Sabtu, 04 Februari 2017

SEMUA ANGGOTA BADAN MENGELUH KARENA ULAH LISAN



SEMUA ANGGOTA BADAN MENGELUH KARENA ULAH LISAN

Oleh : Azwir B. Chaniago 
 
Lisan atau lidah adalah salah satu nikmat yang Allah Ta’ala anugerahkan kepada manusia. Betapa sulitnya menjalani kehidupan ini  kalau kita tidak memiliki lisan yang bisa berbicara untuk berkomunikasi dengan manusia lain bahkan dalam berbagai bahasa. Sungguh kemampuan lisan manusia jauh melebihi lisan hewan hewan di bumi meskipun hewan juga memiliki lisan yang bentuknya mirip dengan lisan manusia.

Namun demikian ketahuilah bahwa  lisan ternyata salah satu anggota badan yang bisa membuat semua anggota badan mengeluh karena ulahnya yaitu lisan yang tak terjaga. Berbicara sesukanya tanpa mau memperhatikan akibat buruknya.Tentang hal ini telah dijelaskan dalam sabda beliau :

Pertama : Rasulullah bersabda : “Jika anak Adam memasuki pagi hari, sesungguhnya semua anggota badannya berkata merendah kepada lisan, bertakwalah kepada Allah dalam menjaga hak hak kami. Sesungguhnya kami ini tergantung kepadamu. Jika engkau istiqamah maka kami juga istiqamah. Jika engkau menyimpang  (dari jalan petunjuk) maka kami juga menyimpang. (H.R  at Tirmidzi no. 2407, dishahihkan oleh asy Syaikh Salim al Hilali).  

Kedua : Rasulullah bersabda : “Laisa syai-un minal jasadi illaa yasykuu dzrabil lisaani ‘ala hiddatih”. Tidaklah semua anggota badan melainkan mengadukan kerusakan lisan karena tajamnya. (H.R al Baihaqi no. 3/58, dishahihkan oleh Syaikh al Albani). 

Kenapa anggota badan semua mengeluh, karena kesalahan dan keburukan ucapan lisan  memang bisa membuat semua anggota badan menjadi susah. Sering sekali kita saksikan bagaimana sengsaranya anggota badan akibat  ucapan lisan. Bahkan bisa jadi anggota  badan dipukuli orang banyak, diperjarakan dan dihina karena ulah lisan yang tidak baik.
Bisa jadi pula  keburukan lisan bisa menjadi penghalang bagi seorang hamba untuk mendapatkan surga dan melemparkannya kedalam neraka.

Rasulullah bersabda : “Iman seorang hamba tidak akan istiqamah hingga hatinya istiqamah. Dan hati seorang hamba tidak akan istiqamah hingga lisannya istiqamah. Dan orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatan kejahatannya, ia tidak akan masuk surga. (H.R Imam Ahmad).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kata yang Allah ridhai dalam keadaan tidak terpikirkan oleh benaknya, tidak terbayang akibatnya, dan tidak menyangka kata tersebut berakibat sesuatu, ternyata dengan kata tersebut Allah mengangkatnya beberapa derajat.
Dan sungguh seorang hamba mengucapkan suatu kata yang Allah murkai dalam keadaan tidak terpikirkan oleh benaknya, tidak terbayang akibatnya, dan tidak menyangka kata tersebut berakibat sesuatu ternyata karenanya Allah melemparkannya ke dalam neraka Jahannam.” (H.R Imam Bukhari)

Namun demikian ketahuilah bahwa kebaikan lisan yaitu dengan memelihara dan menguasainya, adalah merupakan keselamatan bagi seorang hamba. Rasulullah bersabda : Dari ‘Uqbah bin Amir ia berkata : Aku bertanya : Wahai Rasulullah !. apakah sebab keselamatan. Beliau menjawab : “Kuasailah lidahmu, rumah yang luas bagimu dan tangisilah kesalahanmu”. (H.R at Tirmidzi no.2406).

Rasulullah bersabda : “Barangsiapa menjamin untukku apa yang ada diantara dua rahangnya (lisan/lidah) dan apa yang ada di antara dua kakinya (farji’/kemaluan) niscaya aku menjamin surga baginya.” (H.R Imam Bukhari no. 6474).  

Satu hal lagi yang paling kita takuti tentang ulah lisan adalah  bahwa Allah Ta’ala murka kepada orang kotor mulutnya yaitu sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam : Dari Abdullah bin Amr sesungguhnya dia mendengar Rasulullah bersabada : “Sesungguhnya Allah marah kepada orang yang kotor mulutnya dan keji perangainya”  (H.R Imam Ahmad no. 6872, di shahihkan oleh Syaikh al Albani).

Lalu kalau Allah sudah marah  kemana lagi kita akan mengadukan nasib dan memohon pertolongan. Oleh karena itu ingatlah pesan Rasululllah tentang kewajiban memelihara  lisan yaitu selalu berbicara yang baik
 
Rasulullah bersabda : “Man kaana yu’minu billahi wal yaumil akhir falyaqul khairan au liyasmut.” Barang siapa beriman kepada Allah dan hari  akhir hendaklah ia berbicara yang baik atau diam. (Mutafaq ‘alaihi).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (947).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar