Sabtu, 11 Februari 2017

ORANG BERIMAN TAK PERNAH PUTUS ASA MENGHADAPI MAKAR KAFIR



ORANG BERIMAN TAK PERNAH PUTUS ASA
 MENGHADAPI MAKAR KAFIR

Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah
Dalam menjalani hidup ini, orang beriman akan mengalami berbagai keadaan. Bisa jadi menghadapi banyak ujian berupa kesulitan dan hambatan. Bahkan yang lebih parah adalah menghadapi fitnah berupa  rongrongan terhadap agama Islam yang mulia ini yaitu  dari orang  orang kafir.

Larangan  berputus asa.
Ujian berupa rongrongan seberat apapun   yang dilakukan orang kafir  terhadap orang beriman, mereka tidak akan pernah putus asa. Mereka tahu betul bahwa berputus asa bisa merusak imannya. Selain itu orang beriman tidaklah akan berputus asa, karena : 

(1) Allah berfirman : : “Fa inna ma’al ‘usri yusraa. Inna ma’al ‘usri yusraa” Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya  bersama kesulitan itu ada kemudahan. Q.S al Insyiraah 5-6.

(2) Sungguh yang berputus asa bukanlah orang orang yang beriman tapi orang kafir atau orang yang sesat.Allah berfirman : “Innahu laa yaiasu min rauhillah illal qaumul kaafiruun” Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang orang yang kafir. (Q.S Yusuf 87).

Allah berfirman : “Qaala waman yaqnathu min rahmati rabbihii illadh dhaalluun. Dia (Ibrahim) berkata, tidak ada yang berputus asa dari rahmat Rabb-nya kecuali orang yang sesat. (Q.S al Hijr 56).

Lalu apa yang bisa dilakukan
Diantara perkara yang dihadapi orang orang beriman terhadap agamanya adalah makar, rongrongan atau perlakuan buruk dari orang orang kafir yang biasanya berkongsi dengan orang munafik. Keadaan ini sungguh mudah kita saksikan di masyarakat kita dewasa. 

Lalu dalam menghadapi makar atau tipu daya dari orang orang kafir ini maka orang beriman tidak akan berputus asa. Tapi akan terus berjihad  melawan mereka. Diantaranya adalah :

Pertama : Lakukan sesuatu untuk menghadapi musuh Islam.
Selalu waspada dan siap dengan menyingsingkan lengan baju menghadapi musuh musuh Islam. Lakukan sesuatu   apapun yang bisa dilakukan untuk membela agama ini.  Bisa berjihad dengan harta, jiwa, perkataan, tulisan dan yang lainnya. 

Sungguh Allah Ta’ala telah berjanji untuk menolong  orang yang menolong agama-Nya  yaitu sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya : “Wala yanshurannallahu man yanshuruhuu, innallaha la qawiyun ‘aziiz”. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa. (Q.S  al Hajj  40).

Selain itu Allah berjanji akan meneguhkan kedudukan orang yang beriman yang senantiasa berusaha menolong (agama) Allah. Allah berfirman : “Yaa aiyuhal ladziina aamanuu in tanshurullaha yanshurkum wa yutsabbit aqdaamakum”. Wahai orang orang yang beriman !. Jika kamu menolong (agama) Allah niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.   (Q.S Muhammad 7).

Kedua : Minta pertolongan Allah dengan sabar dan shalat.
Allah berfirman : Wahai orang orang yang beriman. Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh Allah beserta orang orang sabar. (Q.S al Baqarah 153).

Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala memerintahkan orang orang beriman untuk memohon pertolongan dalam segala urusan mereka baik dunia maupun akhirat dengan sabar dan shalat.

Sabar adalah pengendalian dan penjagaan diri terhadap hal hal yang tidak disukai. Sedangkan shalat, tidak salah lagi bahwa itu adalah   sebesar besar penolong dari segala perkara. (Tafsir Karimir Rahman).

Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam, jika menghadapi masalah yang besar maka beliau melakukan shalat sunat. Ini adalah sebagaimana kesaksian para sahabat. 

Sebagaimana kita ketahui dari banyak riwayat bahwa dalam perang Badar terlihat keadaan yang sangat berat yang dihadapi oleh Rasulullah karena akan berhadapan dengan pasukan kafir Quraisy yang berjumlah sekitar seribu orang sedangkan pasukan kaum Muslimin hanya berjumlah sekitar tiga ratus orang dan dengan persenjataan yang tidak disiapkan untuk berperang.

Kemudian dalam perang Ahzab, kaum muslimin juga mengalami keadaan yang sangat berat. Kota Madinah dikepung oleh sekitar 10.000 pasukan sekutu yang dimotori kafir Quraisy dibawah komando Abu Sufyan.  

Ali bin Abi Thalib berkata : “Pada malam (sebelum) perang Badar, semua kami tertidur kecuali Rasulullah. Beliau shalat dan berdoa sampai subuh”.

Diriwayatkan dari Hudzaifah bin Yaman : “Pada malam perang Ahzab, saya menemui Rasulullah dan senantiasa beliau shalat dan menutup tubuhnya dengan jubah. Hudzaifah juga berkata : “Inna nabiyyu salallahu ‘alaihi wasalam idzaa hazabahu amrun shalla”  Nabi salallahu ‘alaihi wasallam apabila dirundung masalah  maka beliau mengerjakan shalat”. (H.R Imam Abu Dawud, dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Ketiga : Berdoa kepada Allah Ta’ala.
Allah berfirman : “Wa qaala rabbukum, ud’uunii astajib lakum”  Dan Rabb-mu berfirman : Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku perkenankan bagimu. (Q.S al Mu’min 60). 

Pada ayat yang lain Allah menjelaskan bahwa Dia dekat dan juga menjanjikan akan mengabulkan doa doa hamba hamba-Nya. Allah berfirman : “Wa idza sa-alaka ‘ibaadii ‘annii fa innii qariib, ujiibu da’watad daa’i idza da’aan, fal yastajiibuulii wal yu’minuu bii la’allakum yarsyuduun”. Dan apabila hamba hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah) Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.  (Q.S al Baqarah 186).

Diantara doa untuk melawan orang orang kafir adalah sebagaimana yang diajarkan Allah 
dan Rasul-Nya adalah : 

(1) “Rabbanaa laa taj’alnaa fitnatal lil ladziina kafaruu waghfirlanaa rabbanaa innaka antal ‘aziizul hakim”. Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang orang kafir. Dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Q.S al Mumtahanah 5).

(2) “Rabbanaa laa taj’alnaa fitnatal lil qaumizh zhaalimiina wa najjinaa bi rahmatika minal qaumil kaafiriin”. Yaa Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zhalim. Dan selamatkanlah kami dengan rahmat-Mu dari (tipu daya) orang orang yang kafir. (Q.S Yunus 85-86).

(3) “Rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thaqa lanaa bihii, wa’fu’annaa, waghfirlanaa warhamnaa anta maulaanaa fanshurnaa ‘alal qaumil kaafiriin”. Yaa Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang orang kafir. (Q.S al Baqarah 286).

Keempat : Berserah diri kepada Allah Ta’ala.
Diantara cara berserah diri menghadapi musuh adalah dengan membaca kalimat : Hasbunallahu wa Ni’mal Wakiil. Ini adalah pelajaran yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam.  Oleh karena itu sangatlah dianjurkan jika kita juga melazimkan untuk membaca kalimat ini di saat menghadapi kesulitan yang dilakukan musuh musuh Islam. Ini adalah sebagai bukti  menyerahkan segala sesuatu kepada keputusan Allah Ta’ala. 

Allah berfirman : “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang engkau, karena itu takutlah kepada mereka, tetapi perkataan itu malah menambah keimanan mereka  dan mereka berkata : Hasbunallahu wa Ni’mal Wakiil. (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik baik Pelindung)” Q.S Ali Imran 173. 

Ketahuilah bahwa membaca kalimat : Hasbunallahu wa Ni’mal Wakiil adalah pelajaran yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam ketika mengalami kesulitan besar.  Oleh karena itu sangatlah dianjurkan jika kita juga melazimkan untuk membaca kalimat ini di saat saat menghadapi kesulitan besar menghadapi musuh musuh Islam.  Ini adalah kalimat pernyataan seorang hamba untuk hanya bertawakal dan berserah diri kepada Allah Ta’ala.

Imam Ibnul Qayyim berkata : Cukuplah Allah sebagai pelindung orang orang yang bertawakal kepada-Nya dan Pelindung orang yang berlindung kepada-Nya. Dialah yang mengamankan rasa takut orang yang takut dan Pengayom orang yang bernaung. Maka barangsiapa menjadikan-Nya sebagai pelindung, meminta tolong kepada-Nya dan bertawakal kepada-Nya serta memurnikan segalanya kepada-Nya, niscaya Allah akan menolongnya, melindungi, memelihara dan menjaganya. Barangsiapa takut dan bertakwa kepada-Nya niscaya Dia mengamankannya dari apa yang ia takutkan dan ia khawatirkan serta Dia akan mendatangkan manfaat yang dibutuhkannya. 

Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan orang beriman untuk berserah diri kepadanya saja, sebagaimana firman-Nya : “Wa ‘alallahi fa tawakkaluu inkuntum mu’miniin”. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang yang beriman. (Q.S al Maidah 23).

Bagaimana jika semua usaha TERASA kandas
Selanjutnya, ketahuilah bahwa jika semua yang kita lakukan untuk mengalahkan makar atau tipu daya orang kafir yang bertujuan menghancurkan Islam ini belum berhasil maka yakinlah bahwa sungguh tidak ada kesangsian kita sedikitpun bahwa Islam adalah agama di sisi Allah. Islam adalah agama  yang benar dan Allah ridha dengannya. 

Sungguh Islam ini  tidak akan punah. Jika sekiranya manusia sudah tidak punya kesanggupan membela agama ini dihadapan musuh musuhnya maka pasti Allah Yang Maha Kuat  akan membelanya. 

Allah berfirman : “Yuriiduuna liyuthfi’uu nuurallahi bi afwaahihim, wallahu mutimmu nuurihii wa lau karihal kaafiruun”.  Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan ucapan) mereka tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang orang kafir membencinya. (Q.S as Saff 8).

Oleh karena itu orang orang beriman tidak akan putus berjuang membela agama ini karena Islam pasti menang. Teruslah berjuang dan berikanlah yang terbaik untuk menolong agama Islam ini. Dibalik perjuangan orang orang beriman menolong agama ini maka  ada kekuatan yang Maha Kuat yang membela. Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala akan melihat usaha dan perjuangan kita sedangkan hasilnya berada di tangan Allah.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam (955)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar