Senin, 12 November 2018

SANGAT PENTING UNTUK SELALU BELAJAR DAN BERTANYA


SANGAT PENTING UNTUK SELALU BELAJAR DAN BERTANYA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Hukum asal belajar dan bertanya adalah untuk sesuatu yang belum diketahui dan penanya ingin serta perlu mengetahuinya.

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Bertanya adalah kebutuhan seseorang karena tidak mengetahui. Allah berfirman : 

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu jika kamu tidak mengetahui. (Q.S. al Anbiyaa’ 7).

Bahkan syariat Islam mewajibkan umatnya untuk belajar ilmu. Rasulullah salallahu alaihi wassalam bersabda :

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Menuntut ilmu wajib bagi setiap Muslim (laki-laki dan perempuan). H.R. Ibnu Majah.
Di zaman ini memang banyak orang berbicara  tetapi sebenarnya tak mengetahui apa hakikat yang dibicarakannya karena bukan bidangnya. Mestinya mereka bertanya dan belajar sebelum berbicara. Sungguh perkara inilah yang sering menjadi perdebatan bahkan silang sengketa diantara manusia.

Yang lebih berbahaya lagi adalah ketika seseorang tak mengetahui suatu perbuatan dalam ibadah APAKAH ITU DARI SYARIAT DAN DIAJARKAN RASULULLAH tetapi mereka melakukan tanpa memeriksa keshahihannya. Akibatnya, ibadahnya 
menjadi sia sia bahkan bisa jadi menyesatkan dirinya dan menyesatkan orang lain.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan :

مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.  (H.R Imam  Bukhari no. 2697 dan Imam Muslim no. 1718)

Dan juga sabda beliau :

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak.  (H.R Imam Muslim no. 1718)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap memulai khutbah biasanya beliau mengucapkan :

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seburuk buruk  perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan. (H.R Imam Muslim no. 867).

Oleh karena itu sangatlah dianjurkan untuk bertanya dan belajar ilmu syar’i yaitu paling utama dengan duduk di majlis ilmu. Ketahuilah bahwa ini adalah sebaik baik amalan yang memudahkan jalan menuju surga. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga. (HR Imam Muslim, no. 2699)

Makna Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga, ada tiga yakni sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Rajab al Hambali dalam Jami’ul Ulum  :

Pertama : Dengan menempuh jalan mencari ilmu, Allah akan memudahkannya masuk surga.

Kedua : Menuntut ilmu adalah sebab seseorang mendapatkan hidayah. Hidayah inilah yang mengantarkan seseorang pada surga.

Ketiga : Menuntut suatu ilmu akan mengantarkan pada ilmu lainnya yang dengan ilmu tersebut akan mengantarkan pada surga.

Oleh karena itu seorang beriman tidaklah akan berbicara ataupun berbuat sebelum mengetahui kebenarannya. Jadi tidak asal bicara atau asal berbuat. Insya Allah ada manfaatnya. Wallahu A’lam. (1.454)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar