Kamis, 18 Desember 2014

KHAWARIJ MEMBUNUH ALI



KHAWARIJ MEMBUNUH ALI BIN ABI THALIB

Oleh : Azwir B. Chaniago

Khawarij adalah sekte pertama yang menyimpang dari ajaran Islam yang benar. Sekte ini mulai ada pada zaman pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan. Kemudian berlanjut pada zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib dan seterusnya. Penyimpangan yang mendasar pada sekte ini adalah meyakini bahwa pelaku dosa besar adalah kafir, kekal di neraka jika tidak bertaubat sampai akhir hayatnya. Sekte ini pula yang mengkafirkan orang orang muslim karena perbuatan maksiat bahkan dianggap kafir karena suatu hal yang mereka anggap maksiat.

Diantara pemimpin Kaum Muslimin yang mereka kafirkan adalah Ali bin Abi Thalib dan juga semua pengikutnya. Bahkan bukan hanya mengkafirkan tapi menghalalkan darahnya dan menurut mereka, pantas untuk dibunuh. Lalu terjadilah pembunuhan yang mereka rencanakan.

Kisahnya adalah bahwa pada tahun 40 H, dua tahun setelah perang Nahrawan, yaitu  tahun 38 H, pasukan Ali bin Abi Thalib memporak porandakan kekuatan  orang orang Khawarij yang berpusat di Nahrawan, maka tiga orang militan Khawarij berangkat ke Mekah. Mereka adalah Abdurrahman bin Muljam al Muradi, al Bark al Tamimi dan Amr bin Bakr at Tamimi. Setelah sampai di Mekah, ketiganya bersepakat untuk membunuh tiga orang pemimpin dan pemuka kaum Muslimin saat itu yakni Khalifah Ali bin Abi Thalib, Gubernur Mesir Amr bin al ‘Ash dan Muawiyah bin Abi Sufyan Gubernur Syam. Mereka berkata : Kita mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membunuh ketiga orang ini.

Setelah itu Abdurrahman bin Muljam berkata : Aku yang akan membunuh Ali bin Abi Thalib.  Al Bark at Tamimi berkata : Aku yang akan membunuh Muawiyah sedangkan Amr bin Bakr at Tamimi berkata : Aku yang akan menghabisi Amr bin al ‘Ash. Waktu untuk melaksanakan pembunuhan itu mereka sepakati setelah malam ke 17 Ramadhan.
Mereka segera berangkat dari Mekah menuju sasaran masing masing untuk melakukan pembunuhan.

Pertama : Ali bin Abi Thalib.
Beliau ditikam oleh Abdurrahman bin Muljam pada waktu baru keluar dari rumah untuk melaksanakan shalat shubuh di Masjid. Ali bin Abi Thalib menderita luka parah kena tikaman pisau.  Ibnu Muljam mengatakan bahwa pisau itu sudah diberinya  racun selama tujuh hari  sehingga tidak ada kemungkinan Ali akan sembuh dari lukanya itu.

Satu pelajaran berharga bagi kita bahwa dalam keadaan kritis tersebab tikaman pisau beracun itu Ali bin Abi Thalib masih memperlihatkan ketinggian dan kemuliaan akhlaknya. Beliau bertanya kepada orang orang : Apa tindakan yang kalian lakukan terhadap orang yang telah menikamku. Lalu ada yang menjawab : Kami sudah menangkapnya. 

Lalu Ali berkata : Beri dia makan dengan makananku dan beri dia minum dengan minumanku. Jika aku masih hidup serahkan urusan orang itu kepadaku. Kalau aku mati bunuhlah dia dengan sekali tebasan pedang, jangan lebih.
Selanjutnya Ali berpesan kepada Hasan bin Ali bin Abi Thalib : Kalau aku meninggal engkau yang memandikan aku. Jangan engkau kafani jasadku dengan kain yang mahal. Berjalanlah dua kali lebih cepat dari jalan biasa saat engkau membawa jenazahku ke pemakaman. Jangan berlari dan jangan pula terlalu pelan.

Kedua : Muawiyah bin Abi Sufyan.
Pada saat Muawiyah mengimami shalat shubuh, Al Bark menyerangnya dengan pisau. Muawiyah terluka tetapi tidak sampai membuatnya meninggal. Muawiyah diobati dan akhirnya sembuh. Orang orang berhasil menangkap al Bark dan akhirnya dijatuhi hukuman mati.

Ketiga : Amr bin al ‘Ash.
Amr bin al Bakr at Tamimi  keluar menuju masjid untuk membunuh Amr bin ‘Ash yang biasa mengimami shalat. Amr bin ‘Ash pada subuh itu tidak bisa ke masjid untuk mengimami shalat  karena kena diare. Pada waktu orang orang  shalat shubuh berjamaah Amr bin al Bakr membunuh imam yang disangka Amr bin ‘Ash. Tapi dia ternyata telah  membunuh Kharijah bin Abu Habib yang pada shubuh itu menjadi imam pengganti.

Orang orang langsung menangkap Amr bin al Bakr at Tamimi itu dan membentaknya : Apa yang kamu lakukan ini. Pembunuh ini menjawab : Aku telah melepaskan orang orang dari cengkraman Amr bin al ‘Ash karena aku telah membunuhnya. Mereka berkata : Kamu tidak membunuh Amr bin al Ash, tapi kamu telah membunuh Kharijah bin Abu Habib. Dasar pembunuh, dengan tenang dia berkata : Aku sebenarnya ingin membunuh Amr bin al ‘Ash tapi Allah menginginkan Kharijah yang aku bunuh. Akhirnya pembunuh Kharijah ini juga dijatuhi hukuman mati.

Diantara pelajaran yang bisa kita ambil adalah bagaimana kekejaman dan kejahilan orang orang Khawarij dimana mereka bersepakat untuk membunuh pemimpin kaum muslimin yang katanya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.  Semoga Allah memberikan adzab yang sepadan dengan kesalahannya.

Alhamdulillah untuk tulisan ini kami banyak mengambil manfaat dari Kitab Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah dan Kitab Hiqbah minat Taariikh, DR. ‘Utsman bin Muhammad al Khamis.  
  
Wallahu a’lam. (165)
    
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar