Kamis, 22 November 2018

SEMUA KEMAKSIATAN AKAN MENDAPAT BALASAN


SEMUA KEMAKSIATAN AKAN MENDAPAT BALASAN
 
Oleh : Azwir B. Chaniago

Di zaman ini ternyata semakin banyak orang yang bermudah mudah untuk melakukan berbagai kemaksiatan  dan perbuatan tercela dengan menzhalimi dirinya dan orang lain.

Mereka dengan ringannya berbuat bohong, menipu bahkan menggunakan media sosial untuk bisa menipu orang banyak, memutar balikkan fakta dan data mengambil harta orang lain secara bathil. Bahkan ada pula pemimpin yang membohongi orang orang yang dipimpinnya. 

Barangkali mereka mengira bahwa Allah Ta’ala tak melihat kemaksiatan yang dilakukannya secara sembunyi atau terang terangan. Mungkin juga dia mengira Allah lalai dan  membiarkannya tanpa perhitungan, tanpa hisab.

Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala berjanji akan memberi balasan terhadap perbuatan manusia secara adil dan pasti.

Allah Ta’ala berfirman :

يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ

(Luqman berkata) : Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui (Q.S Luqman 16).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata : Ini adalah wasiat yang amat berharga yang Allah ceritakan tentang Lukman Al Hakim supaya setiap orang bisa mencontohnya … Kezhaliman dan dosa apa pun walau seberat biji sawi, pasti Allah akan mendatangkan balasannya pada hari kiamat ketika setiap amalan ditimbang. Jika amalan tersebut baik, maka balasan yang diperoleh pun baik. Jika jelek, maka balasan yang diperoleh pun jelek. (Tafsir Ibnu Katsir).

Sungguh Allah Ta’ala tidak lalai terhadap apa yang dikerjakan manusia di bumi ini.
 
Allah Ta’ala berfirman : 

وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

Dan Allah tidak lengah dengan apa yang kamu kerjakan. (Q.S Ali Imran 99).
Allah Ta’ala berfirman : 

وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

Dan milik Allah meliputi rahasia langit dan bumi dan  kepada-Nya segala urusan dikembalikan. Maka sembahlah Dia dan bertawakal-lah kepada-Nya. Dan Rabb-mu tidak akan lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.  (Q.S Huud 123).

Ketahuilah bahwa  orang yang melakukan maksiat di muka bumi akan mendapat balasan di dunia dan balasan di akhirat pasti lebih berat. Namun demikian ada yang berkata : (1) Si Fulan itu selalu mengabaikan perintah Allah. (2) Semakin lama semakin jarang shalat, jarang puasa apalagi bersedekah. (3) Bahkan terkadang menzhalimi orang orang lemah karena dia  memiliki pangkat dan kekuasaan. Ternyata hidupnya kelihatan baik baik saja, hartanya semakin bertambah. Pangkat dan jabatannya semakin tinggi.

Ketahuilah bahwa bagaimanapun para pelaku maksiat akan mendapat balasan bukan hanya di alam kubur dan di negeri akhirat tetapi juga di dunia. Perhatikanlah bahwa orang bermaksiat itu di dunia akan mendapati tiga keadaan dalam hidupnya sebagai balasan  kemaksiatan dan kelakuan buruknya.

Pertama : Orang orang yang  bermaksiat TAK MUNGKIN MENDAPAT KETENANGAN HATI dan selalu merasa cemas dan ketakutan. Lalu apa arti kehidupan jika selalu dirundung kegelisahan.

Kedua : Orang yang bermaksiat bisa jadi akan mendapat adzab di dunia sebagaimana orang orang terdahulu yang bermaksiat lalu Allah turunkan berbagai musibah berupa adzab buat mereka di dunia.

Ketiga : Orang yang bermaksiat tetapi secara zhahir kehidupannya kelihatan semakin 
baik. Inilah yang disebut dengan istidraj.

Dalam sebuah hadits juga disebutkan bahwa Rasulullah bersabda :  “Jika ada orang yang berbuat dosa tetapi mendapat kesenangan dan tidak mendapat adzab dari Allah maka bisa jadi itu adalah istidraj. Kesenangan tersebut hanyalah kesenangan sesaat di dunia yang akan dibalas  dengan adzab oleh Allah baik segera di dunia atau di 
akhirat.” (H.R Imam Ahmad dan ath Thabrani, dishahihkan oleh Syaikh al Albani)

Keempat : Orang yang bermaksiat terhalang atau dilalaikan beribadah. Inilah seburuk buruk balasan baginya. Lalu datang pertanyaan :  Apakah ada adzab yang lebih besar kepada seseorang ketika dia LALAI MELAKUKAN IBADAH baik yang fardhu dan yang sunnah ?. Na’udzubillahi min dzaalik.

Oleh sebab itu seorang hamba haruslah menjaga diri dari perbuatan maksiat sekecil apapun karena mereka akan mendapat balasannya di dunia dan di akhirat. Perhatikanlah firman Allah Ta’ala berikut ini :

 Allah Ta’ala berfirman :

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.

Allah Ta’ala berfirman :

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ * وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. (Q.S al Zalzalah 7-8).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.462)   
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar