Senin, 03 Februari 2020

ORANG BERIMAN TAK PANTAS MENGOLOK OLOK SAUDARANYA


ORANG BERIMAN TAK PANTAS MENGOLOK OLOK SAUDARANYA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, Allah Ta’ala telah mengingatkan bahwa orang beriman itu bersaudara. Allah Ta’ala telah menjelaskan tentang hal ini sebagaimana firman-Nya :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Sesungguhnya orang beriman itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. (Q.S al Hujurat 10).

Syaikh as Sa’di berkata : “Sesungguhnya orang beriman itu bersaudara”. Ini adalah perjanjian yang ditunaikan Allah Ta’ala di antara sesama orang beriman. Siapapun orangnya yang berada di belahan timur  bumi ataupun barat yang beriman kepada Allah Ta’ala, Malaikat, kitab kitab, rasul rasul-Nya serta beriman kepada Hari Akhir maka dia adalah saudara orang yang beriman lainnya.

Persaudaraan yang mengharuskan orang orang (beriman) mencintai saudaranya sebagaimana mereka mencintai diri mereka sendiri serta tidak menyukai apapun yang mengenainya sebagaimana diri mereka sendiri tidak suka terkena hal itu. (Ini sebagaimana disebutkan dalam Shahih Muslim no. 1728). Lihat Tafsir Taisir Karimir Rahman.

Bahkan sebagai salah satu konsekwensi persaudaraan maka seorang beriman  haruslah menjadi penolong bagi yang lain. Allah Ta’ala berfirman :

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ

Dan orang orang yang beriman, laki laki dan perempuan sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. (Q.S at Taubah 71)

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Hadits di atas semakna pula dengan hadits dari Abdullah bin ‘Amr bin al ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda :

فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ وَيَدْخُلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَلْيَأْتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِى يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْهِ

Barangsiapa ingin dijauhkan dari neraka dan masuk ke dalam surga, hendaknya ketika ia mati dalam keadaan beriman kepada Allah, dan hendaknya ia berperilaku kepada orang lain sebagaimana ia senang diperlakukan oleh orang lain. (H.R Imam  Muslim).

Kalau kita perhatikan, dalam masyarakat di zaman ini, sebagian orang  beriman  melakukan keburukan kepada saudaranya yaitu diantaranya DENGAN MENGOLOK OLOKNYA, yaitu mempermainkan dan terkadang mencela dengan ucapan dan perbuatan.

Ada yang mengolok olok temannya, mengolok olok atasannya bahkan yang paling buruk lagi mengolok olok gurunya. Umumnya dilakukan dibelakang orang yang diolok olok.  

Mengolok olok ini amat sering dilakukan sebagai bahan lucu lucuan untuk bisa tertawa ria dalam satu majlis. Dizaman ini telah berkembang pula perbuatan mengolok olok melalui media sosial. Ini lebih gawat lagi karena dalam beberapa menit saja berkembang atau menyebar kemana mana sehingga diketahui orang banyak.

Sungguh, perbuatan mengolok olok adalah SANGAT TERCELA DALAM SYARIAT ISLAM. Allah Ta’ala telah memberi peringatan tentang perkara ini.

Wahai orang orang beriman !. Janganlah suatu kaum mengolok olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok olokkan) dari mereka (yang mengolok olok). (Q.S al Hujurat 11)

Syaikh as Sa’di berkata : “Janganlah suatu kaum mengolok olok kaum yang lain” dengan PERKATAAN, MAUPUN PERBUATAN yang menunjukkan sikap menghina sesama saudara muslim karena HAL ITU HARAM dan tidak diperbolehkan. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Kesimpulannya adalah bahwa ketika seseorang memperolok olok saudaranya maka semuanya bermuara kepada keburukan, diantaranya :   

(1) Menghina dan merendahkan saudaranya maka ini bermakna bahwa  dia merasa  lebih baik dari orang yang diolok oloknya.

(2) Membuka aib, keburukan atau kekurangan saudaranya. Ini termasuk bagian dari ghibah yang tercela.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.879)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar