Senin, 01 Desember 2014

TIDUR ORANG PUASA IBADAH



TIDURNYA ORANG PUASA ADALAH IBADAH ?

Oleh : Azwir B. Chaniago

Pada menjelang atau dalam bulan Ramadhan, agak sering kita mendengar kajian atau tausiah tentang keutamaan puasa. Diantaranya adalah bahwa puasa itu adalah suatu yang berkah. Tidurnya orang berpuasa saja sudah bernilai sebagai ibadah.

Penceramah atau ustadz biasanya menyandarkan keterangan ini pada sebuah hadits yang cukup masyhur yaitu : “Shamtush shaa-imi tasbiihun. Wa nuumuhu ‘ibaadatun, wa du‘aa-uhu mustajabun, wa ‘amaluhu mudhaa-‘afun” Diamnya orang yang berpuas adalah tasbih, tidurnya adalah ibadah, doanya mustajab dan amal dilipat gandakan. (H.R ad Dailami dari Ibnu Umar).

Tapi ketahuilah bahwa para ahli hadits menilai  sanad hadits ini adalah dha’if jiddan atau lemah sekali. Jadi tidaklah bisa dijadikan hujjah. Syaikh al Albani dalam Silsilah Hadits Dha’if dan Maudhu’ nomor 3784 menjelaskan bahwa kelemahannya ada pada seorang diantara perawinya yaitu Rabi’ bin Badr. Dia adalah seorang rawi yang ditinggalkan.

Melihat kepada matan hadits ini, bisa jadi membuat sebagian orang yang berpuasa menjadi kurang semangat untuk melakukan suatu aktivitas dan memperbanyak tidur. Bukankah tidurnya orang berpuasa adalah ibadah yaitu dengan bersandar pada hadits ini. Tapi hadits ini tidak bisa dijadikan hujjah atau sandaran karena sangat lemah.

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin pernah menjelaskan tentang seseorang yang berpuasa tapi tidur terus sepanjang hari dan dia bangun untuk sekedar melaksanakan kewajiban shalat lalu tidur dan tidur lagi. Beliau memberikan penjelasan bahwa hal ini mengandung dua masalah. 

Pertama :  Seorang yang tidur seharian dan tidak bangun sama sekali, tidak diragukan lagi bahwa dia telah bermaksiat kepada Allah dengan tertinggal shalatnya. Maka hendaknya orang ini bertaubat kepada Allah dan melaksanakan shalat tepat pada waktunya.

Kedua : Seorang yang tidur tetapi bangun untuk menjalankan shalat secara berjamaah di masjid (untuk laki laki) lalu tidur lagi dan seterusnya. Orang ini tidak berdosa. Hanya saja dia terluput dari kebaikan yang banyak sebab orang berpuasa hendaklah menyibukkan diri dengan shalat, berdzikir, berdoa, membaca al-Qur an dan sebagainya sehingga dia bisa mengumpulkan berbagai (pahala) ibadah bagi dirinya. Maka nasihat saya kepada orang ini agar tidak menghabiskan waktu puasanya dengan banyak tidur tapi hendaklah dia bersemangat dalam melakukan ibadah. (Majmu’Fatawa Syaikh Utsaimin).

Namun demikian, penjelasan ini tentu tidak bermaksud sebagai larangan untuk tidur bagi orang yang sedang berpuasa. Tidur bukanlah sesuatu yang membatalkan puasa. Ketahuilah bahwa orang yang berpuasa jika tidur seperlunya dengan niat beristirahat agar bisa tetap semangat dalam beribadah, agar tidak mengantuk pada saat shalat taraweh maka itu akan memberikan pahala baginya karena niatnya, bukan karena tidurnya.

Wallahu a’lam. (147)            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar