Senin, 18 Januari 2021

TAK DIANJURKAN MEMBALAS CELAAN ATAUPUN CACIAN

 

TAK DIANJURKAN MEMBALAS CELAAN ATAUPUN CACIAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

 Mencela atau mencaci seseorang adalah salah satu pebuatan buruk yang mesti dijauhi oleh orang orang beriman.   Imam adz-Dzahabi rahimahullah bahkan memasukkan  perbuatan suka mencela dalam daftar dosa-dosa besar. (Kitab al Kabair).

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ

Mencaci seorang muslim adalah perbuatan fasik dan memeranginya adalah perbuatan kufur. (H.R Imam Bukhri dan Imam Muslim).

Oleh karena itu hamba hamba Allah haruslah berusaha  menjauhi perbuatan buruk ini. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam mengingatkan dalam sabda beliau :

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلاَ اللَّعَّانِ وَلاَ الْفَاحِشِ وَلاَ الْبَذِيْءِ

BUKANLAH SEORANG BERIMAN YANG SUKA MENCELA, suka melaknat, keji lagi suka berkata kotor. (H.R Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad dan juga Imam Ahmad dan yang selainnya)

Sungguh  Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam berwasiat kepada Abu Jurayyi Jabir bin Sulaim Radhiyallahu anhu :

لَا تَسُبَّنَّ أَحَدًا

قَالَ فَمَا سَبَبْتُ بَعْدَهُ حُرًّا وَلَا عَبْدًا وَلَا بَعِيرًا وَلَا شَاةً

Janganlah engkau mencela seorangpun !. Abu Jurayyi berkata : Maka setelah itu aku tidak pernah mencela seorang yang merdeka, seorang budak, seekor onta, dan seekor kambing. (H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).

Lalu bagaimana jika engkau dicela ?. Ketahuilah bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  tak menganjurkan untuk membalas celaan ataupun cacian. Beliau melarang untuk membalas sebagaimana sabda beliau :

وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيْكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيْهِ ، فإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ .

Apabila ada seseorang yang mencela dan mencacimu dengan sesuatu yang dia ketahui tentang dirimu maka jangan engkau membalas mencercanya dengan sesuatu yang engkau ketahui dari dirinya, sebab akibat buruknya hanya akan menimpa dirinya sendiri. (H.R Abu Dawud, at Tirmidzi dan Imam Ahmad)

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

إِذَا سَبَّقَ رَجُلٌ بِمَا يَعْلَمُ مِنْكَ ، فَلاَ تَسُبُّهُ بِمَا تَعْلَمُ مِنْهُ ، فَيَكُوْنُ أَجْرُ ذَالِكَ لَكَ ، وَوَبَالُهُ عَلَيْهِ .

Apabila seseorang mencacimu dengan sesuatu yang dia ketahui dari dirimu maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui tentangnya. Sebab dengan  itu kamu mendapat pahala sedangkan dia akan mendapatkan akibat buruknya. (Hadits shahih lighairi, riwayat Ibnu Mani’ dari Ibnu Umar. Lihat Ensklopedi Larangan Syaikh Salim bin ‘Ied al Hilali).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

المُتَسَابَّنِ مَا قَالاَ فَعَلَى البَادِئِ مِنْهُمَا حَتَّى يَعْتَدِي الْمَظْلُومُ .

Dua orang yang saling mencela menurut apa yang mereka katakan sedang dosanya ditimpakan kepada orang yang memulai terlebih dahulu, kecuali apabila orang yang dicela membalas melebihi apa yang dikatakan oleh orang yang memulai. (H.R Imam Muslim).  

Oleh karena itu, hamba hamba Allah bersabarlah ketika ada yang mencela ataupun mencaci. Celaan atau cacian manusia tak membuat orang orang beriman menjadi rendah derajatnya. Sungguh kemuliaan seseorang di sisi Allah adalah karena takwa, sebagaimana firman-Nya :

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sungguh, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang YANG PALING BERTAKWA. Sungguh Allah Maha Mengetahui Mahateliti. (Q.S al Hujurat 13).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.185)

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar