Jumat, 17 Februari 2017

ADAKAH MANFAAT BERDEBAT ??



ADAKAH MANFAAT BERDEBAT ??

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam KBBI disebutkan makna kata debat adalah : Pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Sedangkan kata berdebat yaitu dalam bentuk kata kerja maknanya adalah bertukar pikiran tentang suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat.

Lalu  adakah kebaikan bagi orang yang suka berdebat ?. Dalam hal ini mari sama sama kita perhatikan  nasihat Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin berikut ini.

Kata beliau : Debat secara umum akan menghilangkan berkah. Telah disebutkan dalam Shahih al Bukhari, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :“Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya.” (H.R Imam Bukhari, no. 4523, Imam Muslim, no. 2668)
Yang dimaksud orang yang paling dibenci di sini adalah orang yang berdebat dengan cara yang keras. Dia berdebat dengan cara yang bathil dan dia akan benar benar membantah kebenaran. 

Secara umum, seseorang  tidak akan melayani perdebatan, melainkan akan terhalang keberkahan ilmunya. Ini dikarenakan kebanyakan orang yang (suka) melakukan perdebatan bertujuan hanya membela pendapatnya sendiri lewat perdebatan tersebut. Oleh karena itu, dia tidak akan mendapatkan keberkahan ilmu.

Coba lihat saja pada pelaku bid’ah yang ingin mendukung kebid’ahannya. Yang ada, keberkahan ilmu pada dirinya berkurang. Ia sama sekali tidak bertujuan untuk mencari kebenaran. Karena ia hanya ingin mencari-cari pembenaran untuk mendukung pendapatnya saja.  Bukan sejatinya mencari kebenaran. Oleh karena itu, siapa saja yang berdebat hanya untuk mencari menang, maka ia tidak diberi taufik dan tidak mendapatkan keberkahan ilmunya.

Adapun yang berdebat (berdiskusi) karena ingin meraih ilmu dan ingin meraih kebenaran serta menyanggah kebatilan, maka itu sangatlah mudah dan sangatlah dekat. Tidak perlu diperdebatkan secara keras karena kebenaran sudah sangat jelas. 

Oleh karena itu bagi siapa saja yang berdebat untuk mencari kebenaran, untuk memastikan kebenaran dan mengalahkan kebathilan, maka perbuatan seeperti ini sangat dianjurkan.

Allah Ta’ala berfirman : “Ud’u ila sabiili rabbika bil hikmati wal mau’izhatil hasanah”.  Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. (Q.S an Nahal 125). Lihat penjelasan Syaikh al Utsaimin, dalam Syarah Kitab al Kabair.

Berikut ini dinukil beberapa hadits dari Rasulullah dan nasehat dari para sahabat berkaitan dengan berdebat.

Pertama :   Diriwayatkan dari Abu Umamah, ia berkata, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : ‘Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapat petunjuk kecuali karena mereka gemar berdebat”

Kemudian Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam membacakan ayat : “Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar”. (Q.S az-Zukhruf 58). (Hadits Hasan, H.R at Tirmidzi,  Ibnu Majah, Imam Ahmad  dan al Hakim).

Kedua : Nabi Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” (H.R Abu Dawud dalam Kitab al-Adab,  no. 4167, dihasankan oleh Syaikh al Albani dalam as-Shahihah).

Ketiga : Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhumaa berkata : Cukuplah engkau sebagai orang zhalim bila engkau selalu mendebat. Dan cukuplah dosamu jika kamu selalu menentang, dan cukuplah dosamu bila kamu selalu (banyak) berbicara dengan selain dzikir kepada Allah. (Al-Fakihi dalam Akhbar Makkah)

Keempat : Diriwayatkan oleh Imam ad Darimi, Abu Darda radhiyallahu ‘anhu berkata : Engkau tidak menjadi alim sehingga engkau belajar, dan engkau tidak disebut mengerti ilmu sampai engkau mengamalkannya. Cukuplah dosamu bila kamu selalu mendebat, dan cukuplah dosamu bila kamu selalu menentang. Cukuplah dustamu bila kamu selalu berbicara bukan dalam dzikir tentang Allah.”

Oleh karena itu mari kita jaga dari kita agar terhindar dari akibat buruk jika banyak berdebat apalagi debat kusir yang  sulit didapat ujung pangkalnya sehingga menjadi sia-sia. 

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (959).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar