Senin, 13 Februari 2017

UCAPAN INSYA ALLAH SEBAGAI PENGAKUAN KELEMAHAN DIRI



UCAPAN INSYA ALLAH SEBAGAI PENGAKUAN KELEMAHAN DIRI

Oleh : Azwir B. Chaniago

Manusia wajib untuk mengakui bahwa dirinya adalah fakir, lemah dan hakikatnya  tidak memiliki apa apa kecuali yang dianugerahkan Allah kepada mereka untuk dipakai dan dimanfaatkan sementara. Bahkan semua yang dianugerahkan Allah haruslah digunakan dalam rangka pengabdian kepada-Nya.

Namun demikian di zaman ini ada sebagian manusia yang sangat percaya diri, merasa kuat dan merasa mampu melakukan apa yang diinginkannya. Mereka merasa mampu melakukan segala sesuatu yang mereka rencanakan saat ini dan pada waktu yang akan datang. Perasaan percaya diri yang demikian besar ini bisa timbul tersebab mereka merasa : (1) Memiliki ilmu dan berbagai keahlian. (2) Memiliki harta yang banyak. (3) Memiliki pangkat, jabatan atau kedudukan penting dan strategis. (4) Memiliki  pengikut, asisten, banyak pengawal dan yang lainnya. 

Ketahuilah bahwa rasa percaya diri yang tinggi ini, bisa jadi pada suatu waktu mendatangkan bahaya besar. Seolah olah mereka merasa mampu melakukan apapun kapan dia mau dengan modal kelebihan kelebihan yang ada pada dirinya.

Barangkali mereka  lupa akan hak prerogatif Allah Ta’ala sebagai pemilik langit dan bumi beserta segala apa yang ada di dalamnya. Ketahuilah bahwa segala sesuatu berada pada ketetapan, keputusan serta idzin Allah semata. Manusia hanya bisa berusaha bahkan dianjurkan untuk berusaha untuk memperoleh kebaikan bagi dirinya. Lalu hasilnya adalah kembali kepada ketetapan Allah seratus persen. 

Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala telah memberikan bimbingan kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam yaitu setiap kali akan melaksanakan sesuatu pada waktu yang akan datang agar mengucapkan satu kalimat penting yaitu : INSYA ALLAH yang bermakna : JIKA ALLAH MENGHENDAKI.

Hal ini telah dijelaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya : “Dan jangan sekali kali engkau mengatakan terhadap sesuatu : Aku pasti melakukan itu besok pagi. Kecuali (dengan mengatakan) : Insya Allah. Dan ingatlah kepada Rabb-mu apabila engkau lupa dan katakanlah : Mudah mudahan Rabb-ku akan memberi petunjuk kepadaku agar aku lebih dekat (kebenarannya) daripada ini”  (Q.S al Kahfi 23-24).

Imam  Ibn Jarir At Thabari berkata : Ayat ini berisi bimbingan adab untuk Nabi Salallahu ‘alaihi Wasallam. Beliau dilarang untuk memastikan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, melainkan dengan menyandarkannya kepada kehendak Allah. Sebab segala sesuatu hanya bisa terjadi apabila  Allah Subhanahu wa Ta’ala menghedaki. 

Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan : Ini adalah petunjuk dari Allah kepada Rasul-Nya  kepada adab. Yaitu jika beliau telah memiliki tekad untuk mengerjakan sesuatu di masa yang akan datang, hendaknya mengembalikan hal itu kepada Masyi-ah (Kehendak) Allah Azza Wa Jalla, Yang Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Yang Maha Mengetahui apa yang telah terjadi, apa yang sedang terjadi dan akan terjadi, dan apa yang tidak terjadi serta bagaimana kalau terjadi (Tafsir Ibn Katsir).

Mengucapkan kalimat Insyaa Allah ketika berencana untuk  melakukan suatu perbuatan baik, diwaktu yang akan datang, memiliki banyak faedah :

(1) Menunjukkan pengakuan dan kesadaran diri bahwa segala sesuatu hanya akan terjadi dengan kehendak Allah Ta’ala.
(2) Mencerminkan kelemahan diri oleh karenanya seorang hamba pasti membutuhkan pertolongan Allah Ta’ala. Dengan demikian  bisa jauh dari sifat sombong.
(3) Bahwa  ucapan InsyaAllah juga mengandung doa isti’anah (minta pertolongan) kepada Allah agar dimudahkan mengerjakan apa yang direncanakan oleh seorang hamba.

Imam Ibnu Baththal al Maliki berkata : Barangsiapa yang mengucapkan Insya Allah, sambil menyadari kelemahan dirinya dan meminta bantuan dari Allah Ta’ala,  maka besar kemungkinan ia akan memperoleh apa yang diharapkannya.

Jadi seorang yang beriman seharusnya membiasakan dirinya mengucapkan kalimat ini ketika berjanji atau berencana mengerjakan suatu keperluan di waktu yang akan datang. Orang  beriman sangatlah butuh mengucapkan kalimat Insya Allah ini karena ia tidak tahu apakah perkara yang akan dikerjakannya itu akan benar-benar bisa terjadi atau tidak.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam (957)

       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar