Minggu, 17 Agustus 2014

KEWAJIBAN BIRRUL WALIDAIN



KEWAJIBAN BIRRUL WALIDAIN

Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.

Birrul Walidain adalah kewajiban seorang hamba untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Apakah ketika orang tua masih hidup atau sudah wafat. Ini adalah  amal yang paling utama.

 Rasulullah bersabda :Dari Abdullah bin Mas'ud radhiallahu ‘anhu, dia berkata, "Saya pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, '"Apakah perbuatan  paling utama?" Beliau menjawab, "Shalat tepat pada waktunya" Dia berkata : Saya bertanya lagi, kemudiaan apa ?.Beliau menjawab  : Berbuat baik kepada kedua orang tua. Dia berkata : "Saya bertanya lagi, lalu apa?" Beliau menjawab, "Jihad di jalan Allah" Maka saya tidak menambah pertanyaan melainkan untuk melaksanakan dan menjaga hal tersebut (H.R Imam Muslim)

Allah berfirman”… jangan mempersekutukan-Nya dengan apapun, berbuat baik kepada ibu bapak, …” (Q.S. al Israa’ 23).Perhatikanlah, pada ayat diatas Allah telah menempatkan perintah berbuat baik kepada orang tua langsung setelah  larangan untuk mempersekutukan-Nya.

Selanjutnya dalam surat Lukman ayat 14 Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Pada ayat ini Allah  menggandengkan hak-Nya  untuk disyukuri dengan hak orang tua  untuk disyukuri pula.
Allah berfirman : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah (lemahnya) dan menyapihnya selama dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku engkau akan kembali”.

Nasehat Syaikh Abdurrzaq.
Syaikh Prof. Dr. Abdur Razzak bin Abdul Muhsin al ‘Abbad,  dalam  tausiah beliau di satu radio dakwah , tanggal 21 Januari 2010, menjelaskan maksud ayat 14 surat Lukman tersebut, antara lain sebagai berikut:
Dalam ayat ini terdapat penunjukkan atau perintah yang tegas terhadap kewajiban seorang anak untuk senantiasa berbakti kepada kedua orang tua.
Ayat ini mengingatkan pula tentang kebaikan dan pengorbanan yang telah dilakukan kedua orang tua, diantaranya adalah :

Pertama : Terutama ibu yang telah mengandung dengan lemah bertambah lemah. Ibu sudah sangat repot dengan mengandung anak selama 9 bulan.

Kedua : Melahirkan anak yang membuatnya berada dalam posisi kritis.

Ketiga : Setelah melahirkan, harus menyusui dan menjaga diri dan makanan kita. Bahkan ibu kita sering terpaksa memakan makanan yang dia tidak suka sama sekali demi untuk memperbanyak ASI agar kita bisa kenyang dan sehat.

Keempat : Kedua orang tua sering begadang semalaman untuk kita (apalagi dikala kita sakit).

Melupakan kebaikan orang tua adalah musibah besar.
Selanjutnya Syaikh mengingatkan apakah dengan kerepotan dan pengorbanan yang begitu banyak pantaskah kita melupakan jasa orang tua kita. Orang yang berakal tidak pantas melupakannya. Jika ada yang melupakannya ini suatu musibah. Orang yang lalai terhadap orang tuanya berarti dia telah melakukan kejahatan dan dosa yang besar.
 
Syaikh juga mengingatkan bahwa alah satu hak Allah terhadap makhluknya adalah kewajiban makhluk untuk bersyukur kepada-Nya, karena Allah telah memberikan banyak sekali nikmat kepada kita. Hak Allah untuk disyukuri ini digandengkan-Nya dengan hak orang tua untuk disyukuri pula oleh anaknya. Ini menunjukkan ketegasan Allah kepada kita bahwa berbuat baik kepada orang tua merupakan suatu perbuatan yang sangat agung.

Dalam ayat ini Allah mengingatkan kita akan hari kiamat dan bahwa kita akan kembali kepada-Nya yaitu untuk dihisab dan mempertanggung jawabkan apa yang telah diperbuat selama berada didunia. Diantara yang akan dihisab dan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah adalah bagaimana kita telah memenuhi kewajiban untuk berbuat baik kepada kedua orang tua.

Syaikh Abdur Razzak, menjelaskan lebih lanjut tentang birrul walidain ini. Syaikh mengingatkan bahwa banyak orang yang bersikap sangat baik kepada orang lain seperti teman-temannya tapi bagaimana sikapnya terhadap kedua orang tuanya.
Dalam hal ini coba bandingkan apa yang telah dikorbankan oleh orang lain terhadap kita dan apa yang telah diberikan dan dikorbankan oleh kedua orang tua terhadap kita. Oleh karena itu kita harus selalu mengingat-ingat kebaikan dan pengorbanan orang tua kepada kita dan berusahalah melakukan kebaikan terhadapnya.

Seorang anak tidak akan bisa membalas kebaikan orang tuanya.
Syaikh membawakan sebuah kisah tentang seorang laki-laki yang membawa ibunya dengan susah payah dari Yaman ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Pada waktu thawaf orang ini dengan susah payah pula, memikul ibunya, karena ibunya yang sudah tua dan tidak kuat berjalan. Pada  saat  orang ini bertemu dengan Ibnu Umar  dia bertanya : Apakah aku telah membalas kebaikan dan pengorbanan ibuku dengan apa yang aku lakukan ini.

Ibnu Umar menjawab : Belum, meskipun sekedar satu erangan (karena menahan sakit) ibumu ketika melahirkan kamu. Tapi engkau telah berbuat baik kepada ibumu. Allah akan memberikan balasan yang banyak kepadamu terhadap sedikit amal yang engkau lakukan (Imam adz Dzahabi, Kitab al Kaba-ir).

Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk selalu menjaga perintah perintah-Nya. Kita juga bermohon kepada Allah  agar diberi kekuatan untuk mampu berbuat baik kepada orang tua kita  dikala keduanya masih hidup ataupun sudah wafat.

Ya Allah ampunilah dosa kami dan dosa kedua orang tua kami.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar