Jumat, 23 November 2018

KENAPA NASEHATMU TAK DIDENGAR


KENAPA NASEHATMU TAK DIDENGAR

Oleh : Azwir B. Chaniago

Memberi nasehat adalah salah satu kewajiban seorang beriman kepada saudaranya. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya :

وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Demi masa. Sungguh manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang orang beriman dan mengerjakan amal shalih serta SALING MENASEHATI UNTUK KEBENARAN dan saling menasehati untuk kesabaan. (Q.S al ‘Asr 1-3)

Lalu apa makna nasehat ?. Imam al Khathabi dan Imam al Jurri berkata : Nasehat adalah menghendaki suatu kebaikan bagi orang lain DENGAN NIAT IKHLAS (karena Allah), baik berupa perbuatan atau kehendak yang disampaikan dengan cara sebijak mungkin.

Bahkan memberi nasehat menjadi wajib ketika diminta. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengabarkan bahwa nasehat adalah sebagai bagian dari hak seorang muslim atas saudaranya. Jika ada hak seseorang tentu disitu ada  kewajiban bagi yang lain. Beliau bersabda : “Haqqul muslimi ‘alal muslimi sittun. …..Wa idzas tanshahaka fanshah lahu…Hak muslim atas muslim lainnya ada enam … JIKA IA MINTA NASEHAT KEPADAMU maka nasehatilah dia … (H.R Imam Muslim, dari Abu Hurairah).

Berapa banyak orang yang memberi nasehat tapi tidak memberikan manfaat bahkan tidak diterima dan tak didengarkan oleh yang dinasehati. Pada hal nasehatnya adalah sesuatu yang sangat baik. Dalam keadaan ini jangan cepat cepat menyalahkan orang yang dinasehati.

Pemberi nasehat haruslah  memeriksa dirinya apakah dia sudah memberi nasehat dengan ikhlas karena Allah dan keluar dari hatinya yang tulus dan untuk berbuat baik kepada yang dinasehati. Sungguh sesuatu yang datang betul betul dari hati akan mudah diterima hati.

Barangkali di zaman ini banyak manusia yang memberi nasehat untuk tujuan yang keliru. Diantara adalah : (1) Supaya dianggap sebagai orang berilmu. (2) Supaya dianggap sebagai orang yang berwibawa, merasa lebih hebat dari yang dinasehati. (3) Bahkan ada yang memberi nasehat karena ingin mendapat harta dunia ataupun popularitas dan yang lainnya.

Ibnu Mubarak menceritakan bahwa Hamdan bin Ahmad pernah ditanya : Mengapa ucapan atau nasehat ulama ulama terdahulu lebih bermanfaat dari ucapan kita. Dijawab : Karena mereka memberi nasehat untuk kemuliaan Islam, keselamatan dan keridhaan ar Rahman. Sedangkan kita memberi nasehat untuk kemuliaan diri kita, mencari dunia dan mencari keridhaan manusia (Kitab Shifatush Shafwah).  

Oleh karena itu berilah nasehat dengan tujuan untuk mendapatkan ridha Allah saja sehingga bisa dengan mudah diterima oleh yang diberi nasehat.  Bermanfaat bagi yang memberi dan bermanfaat bagi yang menerima nasehat. Inilah tujuan hakiki memberi nasehat. Wallahu A’lam. (1.464)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar