Senin, 15 Desember 2014

TAUHID PERINTAH PERTAMA



TAUHID PERINTAH PERTAMA DALAM AL QUR AN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Al Qur an adalah Kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Salallahu alaihi wa Sallam melalui malaikat Jibril dengan lafadz dan makna dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman : “Wa innahuu latanziilu rabbil ‘alamiin. Nazzala bihir ruuhul amiin.” Dan sungguh al Qur an) ini benar benar diturunkan oleh Rabb seluruh alam. Yang dibawa turun oleh ar Ruuh al Amiin (Malaikat Jibril) Q.S asy Syu’araa 192-193)

Sungguh al Qur an adalah sumber pertama dan paling utama dari  ajaran Islam sebagai petunjuk dan pedoman bagi manusia untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Petunjuk petunjuk itu diantaranya adalah berupa perintah dan larangan.   
Kalau kita membuka mushaf al Qur an kita akan mendapati bahwa perintah pertama dalam al Qur an adalah perintah untuk mentauhidkan Allah yaitu perintah beribadah hanya kepada-Nya saja. Ini disebutkan dalam surat al Baqarah ayat 21 : “Ya aiyuhannaasu’ budu rabbakumul ladzi khalaqakum walladziina min qablikum la’allakum tattaquun” Wahai (sekalian) manusia beribadahlah (menyembahlah) kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dan orang orang sebelum kamu agar kamu (menjadi manusia) bertakwa.

Perintah ini juga menunjukkan bahwa agama (Islam) yang dibawa oleh Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wa Sallam adalah ditujukan untuk seluruh manusia tanpa kecuali, yaitu dengan mentaati perintah perintah-Nya, menjauhi larangan larangan-Nya dan mempercayai semua yang dikabarkan-Nya.

Ayat ini juga menunjukkan bahwa wajib bagi manusia untuk beribadah kepada Allah saja karena Dia telah menciptakan seluruh manusia. Allah berfirman : “Wa maa khalaqtul jinna wan insa illa liya’buduun” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku (Q.S adz Dzaariat 56).

Ketahuilah bahwa beribadah kepada Allah adalah dengan taat secara mutlak. Bahkan ketaatan ini bukan saja mutlak tapi harus disertai rasa cinta,  pengagungan, rasa takut dan berharap kepada-Nya. Implementasinya yang paling utama adalah mengikuti syari’at Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wa Sallam secara ikhlas untuk mencari ridha-Nya. 

Ujung ayat ini menyebutkan la’allakum tattaquun, yang bermakna agar kamu bertakwa. Inilah tujuan seorang hamba beribadah kepada Allah. 

Imam Ibnu Rajab al Hambali (wafat tahun 795 H), dalam Kitabnya Jami’ul ‘Uluum menyebutkan  bahwa : Makna pokok dari kata takwa adalah seorang hamba membuat perlindungan dari apa yang dia takutkan dan dia waspadai. Jadi makna ketakwaan hamba kepada Rabbnya adalah dia membuat perlindungan yang akan melindunginya dari apa yang dia takutkan dan dia waspadai dari Rabbnya seperti kemarahan dan siksanya dengan cara mentaati-Nya dan menjauhi kemaksiatan kepada-Nya.

La‘allakum tattaqun juga menunjukkan makna bahwa ibadah yang dilakukan seorang hamba akan kembali kepadanya diantaranya adalah dengan beribadah maka dia akan menjadi orang yang bertakwa. Jadi manfaatnya adalah untuk dirinya sendiri, bukan  untuk Allah dan juga tidak untuk orang lain. Allah berfirman : “Man ‘amila shaalihan fa linafsihii, wa man asaa-a fa ‘alaihaa, wa maa rabbuka bi zhalaamil lil’abiid”  Barangsiapa mengerjakan amal shalih maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa berbuat keburukan maka (dosanya) atas dirinya sendiri, dan sekali kali tidaklah Rabbmu menzhalimi hamba hamba-Nya. (Q.S Fussilat 46). 
     
Wallahu a’lam.   (163) 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar