Jumat, 15 Januari 2021

PERKARA YANG MENGHALANGI UNTUK MELAKUKAN MUHASABAH

 

PERKARA YANG MENGHALANGI UNTUK MELAKUKAN MUHASABAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Melakukan muhasabah, introspeksi diri atau evaluasi diri  secara bahasa  bermakna melakukan perhitungan. Sementara secara istilah  muhasabah adalah suatu upaya dalam melakukan evaluasi terhadap diri sendiri untuk melihat kebaikan dan keburukan yang telah dilakukan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala  telah mengingatkan agar orang orang beriman senantiasa melakukan introspeksi diri atau muhasabah, sebagaimana firman-Nya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Wahai orang-orang yang beriman !. Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S al Hasyr 18).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam juga mengingatkan tentang muhasabah, sebagaimana sabda beliau :

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ والعَاجِرُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنِّى عَلَى اللهِ

Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT.” (H.R at Tirmidzi, Hadits ini Hasan).

Kalau kita perhatikan ternyata tak banyak orang yang mau melakukan evaluasi atau muhasabah untuk urusan akhiratnya. Kenapa ?, karena melakukan muhasabah itu memiliki perkara perkara yang menghalanginya. Diantaranya adalah :

Pertama : Menganggap diri tak ada cela.

Menganggap diri orang baik, tidak mempunyai  cela. Allah Ta’ala berfirman :

فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى

Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. (Q.S an Najm 32)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam  bersabda :

لاَ تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمُ اللَّهُ أَعْلَمُ بِأَهْلِ الْبِرِّ مِنْكُمْ

Janganlah kalian merasa diri kalian suci, Allah lebih tahu akan orang-orang yang berbuat baik diantara kalian. (H R Imam Muslim).

Nah, ketika seseorang menganggap dirinya sudah  baik tidak ada cela maka tidak berusaha lagi melihat kekurangan sendiri sehingga lalai  untuk melakukan muhasabah. Yang lebih berbahaya lagi adalah menghabiskan waktu untuk memperhatikan kekurangan orang lain dan hampir tidak pernah melihat kekurangan diri sendiri. Akhirnya  semakin  terhalang untuk melakukan  muhasabah atau evaluasi diri.

Imam Fudhail bin Iyadh berkata : Wahai si fakir (maksudnya dirinya sendiri), (1) Engkau sering berbuat keburukan sementara engkau menganggap dirimu orang baik. (2) Engkau jahil sementara engkau menganggap berilmu. (3) Engkau bodoh sementara engkau menganggap dirimu pintar. (4) Ajalmu tinggal sebentar sedangkan  angan anganmu sangatlah panjang. 

Imam ad Dzahabi mengomentari : Demi Allah, beliau (Fudhail) benar. (Lalu adz Dzahabi menambahkan) : (1) Engkau zhalim tapi merasa dizhalimi. (2) Engkau makan yang haram sementara engkau merasa orang yang wara’ (3) Engkau fasik tapi merasa sebagai orang  yang adil. (4) Engkau menuntut ilmu karena dunia tapi engkau beranggapan dirimu menuntut ilmu karena Allah Ta’ala. (Tahdzi as Siyar).

Kedua : Tertipu dengan urusan dunia.

Ini juga merupakan salah satu penghalang dalam melakukan muhasabah.  Memang manusia memiliki kesibukan mengurus usaha, pekerjaan, harta, keluarga dan yang lainnya, tetapi jangan berlebihan. Jangan dijadikan tujuan utama, sehingga bisa membuat lalai dalam mengingat Allah dan beribadah kepada-Nya TERMASUK JUGA LALAI DALAM MELAKUKAN MUHASABAH. Allah Ta’ala berfirman :  

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Wahai orang orang yang beriman. Janganlah harta bendamu dan anak anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang orang yang rugi.  (Q.S al Munaafiquun 9).

Ketiga : Banyak berbuat maksiat dan dosa.

Orang yang banyak berbuat  bermaksiat dan dosa akan tenggelam dalam kemaksiatan yang semakin jauh. Ketahuilah saudaraku, bahwa perbuatan dosa dan maksiat akan melahirkan musibah. Ketahuilah bahwa lalai dalam melakukan muhasabah hakikatnya adalah musibah besar dan tidaklah musibah itu datang melainkan karena perbuatan maksiat. Allah Ta’ala berfirman : 

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Dan musibah apa saja yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan banyak (kesalahan kesalahanmu). Q.S asy Syuura 30.

Ketahuilah bahwa berbuat dosa dan  maksiat adalah termasuk MUSIBAH dan akan menjauhkan seseorang  dari keinginan untuk melakukan muhasabah karena mereka  tenggelam dalam dosa dan maksiat.

Hamba hamba Allah hendaklah berusaha menjauhkan diri dari PENGHALANG PENGHALANG INI sehingga bisa melakukan muhasabah setiap saat. Insya Alah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.181)

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar