Rabu, 15 Februari 2017

MENCARI KEBERUNTUNGAN YANG HAKIKI



MENCARI KEBERUNTUNGAN YANG HAKIKI

Oleh : Azwir B. Chaniago

Semua orang beriman pastilah mengharapkan keberuntungan dalam hidupnya di dunia terlebih lagi keberuntungan di akhirat kelak. Ketahuilah bahwa  tentang keberuntungan yang hakiki, sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengajarkan dengan sangat jelas bagi hamba hamba-Nya,  yaitu sebagaimana firman-Nya :

Kullu nafsin dzaa-iqatul maut, wa innama tuwaffauna ujuurakum yaumal qiyaamah, faman zuhziha ‘anin naari wa udkhilal jannata faqad faaz. Wamal hayaatad dun-yaa illaa mataa’ul ghuruur” Tiap tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari Kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu hanyalah kesenangan yang memperdayakan (Q.S Ali Imran 185).

Syaikh as Sa’di berkata : (“Maka barang siapa dijauhkan, artinya dikeluarkan, dari neraka dan dimasukkan kedalam surga, maka sungguh dia telah beruntung”,  maksudnya dia telah memperoleh kemenangan yang besar dan selamat dari  siksa yang pedih dan sampai kepada surga yang penuh nikmat. (Surga) yang berisikan segala keindahan yang tak pernah dilihat oleh mata, tak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas pada pikiran dan hati seseorang. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Sungguh sangatlah banyak jalan untuk mendapatkan keberuntungan  berupa surga yang penuh nikmat itu, diantaranya adalah  Allah Ta’ala menjelaskan syaratnya yaitu iman yang melahirkan amal shalih. Allah berfirman : “Wa basysyiril ladziina aamanuu wa ‘amilush shalihaati anna lahum jannatin tejrii min tahtihal anhaar” . Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang orang yang beriman dan beramal shalih bahwa untuk mereka (disediakan) surga surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai.  (Q.S al Baqarah 25)

Selain itu Allah telah menjelaskan pula Allah Ta’ala telah memberi petunjuk kepada orang orang yang beriman agar mereka mendapat keberuntungan itu. Alla berfirman : “ Yaa aiyuhal ladziina aamanut taqullaha, wabtaghuu ilaihil wasilata wa jaahiduu fii sabiilillahii la’allakum tuflihuun”.Wahai orang orang beriman !. Bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya dan berjihadlah pada jalan-Nya supaya kamu mendapat keberuntungan” .(Q.S al Maa-idah 35).

Tentang ini, Syaikh as Sa’di memberikan penjelasan : Ini adalah perintah dari Allah kepada hamba hamba yang beriman agar :

(1) Bertakwa dan berhati hati terhadap murka dan marah-Nya. Yang mana itu adalah merupakan konsekwensi dari iman. Hal itu adalah dengan bersungguh sungguh dan mengeluarkan segala kemampuan yang dimiliki  untuk menjauhi kemaksiatan hati, lisan dan anggota badan baik lahir maupun bathin, yang dimurkai oleh Allah. Dan juga memohon pertolongan kepada Allah agar bisa meninggalkannya, supaya dengan itu dia selamat dari murka dan adzab-Nya.

(2) (Dan carilah jalan yang bisa mendekatkan diri kepada-Nya”). Artinya kedekatan kepada-Nya, (mendapat) bagian pahala di sisi-Nya dan kecintaan pada-Nya dan hal itu dengan melaksanakan kewajiban-Nya yang terkait :

(a) Dengan hati seperti mencintai-Nya dan mencintai karena-Nya, rasa takut dan berharap, kembali kepada-Nya dan tawakkal (berserah diri kepada-Nya).
(b) Juga dengan melaksanakan kewajiban kewajiban yang berkaitan dengan badan seperti zakat dan haji dan,
(c) Kewajiban yang berkaitan dengan keduanya (hati dan badan) seperti shalat, macam macam dzikir, bacaan, macam perbuatan baik kepada  makhluk dengan ilmu, harta, kedudukan, badan dan nasehat kepada hamba hamba Allah.

Kemudian Allah mengkhususkan jihad di jalan-Nya dari amal amal yang mendekatkan kepada-Nya. Jihad itu adalah mengeluarkan segala daya dalam memerangi orang orang kafir dengan harta, nyawa, pandangan, lisan dan usaha untuk menjunjung agama Allah dengan apa yang mampu dilakukan oleh seorang hamba, karena bentuk ini termasuk ketaatan yang paling mulia dan ibadah yang paling utama. Juga karena barang siapa yang menunaikannya maka dia pasti menunaikan (amal amal) yang lainnya bahkan lebih.

Syaikh melanjutkan : (“Supaya kamu mendapatkan keberuntungan”) Yaitu jika kamu bertakwa kepada Allah dengan : (1) Meninggalkan kemaksiatan. (2) Kamu mencari cara mendekatkan diri kepada-Nya dengan melakukan ketaatan, serta (3) Berjihad di jalan Allah demi mencari ridha-Nya. 

(Ketahuilah) bahwa keberuntungan itu adalah keberhasilan meraih dan mendapatkan apa yang diinginkan dan selamat dari apa yang tidak diinginkan. Hakikatnya (keberuntungan itu) adalah kebahagiaan abadi dan nikmat yang terus menerus. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (958)         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar