Jumat, 15 Agustus 2014

AGAR SELAMAT DARI PUJIAN



AGAR SELAMAT DARI PUJIAN 
 
Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah.
Imam al Gazali (wafat tahun 505 H), dalam Kitab Ihya memasukkan pujian atau memuji sebagai salah satu bahaya lisan. Sungguh pujian itu bisa membahayakan bagi yang menerima pujian. Itulah sebabnya para ulama ulama yang mumpuni ilmunya tidak suka dengan pujian.
Namun demikian dalam kehidupan bermasyarakat kita tidak bisa terbebas dari berbagai pujian dari orang lain. Pujian ini jika tidak disikapi dengan bijak tentu bisa mendatangkan mudharat bagi diri kita.

Ketahuilah bahwa pujian adalah musuh utama keikhlasan karena sengaja atau tidak setiap pujian bisa berdampak buruk kepada keikhlasan. Seseorang yang sangat senang dipuji biasanya akan sulit mencapai ikhlas dalam amalnya.
  
Sikap agar selamat dari dampak buruk pujian.   
Ada beberapa cara yang dianjurkan untuk bisa selamat dari berbagai pujian, diantaranya :

Pertama : Abaikan setiap pujian karena pujian manusia tidak akan membuat anda mulia. Kalaupun akan mendatangkan kemuliaan, itu adalah semu dan sangat sementara. Kemuliaan tidaklah datang bersama pujian tapi kemuliaan itu datang dengan ketakwaan. Allah berfirman : “Inna akramakum ‘indallahi atqaakum” Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. (Q.S al Hujurat 13).

Kedua : Seseorang yang dipuji haruslah sungguh sungguh menyadari bahwa orang yang memuji  tidak mengetahui semua keadaan dirinya. Apalagi yang ada didalam hatinya. Orang yang memuji biasanya hanya melihat photo atau gambaran sesaat  tidak melihat video sebagai gambaran keseluruhan. Jika orang yang memuji mengetahui seluruh keadaan orang yang dipuji tentulah dia tidak akan mau memberi pujian.

Ketiga :  Jika menerima pujian maka haruslah disikapi secara proporsional, dengan bijak sehingga selamat dari perasaan ujub ataupun perasaan sombong. Selain itu seorang yang dipuji bisa jadi merasa sudah hebat, sudah merasa lebih baik dari orang lain. Ini bisa jadi akan melemahkan semangatnya untuk mencapai  prestasi berikutnya baik dalam ilmu, amal dan yang lainnya.

Sahabat dan ulama terdahulu tentang pujian.
Mari kita perhatikan tiga contoh, bagaimana sikap sahabat dan ulama terdahulu jika mereka dipuji, diantaranya adalah :

Pertama : Umar bin Khaththab pernah dipuji oleh seseorang. Lalu Umar berkata : “Apakah engkau akan merusak aku dan merusak dirimu ?.

Kedua :  Ali bin Abi Thalib ketika dipuji seseorang beliau berdoa : “Ya Allah, ampunilah diriku karena sesuatu yang tidak mereka ketahui. Jadikanlah diriku lebih baik daripada yang mereka sangka”
Ketiga : Sufyan bin Uyainah berkata : Pujian tidak akan berbahaya bagi orang yang sadar siapa dirinya. Seorang shalih jika dipuji, maka ia berkata : “Ya Allah, mereka tidak mengenal diriku, sedangkan Engkau Mahamengetahui tentang diriku”.
Semoga Allah melindungi diri kita  dari keburukan yang tampak dan yang tersembunyi dari pujian manusia. 
Allahu a’lam. (037)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar