Rabu, 06 Agustus 2014

AKHLAK SEBAGAI MEDIA DAKWAH



AKHLAK SEBAGAI MEDIA DAKWAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Makna akhlak
Imam Ibnul Qayyim al Jauziah dalam Kitab Madarijus Saalikin menjelaskan bahwa makna akhlak (terhadap sesama) adalah mencakup tiga hal :

1. Berbuat baik kepada orang lain.
2. Menghindari sesuatu yang menyakiti atau yang tidak disukai orang lain.
3. Menahan diri jika disakiti atau diperlakukan tidak baik oleh orang lain.

Makna dakwah.
Secara bahasa makna dakwah adalah menyeru atau mengajak. Jadi berupa seruan atau ajakan.
Secara istilah dakwah adalah : “ Mengajak manusia agar beriman kepada Allah dan segala yang dibawa oleh Rasul-Nya dengan membenarkan apa yang diberitakan dan mengikuti apa yang diperintahkan. (Imam Ibnul Qayyim, Madarijus Saalikin).

Kewajiban berdakwah.
Setiap muslim pada dasarnya memiliki kewajiban untuk berdakwah, mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Ini bisa dilakukan sesuai kemampuan, sarana dan kesempatan yang ada. Allah berfirman : “Laa yukallifullahu nafsan illa wus’ahaa” Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya. (Q.S al Baqarah 286).
Allah Ta’ala berfirman : “Waman ahsanu qaulan mimman da’aa ilallahi. Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang-orang yang menyeru (orang lain) kepada (menta’ati) Allah. (Q.S Fussilat 33).

Akhlak adalah media dakwah yang sangat ampuh.
Sungguh keberhasilan dakwah dimulai dengan akhlak. Bukankah Rasulullah merupakan seseorang yang paling baik akhlaknya dan paling berhasil pula dakwahnya. Kebaikan akhlak beliau berbanding lurus dengan keberhasilan dakwah beliau.
Bahwa inti dari dakwah adalah merebut hati manusia agar mau taat kepada Allah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan Aba Dzar, Rasulullah bersabda : “Kalian tidak bisa merebut hati manusia dengan harta kalian, tapi kalian bisa merebut hati manusia dengan wajah berseri-seri dan akhlak yang mulia”. 

Oleh karena itu  dapat dikatakan bahwa berdakwah tidak hanya milik ustadz, kiyai atau orang-orang berilmu saja. Bagi orang awam juga terbuka kesempatan untuk berdakwah kepada manusia yaitu dengan melazimkan dan menunjukkan akhlak yang mulia ditengah-tengah umat.
Banyak kasus, dimana seseorang mendapat petunjuk kepada kebenaran setelah melihat seseorang yang baru ngaji, ilmunya masih sangat sedikit tapi dia memiliki akhlak yang mulia.
Dakwah Rasulullah sangat sering  berhasil tanpa membacakan ayat-ayat Allah tapi dengan menunjukkan akhlak yang terpuji.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, disebutkan suatu kisah ketika Fathul Makkah. Beberapa saat setelah Rasulullah dan para sahabat memasuki kota Makkah, Abu Bakar ash Shiddiq memapah ayahnya yang sudah tua dan lemah, bernama Abu Kuhafah, mendatangi Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam. Abu Kuhafah waktu itu masih musyrik, belum masuk Islam. 

Pada saat bertemu Rasulullah, maka Rasulullah berkata : “Wahai Abu Bakar, seandainya engkau biarkan ayahmu beristirahat saja dan jika beliau ada keperluan maka akulah yang akan  mendatangi kerumahnya untuk memenuhi keperluannya.        
Subhanallah, perkataan Rasulullah tersebut ternyata membuat Abu Kuhafah sangat kagum kepada akhlak Rasulullah yang luar biasa mulianya.

Kenapa sangat kagum, karena Abu Kuhafah tahu betul bahwa :

Pertama : Muhammad adalah Rasulullah.
Kedua : Muhammad adalah Kepala Negara Islam.
Ketiga :  Muhammad adalah Panglima perang yang hebat. Pernah menghancurkan pasukan kafir Quraisy di Perang Badar.
Keempat : Hari ini Muhammad telah menaklukkan kota Makkah bahkan tanpa perlawanan.
Kelima : Pada saat penaklukan Makkah hari ini pastilah Muhammad memiliki urusan dan kesibukan yang banyak.
Keenam : Dengan keadaan yang demikian itu, ternyata Muhammad masih berniat datang kerumahku bila aku ada keperluan dengannya. Bukan aku yang harus datang menemuinya.  Sungguh, kata Abu Kuhafah ia sangat menghargaiku sebagai orang tua yang sudah lemah dan disuruh untuk beristirahat saja di rumah. Alangkah mulianya akhlak Rasulullah ini.

Seketika itu juga, masih dalam keadaan  kagum yang luar biasa, tanpa ada yang menyuruh, Abu Kuhafah lalu mengucapkan dua kalimat syahadat, masuk Islam.
 
Ketahuilah, bahwa dalam peristiwa ini, Rasulullah tidaklah membacakan satu ayatpun untuk mengajak Abu Kuhafah masuk Islam.  Beliau hanya mengucapkan perkataan yang terpuji  karena menghormati orang tua yang sudah lemah. Dan inilah akhlak mulia. Sungguh akhlak mulia adalah media dakwah yang sangat bermutu. Jadi jangan diabaikan.

Allahu a’lam.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar