Jumat, 02 November 2018

BERTANYA JIKA BELUM TAHU ATAU PUN SUDAH TAHU


BERTANYA JIKA BELUM TAHU ATAU PUN SUDAH TAHU

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dengan kemajuan sarana dan perangkat komunikasi saat ini maka sangatlah banyak jalan dan kesempatan belajar ilmu. Tanpa keluar rumah pun kita bisa belajar ilmu melalui berbagai media sosial. Juga dari buku buku, CD dan VCD,  perangkat handphone dan banyak lagi yang lainnya.

Tapi ketahuilah bahwa dalam Islam sangatlah dianjurkan belajar ilmu terutama ilmu syar’i yaitu dengan menghadiri majlis ilmu. Duduk di depan guru yang berilmu dan shalih. Dengarkan,  catat dan kalau bisa rekam nasehat atau pelajaran yang diberikannya. Bahkan untuk bagian bagian penting usahakan menghafalkannya. 
 
Hadir di majlis ilmu dan duduk di hadapan guru adalah cara paling baik dan paling bermanfaat dalam belajar.  Bahkan ada ilmu agama yang tidak bisa tidak harus dipelajari dengan cara  berhadapan langsung dengan guru. Diantara contohnya adalah ilmu tentang cara membaca al Qur-an dengan benar dan juga belajar bahasa. 

Sungguh belajar ilmu dengan menghadiri majlis ilmu yaitu duduk di hadapan orang berilmu akan mendatangkan manfaat yang banyak dan tidak bisa didapatkan ketika belajar dari berbagai media atau sarana belajar yang canggih sekalipun.

Salah satu keutamaan hadir di majlis ilmu adalah sebagaimana dijelaskan Rasulullah dalam sabda beliau : 

مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِيْ بَيْتٍ مِنْ بَيُوْتِ اللَّهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللًّهِ وَيَتَدَارَسُوْنَ بَيْنَهُم إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَذَكَرَهُمُ اللُّه فِيْمَنْ عِنْدَهُ

Dan tidaklah sekelompok orang berkumpul di dalam satu rumah di antara rumah rumah Allah, mereka membaca Kitab Allah dan saling belajar diantara mereka kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka. Malaikat mengelilingi mereka dan Allah menyebut nyebut mereka dikalangan (para Malaikat) dihadapan-Nya. (H.R Imam Muslim, at Tirmidzi dan yang lainnya).

Sangatlah banyak manfaat yang akan diperoleh penuntut ilmu ketika langsung duduk di majlis ilmu, diantaranya KESEMPATAN BERTANYA TENTANG ILMU SYARIAT. Ketahuilah bahwa bertanya di majlis ilmu, boleh dilakukan dalam dua keadaan :

Pertama : Bertanya untuk sesuatu yang belum diketahui.

Hukum asal bertanya adalah untuk sesuatu yang belum diketahui dan penanya ingin mengetahuinya. Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Bertanya adalah kebutuhan seseorang karena tidak mengetahui. Allah berfirman : 

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu jika kamu tidak mengetahui. (Q.S. al Anbiyaa’ 7).

Janganlah bertanya untuk mendapat perhatian atau pujian. Supaya dikatakan hebat karena banyak bertanya dan dengan pertanyaan-pertanyaan yang berat. Apalagi dengan menggunakan kalimat seperti bersajak, menggunakan istilah-istilah asing yang terkadang tidak jelas.  

Juga tidaklah terpuji jika seseorang bertanya untuk menguji ilmu gurunya. Jika kebetulan guru tidak bisa menjawab dengan baik dia merasa senang. Ketahuilah bahwa tidak semua ilmu bisa diketahui oleh seorang yang ‘alim karena kemampuan manusia terbatas dan ilmu adalah sesuatu yang sangat luas dan banyak cabangnya.

Kedua : Bertanya untuk suatu yang sudah diketahui

Tidaklah tercela jika seseorang bertanya di majlis ilmu tentang sesuatu  yang sebenarnya dia sudah mengetahui tapi menurut perkiraan penanya banyak peserta yang lain belum tahu. Jadi boleh bertanya dengan niat tarbiyah yaitu memberi pengajaran kepada yang lain karena yang ditanyakan adalah suatu yang penting dan guru terkadang lupa menjelaskannya.

Perhatikanlah hadits Jibril yang diriwayatkan dari Umar bin Khathab. Jibril bertanya kepada Rasulullah tentang Islam, Iman dan Ihsan. Setelah pertanyaan Jibril dijawab oleh Rasulullah lalu Jibril berkata “sadaqta-engkau benar”.  Umar bin Khaththab berkata : Kami heran kepadanya, dia yang bertanya dan dia pula yang membenarkan. 

Jadi dalam hal ini malaikat  Jibril sudah mengetahui jawaban dari apa yang ditanyakannya. Jibril bertanya adalah dalam rangka tarbiyah yaitu sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah pada bagian akhir hadits tersebut : Wahai Umar tahukah kamu siapa  yang  bertanya itu tadi. Aku menjawab : Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Lalu Rasulullah bersabda : “Fainnahu jibriilu ataakum yu’allamukum diinakum.” . Sesungguhnya dia adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajari kalian tentang agama kalian.” (H.R Imam Muslim)

Jadi, ketika hadir  di majlis ilmu ada kesempatan bertanya, baik untuk sesuatu yang belum diketahui dan boleh juga  untuk sesuatu yang telah diketahui karena bisa menjadi bagian dari tarbiyah. Insya Allah ada manfaatnya.  Wallahu A’lam. (1.447)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar