Sabtu, 18 Februari 2017

CARA MENGHINDARI SIFAT MUNAFIK



CARA MENGHINDARI SIFAT MUNAFIK 
 
Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh sifat munafik adalah sangat tercela dalam pandangan syariat Islam. Oleh sebab itu Allah memberi ancaman akan menempatkan mereka pada neraka yang paling bawah. Allah Ta’ala berfirman : “Innal munaafiqiina fid darkil asfali minan naari walan tajida lahum nashiiraa”. Sungguh, orang orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapatkan seorang penolong pun bagi mereka. (Q.S an Nisa’ 145)

Dan juga Allah Ta’ala berfirman : “Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka dan Allah melaknat mereka dan bagi mereka azab yang kekal.” (QS. at Taubah 68).

Mereka, orang munafik  adalah orang orang yang menampakkan kebaikan dan menyembunyikan keburukan. Sementara itu, Ibnu Juraij mengatakan : Orang munafik ialah orang yang perkataannya menyelisihi tindak-tanduknya, batinnya menyelisihi lahiriahnya, tempat masuknya menyelisihi tempat keluarnya, dan kehadirannya menyelisihi ketidakadaannya. (‘Umdah at-Tafsir).

Oleh karena itu seorang yang benar imannya haruslah berusaha menjauhi sifat sifat munafik ini yaitu dengan cara mengingkari dan menyelisihi sifat sifat buruk mereka dalam beribadah, diantaranya adalah :

Pertama : Tetap menghadiri shalat berjamaah.
Seorang yang beriman haruslah senantiasa berusaha melaksanakan shalat berjamaah bersama imam di masjid karena orang munafik tidak suka menghadiri shalat berjamaah.

Ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah  hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari  Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dia  berkata : “Sungguh aku telah melihat kami (yaitu para shahabat), tidak ada yang absen darinya (shalat berjamaah), kecuali seorang munafik yang dikenal kemunafikannya”.

Kedua : Menghidupkan shalat malam.
Qatadah pernah berkata : “Orang munafik itu sedikit sekali shalat malam.” Hal tersebut karena orang munafik hanya akan bersemangat melakukan suatu amal jika ada orang yang menyaksikannya. Jika tidak ada, maka motivasinya untuk beramal shalih pun hilang. Maka jika ada seorang hamba mendirikan shalat malam, maka itu menjadi bukti bahwa dalam dirinya tidak ada sifat nifak dan menjadi bukti keimanannya yang benar.

Ketiga : Ikhlas dalam ibadah terutama sekali ibadah shalat.
Sungguh orang orang beriman selalu menjaga keikhlasannya dalam beribadah. Mereka dengan sungguh sungguh menyelisihi orang munafik yang kalau shalat mereka bermaksud riya’ dihadapan manusia.

Allah Ta’ala berfirman : “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (Q.S an Nisa’ 142).

Keempat : Banyak bersedekah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sedekah merupakan bukti” (H.R Imam Muslim). Bukti di sini maksudnya adalah  bukti akan keimanan. Oleh karena itu, orang munafik tidak suka bersedekah karena tidak adanya iman yang benar dihatinya sebagai  landasan dalam sedekahnya sedangkan orang orang yang beriman senantiasa akan bersedekah karena imannya yang benar.

Kelima : Berakhlak baik dan belajar ilmu agama.
Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda, “Ada dua sifat yang tidak akan pernah tergabung dalam hati orang munafik, akhlak yang baik dan pemahaman dalam agama” (HR At-Tirmidzi). 

Keenam : Selalu bersegera melaksanakan shalat.
Jika waktu  shalat telah masuk maka orang orang beriman bersegera menuju tempat shalat dan berusaha mendapatkan takbiratul ihram imam dalam shalat berjamaah di masjid. Dengan demikian dia akan terbebas dari api neraka dan terbebas dari sifat munafik.

Dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu, dia berkata,  bahwa Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang menunaikan shalat berjama’ah selama 40 hari dengan memperoleh takbiratul ihram imam, maka ia akan ditetapkan terbebas dari dua hal, yakni terbebas dari neraka dan terbebas dari kemunafikan” (H.R at Tirmidzi).

Itulah diantara perkara yang bisa dilakukan seorang beriman sehingga bisa terhindar dari sifat munafik. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (961).  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar