Selasa, 26 Januari 2021

HARI TUA KESEMPATAN TERAKHIR MELAKUKAN AMAL SHALIH

 

HARI TUA KESEMPATAN TERAKHIR MELAKUKAN AMAL SHALIH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketika seorang hamba telah berumur 60 tahun bisa dikatakan dia telah berada di   fase terakhir atau kesempatan terakhir menjalani kehidupan di dunia ini.  Ketahuilah bahwa jika  umur sudah 60 tahun saat untuk dipanggil Allah Ta’ala hanya ada dua : (1) Sudah dekat atau (2) Sudah dekat sekali.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam mengabarkan bahwa usia kebanyakan umat beliau aadalah berkisar antara 60-70 tahun sebagaimana disebutkan dalam satu hadits dari Abu Hurairah :  

أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوْزُ ذَلِكَ

Umur umatku (umumnya berkisar) antara 60 sampai 70 tahun. Jarang sekali di antara mereka melewati itu. (H.R at Tirmidzi).


Oleh karena itu teruslah memperbanyak MENGINGAT KEMATIAN.
Dalam hadits  dari Abu Hurairah disebutkan :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ ». يَعْنِى الْمَوْتَ.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian. (H.R at Tirmidzi).

Hakikatnya Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam tentang mengingat mati tentu  ditujukan kepada setiap orang yang telah baligh dan tentu TERUTAMA SEKALI BAHKAN SANGAT PENTING UNTUK YANG TELAH BERUSIA LANJUT.

Ad-Daqqaq berkata : Siapa yang banyak mengingat mati, ia akan dimuliakan dengan tiga perkara : (1) Bersegera untuk bertaubat. (2)  Hatinya merasa cukup.  (3) Giat dan semangat dalam beribadah. Sebaliknya, siapa yang melupakan mati ia akan dihukum dengan tiga perkara : (1) Menunda nunda taubat. (2) tidak ridha dengan perasaan cukup. (3) Malas atau lalai dalam beribadah.  (Kitab at Tadzkirah, Imam al Qurthubi).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga telah mengingatkan kita semua dalam sabda beliau :

أَفْضَلُ المُؤْمِنِينَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَ أَكْيَسُهُمْ أَكْثَرُهُم لِلمَوتِ ذِكْرًا وَ أَحْسَنُهُم لَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ

Orang mukmin yang paling utama adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang mukmin yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan PALING BAIK PERSIAPANNYA  untuk menghadapi kematian. Mereka semua adalah orang-orang cerdas (yang sesungguhnya, pent). (H.R at Tirmidzi).

Ketahuilah bahwa persiapan sebelum mati YANG PALING UTAMA DAN TIDAK BOLEH TIDAK HARUS ADA YAITU IMAN DAN AMAL SHALIH. Persiapan inilah yang akan menyelamatkan manusia di akhirat kelak. Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ

Sungguh, orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih mereka akan mendapatkan surga yang mengalir di bawahnya sungai sungai, itulah kemenangan yang agung. (Q.S al Buruj 11).

Dan juga firman Allah Ta’ala :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S an Nahal 97).

Imam Ibnu Katsir berkata : Ini merupakan janji Allah Ta’ala bagi orang yang mengerjakan amal shalih yaitu amal yang mengikuti Kitab Allah Ta’ala dan Sunnah Rasul-Nya, baik laki maupun perempuan yang hatinya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Amal yang diperintahkan itu telah disyariatkan dari sisi Allah yaitu Dia akan memberinya kehidupan yang baik di dunia dan akan memberikan balasan di akhirat kelak dengan balasan yang lebih baik dari pada amalnya. Kehidupan yang baik itu mencakup seluruh bentuk ketenangan, bagaimanapun wujudnya. (Tafsir Ibnu Katsir).

Lalu ada yang berkata : Sekarang umurku sudah 60 tahun. Dahulunya aku banyak melalaikan kewajiban kepada Allah Ta’ala. Apakah Allah Ta’ala akan mengampuni dosa dosa dan menerima amal ibadahku ?.

Saudaraku, mari kita simak apa yang disebutkan  Imam Ibnul Rajab al Hambali yang menceritakan bahwa pada suatu kali imam Fudhail bin Iyadh, seorang Tabi’in, pernah bertanya kepada seorang laki laki : Berapa usiamu ?. Orang itu menjawab : 60 tahun.

Lalu Imam Fudhail berkata : Berarti selama 60 tahun engkau telah berjalan menuju Rabb-mu dan saat ini engkau hampir sampai kepada-Nya.

Maka laki laki itu berkata : Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).

Kemudian Imam Fudhail bertanya kepadanya : Tahukah engkau tafsir dari apa yang engkau ucapkan itu ?. Laki laki itu berkata : Tafsirkanlah ucapan itu untukku, wahai Abu Ali. Fudhail bin Iyadh menjelaskan : 

Pertama : Barangsiapa yang mengetahui bahwa ia adalah hamba Allah dan akan kembali kepada-Nya  maka hendaklah ia mengetahui bahwa kelak ia akan disuruh berdiri dihadapan Rabb-nya. 

Kedua : Barangsiapa yang mengetahui bahwa ia akan disuruh berdiri dihadapan  Rabb-nya maka hendaklah dia mengetahui bahwa dia pasti akan ditanya.

Ketiga : Barangsiapa yang mengetahui bahwa ia akan ditanya maka hendaklah ia mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan itu.

Selanjutnya laki laki itu berkata : Lalu bagaimana jalan keluarnya ?. Jalan keluarnya mudah kata Fudhail bin Iyadh. Orang itu bertanya lagi : Apakah itu wahai Abu Ali ?

Imam Fudhail bin Iyadh menjawab : Hendaklah engkau BERBUAT KEBAIKAN DI SISA UMURMU.  Niscaya Allah akan mengampuni (dosa) apa yang telah lalu atas dirimu. Sesungguhnya jika engkau tetap berbuat keburukan pada sisa umurmu niscaya engkau akan dihisab atas semua perbuatan (buruk) mu yang telah lalu dan yang akan datang (Jami’ul Ulum wal Hikam).

Oleh karena itu mulai SAAT INI JUGA betul betul fokuslah untuk melakukan  amal shalih  karena ini adalah KESEMPATAN TERAKHIR sebelum diwafatkan.  Ketahuilah bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ

Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya. (H.R Imam Bukhari).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.199)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar