Jumat, 26 Februari 2021

JAUHKAN DIRI DARI PERUSAK DAN PEMBATAL AMAL

 

JAUHKAN DIRI DARI PERUSAK DAN PEMBATAL AMAL

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap saat, kita hamba hamba Allah berusaha melakukan amalan yang fardhu dan berusaha pula melakukan amalan sunnah yang disyariat. Sungguh amalan amalan shalih yang kita lakukan itu DENGAN LANDASAN IMAN adalah untuk mencari ridha Allah agar diselamatkan diri kita di dunia dan TERUTAMA SEKALI DI AKHIRAT KELAK. Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ اللَّهَ يُدْخِلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ

Sungguh, Allah akan memasukkan orang orang yang BERIMAN DAN MENGERJAKAN AMAL SHALIH ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai. (Q.S Muhammad 12)

Bahkan Allah Ta’ala akan memberi surga yang paling tinggi yaitu surga Firdaus, sebagaimana firman-Nya :

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا

Sungguh, orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih untuk mereka disediakan surga Firdaus sebagai tempat tinggal.  (Q.S al Kahfi 107).

Namun demikian, sungguh amal amal shalih yang kita lakukan haruslah selalu DIJAGA DARI SEGALA SESUATU YANG MEMBATALKAN DAN YANG MERUSAKNYA. Ketika amal shalih kita batal atau rusak maka  kita bisa binasa di akhirat. Na’udzubillah.

Ketahuilah, sangat banyak hal harus yang bisa membatalkan dan merusak amal shalih yang telah kita kerjakan, diantaranya yang utama adalah :

Pertama : Perbuatan syirik atau menyekutukan Allah Ta’ala.

Inilah pembatal dan perusak amal paling puncak. Allah Ta’ala berfirman :

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

بَلِ ٱللَّهَ فَٱعْبُدْ وَكُن مِّنَ ٱلشَّٰكِرِينَ

Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi nabi) yang sebelummu : Sungguh jika engkau mempersekutukan (Allah) niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi. Karena itu hendaklah Allah saja yang engkau sembah dan hendaklah engkau termasuk orang yang bersyukur. (Q.S az Zumar 65-66).

 

وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

 

Seandainya mereka menyekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (Q.S al An’am 88).

 

Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam mengajarkan doa berlindung dari kesyirikan dan tentu sangat baik untuk diamalkan. 

 

وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ   اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ

 

Ya Allah !.  Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan  yang menyekutukan-Mu sedangkan aku mengetahuinya dan aku memohon ampun kepada-Mu atas dosa dosa yang tidak aku ketahui. (H.R Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad).

Kedua : Riya dan beramal dengan tujuan dunia.

 

Ketahuilah bahwa perbuatan riya adalah akan menghilangkan nilai pahala dari amal shalih yang dilakukan seseorang. Allah Ta’ala berfirman :

 

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ

 

Wahai orang-orang yang beriman !. Janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. (Q.S al Baqarah 264).

 

Termasuk pula dalam perkara yang bisa menghapus amal seseorang adalah beramal untuk tujuan atau niat mendapat dunia. Baik dari segi harta, jabatan dan yang lainnya. Allah Ta’ala berfirman:

 

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

 

Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka. Dan sia sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan TERHAPUSLAH APA YANG TELAH MEREKA AMALKAN. (Q.S Huud 15-16).

 

Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin berkata : (Riya adalah) Dia melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala hanya ingin mengambil perhatian orang lain dan agar mendapat nama di tengah tengah masyarakat, bukan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ia bersedekah karena ingin dikatakan dermawan, menyempunakan shalatnya agar orang mengatakan shalatnya bagus dan lain lain.

 

Seharusnya ibadah hanya untuk Allah akan tetapi menginginkan dengan itu pujian dari orang lain. Mereka mendekatkan diri kepada manusia dengan cara melaksanakan ibadah kepada Allah Ta’ala. Seperti inilah yang disebut riya’. (Tafsir Juz ‘Amma).

 

Ketiga : Melakukan ibadah menyelisihi Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.

Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengajarkan Islam ini kepada umatnya dengan lengkap dan sempurna. Oleh karena itu seseorang janganlah melakukan ibadah yang tidak ada tuntunan atau contohnya dari beliau. Tak baik mengada ada dalam ibadah. Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْه ِأَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Barangsiapa  beramal yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalannya tertolak. (H.R Imam Muslim)

Ketika seseorang yang berani membuat perkara perkara baru yang diada adakan dalam ibadah maka bukan hanya ibadahnya tertolak tetapi  Allah Ta’ala  mengancam dengan fitnah dan adzab yang pedih. Allah Ta’ala berfirman : 

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Hendaklah takut orang orang yang menyalahi (menyelisihi) perintahnya (yakni perintah Rasul) akan menimpa mereka fitnah atau menimpa mereka adzab yang sangat pedih. (Q.S an Nuur 63).

Ketahuilah bahwa hamba hamba Allah sangatlah dianjurkan untuk senantiasa berdoa terutama sekali dalam rangkaian dzikir pagi, yaitu doa yang diajarkan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam :

 اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً  

Ya Allah !. Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amalan yang diterima. (H.R Imam Ahmad dan Ibnu Majah, dishahihkan leh Syaikh al Albani).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.246).

 

 

    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar