Rabu, 08 Februari 2017

BERBUAT BAIK KEPADA YANG BERBUAT BURUK



BERBUAT BAIK KEPADA ORANG YANG BERBUAT BURUK

Oleh : Azwir B. Chaniago

Berbuat baik kepada orang orang yang telah memberikan  kebaikan kepada kita umumnya sangatlah mudah dilakukan. Bahkan demikianlah seharusnya. Itulah etika dalam bermuamalah dan juga satu tanda seseorang bisa disebut sebagai tahu berterima kasih. 

Rasulullah telah  mengingatkan kita untuk membalas kebaikan seseorang. Rasulullah bersabda : “Barangsiapa telah berbuat kebaikan kepadamu maka balaslah kebaikannya itu. Jika engkau tidak mendapati apa yang dapat membalas kebaikannya itu maka berdoalah untuknya hingga engkau menganggap bahwa engkau benar benar telah membalas kebaikannya” (H.R Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Imam Ahmad dan juga ahli hadits yang selainnya).

Bahkan dianjurkan pula untuk membalas dengan yang lebih baik. Allah berfirman : Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah (penghormatan itu  yang sepadan) dengannya. Sungguh Allah memperhitungkan segala sesuatu (Q.S an Nisa’ 86)  

Ketahuilah bahwa agama kita yang mulia ini juga mensyariatkan untuk bisa berbuat baik kepada seseorang yang telah berbuat buruk kepada kita, berbuat buruk kepada orang lain ataupun menzhalimi dirinya sendiri.

Ada beberapa perkara yang bisa dilakukan untuk berbuat baik kepada orang yang telah berlaku buruk. 

Pertama : Memaafkan kesalahannya.
Diantara makna memaafkan adalah engkau mempunyai hak untuk membalas terhadap orang lain yang menzhalimi dirimu tetapi engkau melepaskan (hakmu itu), tidak menuntut qishash atau denda kepadamya (Minhajul Qashidin, Imam Ibnu Qudamah).

Imam Raghib Ashbahani berkata : Suka memaafkan adalah bagian dari sikap santun. Orang yang santun adalah ketika dizhalimi dia bersikap santun dan ketika dia mampu membalasnya dia malah memaafkan.

Oleh karena itu, jika pada satu saat seseorang diperlakukan tidak baik atau dizhalimi maka  sangatlah dianjurkan untuk bisa bersabar dan memaafkan meskipun dia boleh membalas dengan yang setimpal.  Ini adalah sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat asy Syuura ayat 43 : Walaman shabara wa ghafara, inna dzaalika lamin ‘azmil umuur” Dan barangsiapa yang bersabar dan memaafkan sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan mulia. 

Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : …Wama zadallahu ‘abdan bi’afwin illa ‘izza. Wama nawadha’a ahadun lillahi illa ra’ahullah… Allah tidak akan menambah untuk seorang hamba karena maafnya (suka memaafkan) kecuali kemuliaan. Dan tidaklah seorang merendahkan hatinya kecuali Allah akan meninggikan (derajat) nya. (H.R Imam Muslim). 

Sungguh sikap suka memaafkan adalah satu tanda orang bertakwa. . Allah berfirman : “Alladzina yunfiquuna fissaraa-i wadhdharraa-i wal kaazhiminal ghaizha, wal ‘aafiina ‘aninnaasi wallaahu yuhibbul muhsiniin”. (Orang orang yang bertakwa adalah) Orang orang yang berinfak baik di waktu lapang maupun di waktu sempit dan orang orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) manusia. Dan Allah mencintai orang orang yang berbuat baik (Q.S Ali Imran 134). 

Allah berfirman : “Wal ya’fuu wal yashfahuu, alaa tuhibbuuna an yaghfirallaahu lakum wallaahu ghafuurur rahiim. Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak menginginkan Allah mengampunimu dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang (Q.S an Nuur 22)

Kedua : Menjaga aibnya.
Seorang muslim bisa saja pada suatu waktu melakukan kesalahan atau berbuat buruk. Lalu jika seseorang yang mengetahuinya adalah sangat dianjurkan untuk tidak menyebarkan aib saudaranya itu. 

Rasulullah bersabda : “Man satara akhaahul muslima fid dun-ya satarahullahu yaumal qiyaamah. ” Barang siapa menutup aib saudaranya di dunia, niscaya Allah akan menutup aibnya pada hari Kiamat. (H.R Imam Ahmad, lihat Shahihul Jami’)
Maka berbahagialah orang orang yang mampu menahan diri untuk tidak membicarakan aib saudaranya karena Allah akan menutup aibnya di akhirat kelak.

Ketiga : Berusaha memperbaiki dan menasehatinya
Adalah sangat dianjurkan memberi nasehat kepada seseorang  agar dia berhenti dari melakukan keburukan dan dosa. Inilah salah satu adab seorang muslim terhadap muslim lainnya. Berilah nasehat dengan ikhlas dan dengan cara yang lemah lembut. 

Sungguh saling menasehati adalah merupakan salah satu jalan bagi manusia untuk jauh dari kerugian. Allah berfirman : “Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran” (Q.S al ‘Ashr 1-3)

Rasulullah bersabda : “Man da’aa ila hudan kaana lahu minal ajri mitslu ujuuri, man tabi’ahu laa yanqushu dzalika min ujuurihim syai-an, waman da-aa ila dhalaalatin kaana ‘alaihi minal itsmi mitslu aatsaami man tabi’ahu laa yanqushu dzalika min aatsaamihim syai-an” Barang siapa mengajak kepada kebaikan  maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.  Barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.(H.R Imam Muslim)

Keempat : Mendoakan kebaikan baginya.
Terkadang kita mendapati saudara saudara kita melakukan perbuatan tercela kepada orang lain bahkan kepada dirinya sendiri. Ada kemunginan pula kita melihat ada beberapa orang saudara kita menghabiskan waktunya seharian bermain catur,  gaple atau yang lainnya. Lalu seorang hamba sangatlah dianjurkan mendoakan kebaikan bagi orang orang yang melakukan perbuatan tidak baik itu. 

Janganlah mencelanya karena mereka adalah saudara kita juga. Mereka melakukan keburukan mungkin didorong oleh hawa nafsunya atau mengikuti bujukan syaithan. Doakan mereka agar bisa meninggalkan perbuatan buruknya. Dan itu insya Allah akan bermanfaat bagi yang didoakan dan juga bagi yang mendoakan.

Dari Abu Ad-Darda’ dia berkata,  Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam bersabda : “Maa min ‘abdin muslimin yad’u li akhiihi bi zhahril ghaibi illaa qaala malaku wa laka bimitslih” Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata : Dan bagimu juga kebaikan yang sama (seperti yang kamu minta dalam doamu itu). (H.R Imam Muslim).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (951).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar