu suatu yang baik baginya.

Allah Ta’ala menjelaskan dalam firman-Nya :

وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, pada hal itu  baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu pada hal itu tidak baik bagimu. Allah Maha Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S al Baqarah 216).

Kedua : Ada kemudahan dibalik kesulitan.

Ketika seorang hamba didatangi ujian mungkin menghadapi beberapa kesulitan. Tapi Allah Ta’ala mengingatkan bahwa dibalik kesulitan akan ada kemudahan. Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا  فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (Q.S al Insyirah 5-6).

Syaikh as Sa’di berkata : Ini adalah BERITA GEMBIRA YANG BESAR. Setiap kali ada kesulitan dan kesusahan selalu disertai kemudahan. Bahkan jika kesulitan itu adalah karena terjebak di lubang biawak niscaya kemudahan akan masuk ke lubang biawak itu dan mengeluarkannya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Dan juga sebagaimana yang disebutkan dalam sabda Rasulullah Salallahu’alaihi Wasallam :

وَإِنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْرًا

Dan sesungguhnya kelapangan itu ada bersama kesulitan dan bahwa bersama kesulitan itu ada kemudahan. (H.R Imam Ahmad dan at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Ketiga : Jika diterima dengan sabar maka dapat pahala tanpa batas.

Sungguh amatlah tinggi kedudukan orang yang bersabar karena  dijanjikan Allah Ta’ala untuk   mendapat pahala yang tidak terbatas.  Syaikh Sulaiman bin Qashim berkata : Setiap amalan dapat diketahui ganjarannya kecuali kesabaran yang ganjarannya seperti air mengalir. Kemudian beliau membaca firman Allah Ta’ala :

 

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah  yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas (Q.S az  Zumar 10)

 

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Adapun kesabaran, pahalanya berlipat ganda tidak terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa ganjarannya sangat besar sekali hingga tak mungkin bagi seorang insan untuk membayangkan pahalanya karena tidak bisa dihitung dengan bilangan.

 

Bahkan juga, pahala sabar termasuk pahala yang maklum diisi Allah tanpa bisa dibatasi. Tidak pula dapat disamakan dengan mengatakan satu kebaikan dilipat gandakan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat.  Kesabaran itu pahalanya tanpa batas. (Syarah Riyadush Shalihin).

 

Keempat : Allah menghendaki kebaikan bagi yang diberi ujian

Ketahuilah bahwa ketika Allah Ta’ala menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka dia diberi ujian berupa musibah. Hal ini juga merupakan kabar gembira bagi orang orang yang didatangi ujian berupa musibah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

من يرد الله به خيرا يصب منه

Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan, Allah akan memberinya musibah. (H.R Imam Bukhari).

Kelima : Ujian sebagai penghapus dosa.

Sungguh ujian berupa musibah  itu untuk menggugurkan dosa. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ أَوْ الْمُؤْمِنَةِ فِي جَسَدِهِ وَفِي مَالِهِ وَفِي وَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ وَمَا عَلَيْهِ مِنْ خَطِيئَةٍ

Senantiasa ujian itu menerpa mukmin atau mukminah pada jasadnya, harta dan anaknya sampai ia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai dosa. (H.R Imam Ahmad dan at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Itulah sebagian keutamaan dan manfaat yang akan diperoleh seorang hamba yang didatangi ujian berupa musibah. Semuanya itu akan membuat dirinya terhibur dan MEMBUATNYA TIDAK BERKELUH KESAH.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.208).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar