Sabtu, 10 November 2018

PERBUATAN YANG MENGHAPUS AMAL SHALIH


PERBUATAN YANG AKAN MENGHAPUS AMAL SHALIH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Ketika seseorang memiliki harta seperti rumah, mobil dan yang lainnya tentu dia akan berusaha menjaganya sebaik mungkin. Itu tentu tidak salah karena memang demikianlah seharusnya agar bisa dimanfaatkan ketika dibutuhkan. Cuma terkadang ada sebagian orang yang memelihara dan menjaga hartanya dengan cara agak berlebihan. 

Misalkan seseorang memiliki mobil bagus, mewah dan mahal maka ketika kembali ke rumah dari suatu keperluan, mobil itu segera dimasukkan ke garasi. Lalu dilakukan pengamanan berlapis. (1) Dipasang kunci stir pengamanan anti maling. (2) Diaktifkan kunci rahasia anti starter. (3) Pintu mobil dikunci dengan remote sekali gus alarmnya terpasang. (4)  Selanjutnya, semua pintu mobil ditarik handelnya untuk memastikan bahwa semua pintu telah terkunci dengan sempurna. (4) Diaktifkan CCTV di garasi. (5) Pintu garasi ditutup dan dikunci dengan baik.

Langkah pengamanan harta berupa mobil tersebut dilakukan agar mobil terjaga dari kemungkinan hilang karena dicuri. Ketahuilah bahwa ada suatu yang sangat penting bahkan paling utama untuk dilakukan pengamanan agar tak hilang atau terhapus yaitu AMAL SHALIH YANG DILANDASI IMAN. 

Kalau harta dunia yang hilang maka barangkali pada suatu waktu akan diganti Allah dengan yang lebih baik. Juga ada ladang pahala disitu jika seseorang bersabar. Tidak demikian dengan harta akhirat yaitu amal shalih. Jika hilang, belum tentu ada kesempatan lagi untuk melakukan kebaikan.

Oleh karena itu seharusnya seorang hamba benar benar  takut kalau yang hilang atau terhapus itu adalah amal shalihnya. Amal shalih yang dilandasi iman adalah BEKAL YANG PENTING YANG AKAN MENYELAMATKAN seorang hamba di hari akhirat kelak agar menjadi orang yang beruntung mendapatkan surga-Nya.

Allah Ta’ala berfirman : 

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ

Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang orang yang BERIMAN DAN BERAMAL SHALIH  bahwa untuk mereka (disediakan) surga surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai.  (Q.S al Baqarah 25).

Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ

Sungguh, orang orang yang BERIMAN DAN MENGERJAKAN AMAL SHALIH mereka akan mendapat surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai. Itulah kemenangan yang agung.  (Q.S al Buruj 11)

Ketahuilah bahwa amal shalih yang dilakukan BISA TERHAPUS ATAU HILANG. Oleh  karena itu orang beriman haruslah menjaga dengan sebaik baiknya. Berikut ini adalah  sebab yang bisa menghapus amal shalih, diantaranya :

Pertama : Melakukan syirik besar

Kesyirikan besar dengan berbagai jenisnya merupakan bentuk kezaliman besar karena menyetarakan Allah ta’ala dengan makhluk-Nya. Dan diantara balasannya adalah terhapusnya semua  amalan kebaikan yang mereka lakukan.

وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Seandainya mereka menyekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (Q.S al An’am 88).

Bahkan Allah Ta’ala tidak akan mengampuni dosa seseorang yang mati dalam kesyirikan dan belum sempat bertaubat. Allah berfirman :

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (berbuat kesyirikan) dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang  Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah maka sungguh dia telah berbuat dosa yang besar. (Q.S an Nisa’ 48)

Kedua: Perbuatan riya’ dan sum’ah.

Di antara perbuatan yang akan merusak bahkan menghapus amal seorang hamba adalah perbuatan riya’ dan  sum’ah. Yaitu orang orang yang melakukan suatu perbuatan baik dengan tujuan agar diketahui dan didengar orang lain lalu mendapat pujian dan popularitas. Sungguh dalam satu hadis qudsi Allah Ta’ala berfirman :

أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ

Aku paling tidak butuh pada sekutu-sekutu, barangsiapa yang beramal sebuah amal kemudian dia menyekutukan-Ku di dalamnya maka Aku tinggalkan dia dan syiriknya. (H.R Imam Muslim)

Imam Nawawi rahimahullah berkata, ‘Maknanya adalah Aku tidak butuh pada persekutuan dan yang lainnya, barangsiapa beramal sesuatu untuk-Ku dan untuk selain-Ku maka Aku tidak menerimanya, bahkan Aku meninggalkanya untuk yang lainnya itu. Maksudnya yaitu amal orang yang melakukan riya’ adalah batil dan tidak ada pahala di dalamnya, serta dia berdosa. (Syarh Shahih Muslim)

Ketiga : Mengungkit ungkit sedekah.

Seseorang hamba yang melakukan suatu kebaikan seperti membantu orang lain,  bersedekah dan yang lainnya haruslah menjaga kebaikan itu agar tetap langgeng dan terus ada sampai dibawa ke negeri akhirat yaitu sebagai amal shalih. Jangan sampai terhapus karena diungkin ungkit di dunia.

Allah Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ

Wahai orang orang yang beriman !. Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima). Q.S al Baqarah 264.   

Keempat : Bersumpah atas Nama Allah  bahwa seseorang tak akan diampuni.

Ini merupakan salah satu bentuk ucapan tanpa ilmu, sebab ampunan Allah adalah perkara ghaib. Tak seorangpun bisa mengetahuinya.  Walau pun dari segi lahir terlihat seseorang banyak berbuat dosa dan maksiat, namun tidak boleh disebut secara langsung bahwa ia tidak akan diampuni oleh Allah Ta’ala sebab ini akan merusak dan menghapus amalan orang yang berkata demikian.

Boleh jadi, suatu saat orang tersebut bertaubat atau Allah benar-benar mengampuni-Nya. Dalam hadis Jundub radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mengisahkan ada seseorang berkata : “Demi Allah, Allah pasti tidak akan mengampuni si fulan. Maka Allah Ta’ala berfirman :

مَنْ ذَا الَّذِي يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنْ لَا أَغْفِرَ لِفُلَانٍ فَإِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لِفُلَانٍ وَأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ

Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku, bahwa Aku tidak akan mengampuni Si Fulan, sesungguhnya Aku telah mengampuni Si Fulan, dan Aku menggugurkan amalmu”. (H.R Imam Muslim).

Kelima : Beramal untuk tujuan dunia.

Termasuk pula dalam perkara yang bisa menghapus amal seseorang adalah beramal untuk tujuan atau niat mendapat dunia. Baik dari segi harta, jabatan dan yang lainnya.
Allah Ta’ala berfirman:

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka. Dan sia sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan TERHAPUSLAH APA YANG TELAH MEREKA AMALKAN. (Q.S Huud 15-16).

Keenam : Melakukan maksiat  tatkala sendiri.

Melakukan keburukan atau maksiat dihadapan manusia, mungkin tak banyak orang yang mau melakukannya karena ada rasa takut atau malu. Namun banyak orang yang mau melakukan keburukan di kala bersendirian. Ketahuilah bahwa perbuatan ini bisa menghapus amalnya.

Dalam hadis: “Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari ummatku yang datang pada hari Kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih, lantas Allah menjadikannya sia-sia.” Tsauban berkata; “Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka kepada kami, dan jelaskanlah tentang mereka kepada kami, supaya kami tidak menjadi seperti mereka sementara kami tidak mengetahuinya.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian mengerjakannya, tetapi mereka adalah kaum yang jika menyepi (tidak ada orang lain yang melihatnya) dengan apa-apa yang di haramkan Allah, maka mereka terus (segera) melanggarnya.” (H.R Ibnu Majah).

Ketujuh : Melakukan bid’ah yaitu  mengada ada dalam ibadah.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْه ِأَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Barang siapa  beramal yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalannya tertolak. (H.R Imam Muslim)

Seseorang yang berani membuat perkara perkara baru yang diada adakan yaitu penambahan atau pengurangan dalam syariat  maka  Allah Ta’ala  mengancam dengan fitnah dan adzab yang pedih. 

Allah Ta’ala berfirman : 

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Hendaklah takut orang orang yang menyalahi (menyelisihi) perintahnya (yakni perintah Rasul) akan menimpa mereka fitnah atau menimpa mereka adzab yang sangat pedih. (Q.S an Nuur 63).

Sungguh, kehilangan harta dunia tidaklah sesuatu yang terlalu berat tetapi kehilangan atau TERHAPUSNYA AMAL SHALIH untuk bekal akhirat sangatlah merugi dan mendatangkan penyesalan berkepanjangan. Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam. (1.452).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar