Minggu, 18 November 2018

TANDA TANDA RIYA' DALAM IBADAH


TANDA TANDA RIYA DALAM IBADAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Manusia diciptakan Allah Ta’ala untuk satu tujuan yaitu BERIBADAH, MENGABDI DAN MENYEMBAH KEPADANYA SAJA. Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S adz Dzariat 56).

Oleh karena itu maka semua ibadah atau amal shalih yang dilakukan seorang hamba haruslah dilakukan dengan ikhlas mencari ridha-Nya. Tidak boleh ditujukan kepada makhluk yang mana pun. Jika tujuan suatu ibadah dikaitkan atau ditujukan kepada makhluk maka amal ibadah itu tak bernilai di sisi Allah Ta’ala bahkan si pelakunya berhak mendapat murka Allah.

Ketika seseorang beribadah untuk mencari ridha makhluk maka jatuhlah dia kepada kesalahan besar yaitu disebut sebagai beribadah dengan riya’ . Lalu bagaimana penjelasan tentang riya’. Diantaranya adalah :

Pertama : Secara istilah syar’i riya’ adalah seseorang melakukan ibadah (yang asalnya) untuk mendekatkan diri kepada Allah tetapi dia melakukannya bukan karena Allah melainkan karena tujuan dunia. (Majmu’al Wasith).

Kedua : Imam al Qurthubi berkata : Hakikat riya’ adalah mencari apa yang ada di dunia dengan (perantara) ibadah dan pada asalnya adalah mencari tempat di hati manusia. (Al Ikhlash, Dr. Umar Sulaiman al Asyqar).    

Ketiga : Jadi riya’ adalah melakukan ibadah untuk mencari perhatian manusia sehingga mereka memuji pelakunya dan dia mengharap pengagungan, pujian serta penghormatan dari orang yang melihat ibadahnya. (Tafsir al Qurthubi).

Oleh sebab itu maka seseorang haruslah menjauhkan diri dari segala perbuatan atau sikap riya’ karena akan menghapus nilai ibadah. Diantara cara yang utama untuk menjauhi sifat riya’ adalah dengan mengenal tanda tandanya. Diantara tanda riya pada diri seseorang adalah :

Pertama : Orang yang riya’ dalam beribadah biasanya sangatlah senang menyebut nyebut bahkan menghitung hitung ibadahnya. Saya sudah shalat malam sekian kali, sekian rakaat dan juga sudah melakukan shalat ini dan itu. Sudah membaca al Qur an sekian ayat, sudah bersedekah sekian sekian.

Kedua : Orang yang riya’ dalam beribadah biasanya adalah untuk tujuan duniawi. Dia beribadah mengharapkan harta, pangkat, jabatan dan popularitas. Bahkan berharap pujian agar dikatakan sebagai orang shalih.

Ketiga : Orang yang riya’ dalam beribadah biasanya sangat senang memperlihatkan amal shalihnya. Kalau beribadah dihadapan orang banyak dia terlihat lebih bersungguh sungguh tetapi kalau beribadah di kesendiriannya maka dia melakukannya sekenanya saja.

Keempat : Orang yang riya’ dalam beribadah biasanya tidak puas kalau Allah saja yang mengetahui. Oleh sebab itu setiap amal ibadahnya di kabarkan atau diceritakan kepada orang dengan berbagai cara sehingga memuaskan hatinya.

Sungguh sangatlah berbahaya akibat dari perbuatan riya’ karena bisa menghapus nilai amal ibadah seorang hamba. Dalam satu hadis qudsi Allah Ta’ala berfirman :

أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ

Aku paling tidak butuh pada sekutu-sekutu, barangsiapa yang beramal sebuah amal kemudian dia menyekutukan-Ku di dalamnya maka Aku tinggalkan dia dan syiriknya. (H.R Imam Muslim)

Imam Nawawi rahimahullah berkata : Maknanya adalah Aku tidak butuh pada persekutuan dan yang lainnya, barangsiapa beramal sesuatu untuk-Ku dan untuk selain-Ku maka Aku tidak menerimanya, bahkan Aku meninggalkanya untuk yang lainnya itu. Maksudnya yaitu amal orang yang melakukan riya’ adalah batil dan tidak ada pahala di dalamnya, serta dia berdosa. (Syarh Shahih Muslim)

Semoga Allah Ta’ala menjauhkan diri kita dari perbuatan riya’ yang membuat amal kita terhapus, tak bernilai disisi-Nya. Wallahu A’lam. (1.458)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar