Kamis, 09 Februari 2017

KEWAJIBAN MENYELISIHI SIFAT MUNAFIK



KEWAJIBAN MENYELISIHI SIFAT MUNAFIK

Oleh : Azwir B. Chaniago

 Munafik adalah orang yang memiliki sifat nifak. Nifak artinya menampakkan yang baik dan menyembunyikan yang buruk. Mereka menampakkan ke-islaman tetapi menyembunyikan kekufuran.
 
Sebagaimana yang dikatakan Imam Ibnu Katsir, nifak adalah menampakkan kebaikan dan menyembunyikan keburukan. Sementara itu, Ibnu Juraij mengatakan : Orang munafik ialah orang yang omongannya menyelisihi tindak-tanduknya, batinnya menyelisihi lahiriahnya, tempat masuknya menyelisihi tempat keluarnya, dan kehadirannya menyelisihi ketidakadaannya. (‘Umdah at-Tafsir I/78).

Orang orang munafik sudah ada di zaman Nabi berada di Madinah. Tapi  siapa saja mereka, hampir tidak ada sahabat yang tahu. Hanya Nabi dan Huzaifah bin Yaman yang mengetahui  karena Huzaifah memang orang kepercayaan Nabi dan  diberi tugas mencatat siapa siapa orang munafik di Madinah yaitu berdasarkan keterangan dari Nabi.   Kenapa demikian ?, karena orang orang munafik di zaman itu berusaha menyembunyikan kemunafikannya.

Di zaman kita ini sangatlah mudah mengetahui siapa saja orang orang munafik. Dikatakan mudah untuk diketahui karena ketahuan dari bicara atau komentarnya yang selalu banyak bohongnya dari pada benarnya. Bahkan ada diantara mereka yang hampir tidak pernah berkata jujur. Membalik balik fakta. Memusuhi Islam. Diantara mereka ada pula yang bekerja sama dan membantu kepentingan orang orang kafir untuk melemahkan Islam. INI TERJADI DISEBABKAN BERBAGAI KEPENTINGAN MEREKA SEPERTI HARTA, JABATAN, POPULARITAS DAN PESAN SPONSORNYA.

Sifat munafik ini adalah tercela dalam syariat Islam karena sifat buruk mereka sangatlah banyak diantaranya sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah  : “Ayatul munafiqi tsalats, Idzaa haddatsa kadzaba, wa idzaa wa’ada akhlafa wa idzaa tumina khaana”. Tanda tanda orang munafik  ada tiga (1) Apabila berkata dia bohong (2) Apabila berjanji ia mengingkari (3) Apabila diberi amanat ia berkhianat (H.R Imam Muslim).

Sungguh orang orang munafik adalah manusia yang bernilai sangat buruk dimata Allah dan akan ditempatkan di neraka yang paling bawah. Allah berfirman : “Innal munaafiqiina fiddarkil asfali minannaar. Walan tajida lahum nashiiraa”.  Sungguh orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (Q.S an Nisa’ 145).
 
Allah Ta’ala telah membuat permisalan yang buruk terhadap orang orang munafik yakni mereka  akan berada dalam kegelapan. Allah berfirman : “Matsaluhum kamatsalil ladziis tauqada naaraa, falammaa adhaa-atmaa haulahuu dzahaballahu binuurihim wa tarakahum fii zhulumaatin laa yubshirun”   Perumpamaan mereka (orang munafik) seperti orang orang yang menyalakan api. Setelah menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan dan tidak dapat melihat. (Q.S al Baqarah 17). Na’udzubillahi min dzaalik.

Oleh sebab itu seorang beriman wajib untuk menyelisihi sifat sifat buruk orang munafik ini diantaranya adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah diatas, yaitu :

Pertama : Apabila berbicara dia bohong.
Sikap suka berbicara bohong selalu dijauhi oleh orang orang beriman karena berbohong adalah salah satu dosa besar. Sungguh  Allah Ta’ala  berfirman : “Yaa aiyuhal ladziina aamanuut taqullaha wa quuluu qaulan sadiidaa”. Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. (Q.S al Ahzab 70).

Selain itu, Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam juga telah mengingatkan dalam sabda beliau : “’Alaikum bishshadqi, fainna shadqa yahdi ilal birri. Wa innal birra yahdi ilal jannati. Wamaa yazaalu rajulu yashduqu wa yataharaash shidqa hatta yuktaba ‘indallahi shiddiqan” Kalian haruslah berlaku jujur karena sesungguhnya kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran maka ia akan dicatatat sebagai orang yang jujur disisi Allah (Mutafaq ‘alaihi).

Imam Ibnul Qayyim, dalam Madaarijus Saalikin berkata tentang  hakikat dari kejujuran antara lain : Kejujuran, dengannya dapat dibedakan antara orang munafik dan orang beriman, para penghuni surga dan penghuni neraka. Kejujuran merupakan ruh amal, penjernih keadaan, penghilang rasa takut dan pintu masuk bagi orang orang yang akan menghadap Rabb Yang Mahamulia. Kejujuran tidaklah ia menghadapi kebatilan melainkan akan melawan dan mengalahkannya.

Kedua : Apabila berjanji dia mengingkari
Inilah sifat munafik yang dijelaskan oleh Rasulullah. Sedangkan orang orang beriman adalah orang selalu memegang teguh janji janjinya karena Allah Ta’ala memerintahkan mereka untuk berlaku demikian.

Allah berfirman :  “Yaa aiyuhal ladziina aamanuu aufu bil ‘uquud”  Wahai orang orang yang beriman, penuhilah janji janji. (Q.S al Maidah 1).

Allah berfirman : “Wa aufuu bil ‘ahdi, innal ‘ahda kaana mas-uulaa”   Dan penuhilah janji karena janji itu pasti diminta pertanggung- jawabannya. (Q.S al Isra’ 34)
Sungguh rasa takut seorang beriman kepada Rabb-nya telah membuat dirinya memenuhi janji janjinya. Dan memang orang beriman akan selalu berusaha menyelisihi sifat orang munafik yang terbiasa mengingkari janji.

Ketiga : Apabila diberi amanah dia berkhianat.
Mengkhianati amanah adalah salah satu sifat orang munafik. Bisa jadi orang munafik tidak amanah atau mengabaikan amanah lupa bahwa setelah kehidupan di dunia berakhir maka semuanya akan dibangkitkan. Lalu semuanya diminta pertanggung jawaban tentang perbuatan baik dan buruknya di dunia termasuk melalaikan amanah yang dipercayakan kepadanya.

Allah berfirman : “Ayahsabul insaanu an yutraka sudda”. Apakah manusia mengira dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban) ?.  Q.S al Qiyaamah 36.

Ketahuilah bahwa  menjaga  amanah merupakan salah satu indikasi orang beriman yang beruntung. Allah berfirman : “Walladzina hum li amaanaatihim wa’ahdihim raa-’uun” (Dan sungguh beruntung orang orang yang beriman) orang orang yang memelihara amanat amanat dan janjinya (Q.S al Mu’minuun 8).

Syaikh as Sa’di berkata : Maksud (ayat ini)  adalah mereka memperhatikan, menjaga lagi memelihara amanah. Sangat bersemangat untuk menjalankan dan menegakkan (amanah).   Lihat Tafsir Taisir Karimir Rahman.

Oleh karena itu orang orang beriman selalu berusaha menjaga dirinya agar selalu jujur, memenuhi janji janjinya serta memenuhi  amanah yang dipercayakan kepadanya. Dengan demikian dia telah menyelisihi sifat sifat buruk orang munafik.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (952) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar