Sabtu, 09 Januari 2021

BERUSAHALAH MENGAJAK ORANG LAIN KEPADA KEBAIKAN

BERUSAHALAH MENGAJAK ORANG LAIN KEPADA KEBAIKAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Mengajak orang lain kepada kebaikan adalah perbuatan mulia dan betul betul dianjurkan dalam syariat Islam. Ini termasuk bagian dari tolong menolong dalam kebaikan yang diperintahkan Allah Ta’ala, sebagaimana firman-Nya :

وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ

Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa. Dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksa-Nya.   (Q.S al Maidah 2).

Selain itu, Allah Ta’ala juga menjelaskan bahwa umat terbaik adalah yang menyuruh  kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Allah Ta’ala berfirman :

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah. (Q.S Ali Imran 110).

Mengajak kepada kebaikan bisa dikatakan sebagai bagian dari berdakwah. Dan berdakwah dalam arti mengajak kebaikan bukanlah milik orang orang YANG SUDAH MEMILIKI BANYAK ILMU SAJA.   Bukan monopoli milik ustadz saja dengan berbicara dihadapan orang banyak di mimbar mimbar. Ketahuilah mengajak kepada kebaikan adalah MILIK SETIAP ORANG sesuai kemampuannya.

Sungguh mengajak orang lain kepada kebaikan melalui ucapan, melalui tulisan ataupun dengan memberi teladan dan banyak lagi yang lainnya, akan mendatangkan manfaat dan pahala di sisi Allah Ta’ala, diantaranya adalah :

Pertama : Mendapat pahala seperti orang yang mengerjakannya.

Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amir Al Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

Barangsiapa yang MENUNJUKKAN KEPADA KEBAIKAN maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya. (H.R Imam Muslim).

Bahkan pahala orang yang didakwahi tidak berkurang sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا

Barangsiapa memberi petunjuk pada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikuti ajakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun juga. (H.R Imam Muslim).

Diantara contohnya dalam hal ini adalah ketika seseorang mengajak saudaranya untuk melakukan shalat sunnah ataupun puasa sunnah lalu  diamalkan oleh orang yang diajak maka selama orang yang diajak mengamalkannya pahalanya juga akan didapat oleh YANG MENGAJAK SELAMA DIA HIDUP BAHKAN PADA SAAT DIA SUDAH WAFAT.

Contoh lainnya adalah ketika seseorang mengajarkan orang lain untuk menyebut nama Allah sebelum makan membaca alhamdulillah sesudah makan  lalu diamalkan oleh yang diajak maka pahalanya akan mengalir kepada yang mengajak.   

Kedua : Lebih baik dari memiliki unta yang paling mahal.

Selain itu, mengajarkan atau mengajak kepada kebaikan lebih bernilai dari harta yang paling mahal dan disukai. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

فَوَاللهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلً وَاحِدً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ .

Maka demi Allah, kalaulah sekiranya Allah Ta’ala memberikan petunjuk seorang laki laki saja, melalui dirimu maka hal itu lebih baik daripada engkau memiliki unta merah (unta yang paling mahal). H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim.

(3) Mengajarkan ilmu mendatangkan pahala jariyah.

Ketika orang yang telah mengajarkan ilmu atau mengajak kepada kebaikan, wafat, maka ada pahala yang mengalir terus baginya. Perkara ini dijelaskan dalam suatu hadits  tentang pahala jariyah bagi orang yang mengajarkan ilmu yang bermanfaat ketika masih hidup. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang shalih. (H.R Imam Muslim).

Nah, ketika mengajak orang lain kepada kebaikan semestinya yang mengajak berusaha menjaga : (1) Ikhlas untuk mencari ridha Allah saja. (2) Sikap tetap tawadhu’ tak merasa lebih baik dari orang lain. (3) Wajib mengamalkan  kebaikan yang diajarkannya JIKA DIA MAMPU.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.172)      

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar