Jumat, 01 Agustus 2014

TANDA ILMU YANG BERMANFAAT



TANDA ILMU YANG BERMANFAAT
 
Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.

Sungguh menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Rasulullah bersabda : “Thalabulilmi faridhatunala kulli muslim”. Belajar ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim. (H.R Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah). Didalam Islam, segala sesuatu yang diwajibkan atau dianjurkan adalah bernilai ibadah dan pastilah disitu ada banyak keutamaan dan kebaikan.
Diantaranya adalah bahwa seseorang yang berilmu akan Allah angkat derajatnya.  Allah berfirman : “… Yarfa’illahul ladzina amanu minkum walladzina utul ‘ilma darajaad” … Niscaya Allah akan akan meninggikan orang orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang diberi ilmu beberapa derajat. (Q.S al Mujadilah 11).

Tidak semua ilmu bermanfaat.
Seyogyanya, setiap ilmu yang kita pelajari memberi manfaat bagi kita baik ilmu dunia apa lagi ilmu syar’i. Tetapi ketahuilah ada  juga ilmu yang tidak bermanfaat, malah bisa mencelakakan kehidupan kita. Diantaranya adalah ilmu perdukunan, ilmu sihir, ilmu meracik khamer dan yang lainnya.

Kita senantiasa berdoa kepada Allah agar diberi ilmu yang bermanfaat. Diantara doanya adalah sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah kepada umatnya. Doa ini biasa dibaca oleh Rasulullah sebagai rangkaian dari dzikir pagi beliau yaitu dzikir setelah shalat shubuh.
Allahhumma inni as’alukailman nafi’an wa rizqan thaiyiban waamalan mutaqabbalan” Yang Allah, aku bermohon kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima. (H.R Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah, dari Ummu Salamah). 
             
Dari hadits yang mulia ini kita bisa mengambil pelajaran, diantaranya ternyata bahwa :
Pertama : Ada ilmu yang bermanfaat dan ada pula yang tidak bermanfaat.
Kedua : Ada rizki yang baik dan ada pula yang tidak baik.
Ketiga : Ada amalan yang diterima ada pula yang tidak diterima. 

Tanda ilmu yang bermanfaat.
Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid dalam Kitab Adab dan Manfaat  Menuntut Ilmu, yang disyarah oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin, dijelaskan beberapa tanda ilmu yang bermanfaat.
Pertama : Ilmu yang diamalkan.
Seorang hamba yang telah belajar suatu ilmu dan membenarkan apa yang dipelajari berdasarkan nash yang shahih, maka wajiblah baginya untuk mengamalkannya. Ketahuilah saudaraku bahwa yang akan ditimbang nanti di yaumil akhir adalah amal bukan ilmu. Oleh karena itu segeralah beramal dengan ilmu yang telah ada agar ada manfaatnya.
Abu Darda’ berkata : Aku takut (pada hari Kiamat kelak) apabila dikatakan kepadaku : Wahai Uwaimir (kun-yah Abu Darda’) Apa yang telah engkau lakukan dari sesuatu yang telah engkau ketahui.
Ibnu Mas’ud memberikan nasehat : Belajarlah kalian, belajarlah kalian. Apabila kalian telah mengetahuinya maka amalkanlah.
Imam Ibnul Qayyim mengatakan : Ilmu memiliki enam tingkatan. Tingkatan keenam  -yang merupakan buahnya -  yaitu mengamalkannya  dan memperhatikan batasan batasannya.
Kedua : Tidak suka dipuji dan tidak sombong.
Ada sebagian orang yang berilmu, apalagi kalau ilmunya baru pas pas –an , dia senang bertanya tentang pandangan orang terhadap ilmunya. Apa sudah hebat atau belum. Jika orang menjawab dengan pujian maka timbul sikap ujub dan sombong. Ini membahayakan bagi diri dan ilmunya. Bisa jadi dengan pujian itu akan melemahkan semangatnya belajar karena merasa sudah berilmu.
    
Seorang hamba hanya mengharap ridha Allah dengan ilmunya bukan mengharapkan pujian manusia. Ketahuilah bahwa tidak ada orang yang menjadi mulia dengan pujian manusia, malah bisa sebaliknya. Sungguh kemuliaan seseorang adalah karena takwanya. Allah Ta’ala berfirman : “Inna akramakun ‘indallahi atqaakum” Sungguh yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. (Q.S al Hujuraat 13).

Ketiga : Semakin tawadhu’ jika ilmunya bertambah.
Tawadhu’ atau rendah hati adalah kebiasaan para sahabat dan orang orang yang berilmu. Semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah tawadhu’nya. Dalam berbagai keadaan dia tidak serta merta menunjukkan bahwa dia adalah orang berilmu meskipun dia tidak menyembunyikan ilmunya pada saat dibutuhkan orang lain.
Keempat : Tidak cinta kedudukan dan popularitas.
Janganlah seorang berilmu ingin terkenal, ingin dihormati, dipuji dan sebagainya, karena ini membahayakan bagi dirinya 
Janganlah ilmu yang dimiliki membuat seseorang sangat berambisi untuk senantiasa menjadi pemimpin dalam kelompoknya dan juga tidak untuk mengejar harta dunia.
Kelima : Buruk sangka kepada dirinya dan tidak  mencela.
Orang yang berilmu berprasangka buruk kepada dirinya karena selalu merasa bahwa ilmunya masih sangat sangat jauh dari orang lain. Dia selalu menyatakan kekurangan dirinya terhadap ilmu, karena masih sangat  banyak yang belum diketahuinya. 
Sadar atas kekurangan ilmunya maka tidaklah dia akan pernah mencela orang lain yang mungkin kurang ilmunya.
Semoga Allah menambahkan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar