Selasa, 09 Desember 2014

MENGOBATI PENYAKIT SUKA BERGUNJING



MENGOBATI PENYAKIT SUKA BERGUNJING

Oleh Azwir B. Chaniago

Salah satu penyakit hati yang wajib dihindari oleh seorang hamba adalah penyakit ghibah yaitu bergunjing, membicarakan aib orang lain. Sungguh Allah memberikan perumpamaan yang sangat buruk terhadap perbuatan ghibah yaitu semisal orang yang memakan daging saudaranya yang telah mati. 

Allah berfirman : “Walaa yaghtab ba’dhukum ba’dhan, ayuhibbu ahadukum an ya’kula lahma akhiihi maitan fa karihtumuuh,wat taqullaha  innallaha tauwaabur rahiim” Dan janganlah ada diantara kamu menggunjing sebagian yang lain, apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati. Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mahapenerima taubat dan Mahapenyayang. (Q.S al Hujuraat 12). 

Syaikh Utsaimin berkata : Ini adalah sebagai bentuk penghinaan Allah kepada manusia yang melakukan ghibah, supaya tidak ada seorangpun yang melakukannya.
Berkenaan dengan ayat ini pula, Syaikh as Sa’di berkata : Didalam ayat ini terdapat peringatan keras dari melakukan ghibah karena ghibah tergolong kepada dosa besar. Allah menyamakan ghibah dengan memakan daging bangkai, yang mana memakan bangkai adalah termasuk dosa besar.

Lalu bagaimana cara menghindari atau mengobatinya. Sebagaimana yang dipahami bahwa orang yang menderita penyakit fisik biasanya segera berobat. Bahkan ada yang berobat kemana mana sampai ke luar negeri  meskipun harus mengeluarkan biaya yang banyak. Seorang yang memiliki penyakit ghibah tentu lebih utama lagi untuk segera mengobati penyakitnya.

Imam Ibnu Qudamah dalam Kitab Mukhtasar Minhajul Qashidin antara lain  menjelaskan bahwa upaya yang paling utama untuk menghindari dan mengobati suatu penyakit   adalah dengan  memotong dan menjauhkan diri dari penyebabnya.  Selanjutnya beliau memberi beberapa nasihat untuk menghindari atau mengobati penyakit ghibah, diantaranya :

Pertama : Menyadarkan dan mengingatkan diri dengan sungguh sungguh untuk menjauhi ghibah. Seorang hamba, jika ingin terhindar dari penyakit ini, maka dia harus betul betul paham dan menyadari bahwa perbuatan ghibah itu akan mendatangkan murka Allah, pada hal kita setiap saat sangat mengharapkan ridha Allah.

Kedua :  Bahwa orang yang berbuat ghibah berarti dia telah menzhalimi saudaranya.  Dia telah membuka aib saudaranya. Ini akan membahayakan keadaannya di dunia dan di akhirat kelak karena pahalanya bisa berpindah kepada orang lain yang pernah dizhaliminya di dunia diataranya adalah karena ghibah. Jika pahalanya sudah habis atau tidak ada maka dosa dosa orang yang dighibah akan dipindahkan kepadanya. Ini adalah seperti yang dimaksud dalam hadits tentang orang yang muflis atau orang bangkrut di akhirat kelak.

Ketiga : Jika terlintas keinginan atau godaan untuk  melakukan ghibah, maka :

1. Hendaklah dia segera melakukan muhasabah atau introspeksi diri dengan melihat aibnya sendiri lalu berusaha memperbaiki diri.
2.  Mestinya dia malu mengungkapkan aib orang lain melalui ghibah sementara dirinya masih penuh dengan berbagai aib dan keburukan.
3.   Jika dia merasa tidak punya aib atau keburukan, maka yang lebih baik baginya adalah bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya. Dia tidak perlu mengotori dirinya dengan perbuatan yang bernama ghibah ini.
4.  Jika seseorang tidak ridha kalau dirinya dighibah mastinya dia juga tidak akan mau mengghibah orang lain.

Itulah diantara beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari dan mengobati penyakit ghibah yang mungkin ada pada diri seorang hamba.

Wallahu a’lam.  (154)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar