Jumat, 09 November 2018

MANUSIA DURHAKA TAK SEGERA DI ADZAB DI DUNIA ??


MANUSIA DURHAKA TAK SEGERA DI ADZAB DI DUNIA ??

Oleh : Azwir B. Chaniago

Melihat tingkah polah dan kelakuan buruk  manusia durhaka yang  selalu bermaksiat kepada Allah dan menzhalimi manusia,  maka banyak orang orang yang  imannya benar merasa geram, gerah,  marah dan bisa jadi ada yang  mendoakan keburukan agar laknat Allah mendatangi  orang orang durhaka dan zhalim ini. Sebagian orang orang beriman menginginkan agar  laknat Allah diturunkan kepada mereka di dunia ini dan dapat disaksikan orang banyak.
  
Lalu ada  yang bertanya : KENAPA ALLAH TA’ALA TIDAK MENYEGERAKAN SEBAGIAN ADZAB DIBERIKAN DI DUNIA INI KEPADA ORANG ORANG YANG TELAH MENDURHAKAI ALLAH DAN BERBUAT ZHALIM KEPADA MANUSIA ?. 

Sungguh  jika Allah berkehendak tentulah sangat mudah bagi Allah untuk menghukum manusia manusia durhaka ini. Tapi semua itu ketetapannya ada di tangan Allah Yang Maha Bijaksana.

Ketahuilah bahwa salah satu nama Allah yang Mahaindah dan Mulia adalah AL HALIM yakni Maha Penyantun. 

Ini disebutkan  dalam al Qur an, diantaranya : 

(1) Dalam surat al Baqarah 235, Allah Ta’ala berfirman :

وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ

Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengambpun dan Maha Penyantun.

(2) Dalam surat al Ahzab 51. Allah Ta’ala berfirman : 

وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَلِيمًا

Dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Penyantun. 

Syaikh Prof. DR. Abdurrazaq bin Muhsin al Badr,   antara lain menjelaskan bahwa   Al Halim yakni Maha Penyantun bermakna : Yang tidak menyegerakan hukuman bagi hamba hamba-Nya karena dosa dosa dan  maksiat mereka. Allah melihat hamba hamba-Nya kufur dan durhaka kepada-Nya. Tetapi Dia bersifat santun terhadap mereka dan menangguhkan (hukuman). Dia mengamati dan menunda serta tidak menyegerakan.

Bahkan Dia masih terus saja melimpahkan berbagai kenikmatan kepada mereka walaupun mereka sering durhaka serta banyak melakukan dosa dan kesalahan. Dia bersikap santun dan tidak langsung membalas orang orang yang bermaksiat lantaran perbuatan maksiat mereka. Dia memberikan tenggang waktu hingga mereka bertaubat dan Allah tidak menyegerakan hukuman agar mereka mau kembali kepada Allah.

Syaikh menambahkan bahwa : Meskipun ada kesyirikan dari mereka terhadap Allah Ta’ala, mereka terperosok ke dalam perbuatan yang dapat menimbulkan murka-Nya, bahkan semangat menyelisihi-Nya, memerangi agama-Nya atau memusuhi para wali-Nya, tetapi masih saja Dia bersikap santun kepada mereka. Bahkan membawakan aneka ragam kebaikan untuk mereka, memberi rizki dan memaafkan mereka. 

Sebagaimana dalam ash Shahih dari hadits Abu Hurairah dari Nabi Salallahu ‘alaihi wasallam yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya, bahwasanya  Allah Ta’ala berfirman : “Anak keturunan Adam mencela-Ku, dan tidak sepatutnya dia mencela-Ku. Dan dia mendustakan-Ku dan tidak sepatutnya hal itu baginya. Adapun celaannya adalah ucapannya : Sesungguhnya (dikatakan) Aku memiliki anak. Sedangkan ia mendustakan-Ku adalah perkataannya : Dia (Allah) tidak dapat mengembalikanku sebagaimana Dia telah menciptakanku”

Rasulullah bersabda : “Laisa ahadun au laisa syai-un ashbara ‘alaa adza sami’ahu mnallahi, innahum layad’uuna lahu waladan, wa innahu layu’aa fiihim wa yarzuquhum”.  Tidak ada seorangpun atau tidak ada sesuatupun yang lebih sabar dengan gangguan yang ia dengar daripada Allah. Sesungguhnya mereka berseru bahwa Allah memiliki anak, namun Dia masih saja memaafkan mereka dan memberikan rizki kepada mereka”. (H.R Imam Bukhari). Lihat Kitab Fiqih Asma’ul Husna Syaikh Prof. DR Abdurrazzaq bin Muhsin al Badr).

Meskipun Allah dicela dan didustakan  tetapi tetap saja Dia memberi rizki  kepada orang yang mencela dan mendustakan-Nya dan juga memaafkannya, membelanya, mengajaknya untuk masuk ke surga-Nya, menerima taubatnya apabila ia bertaubat kepada-Nya. Dia mengganti keburukannya dengan kebaikan. Berbuat lemah lembut kepadanya pada setiap keadaan, mempersiapkannya untuk menerima risalah para Rasul-Nya. Dia menyuruh para Rasul-Nya untuk berlemah lembut dalam berbicara dan bersikap kepadanya.

Begitulah Allah yang memiliki nama yang Mahaindah  al Halim, Yang Maha Penyantun kepada hamba hamba-Nya. Manusia yang durhaka tidak serta merta diberi hukuman atau adzab yang berat di dunia tetapi adzab yang sangat pedih di akhirat pastilah akan mereka peroleh. Demikian penjelasan Imam Ibnul Qayyim.

Namun demikian ketahuilah saudaraku bahwa manusia manusia durhaka yang selalu bermaksiat kepada Allah Ta’ala SEBENARNYA TELAH MENDAPAT HUKUMAN YANG BERAT DI DUNIA. Mereka tak diberi petunjuk untuk bertaubat dan tak berhenti dari kemaksiatan yang dilakukannya. Adakah hukuman yang lebih berat di dunia ketika seseorang TAK MENDAPAT PETUNJUK KEPADA KEBAIKAN DAN TERUS MENERUS MELAKUKAN KEMAKSIATAN ?. Sementara itu adzab akhirat yang sangat berat telah menunggu mereka.

Wallahu A’lam. (1.451)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar