Kamis, 28 Agustus 2014

MENGUNJUNGI ORANG SAKIT




KEUTAMAAN MENGUNJUNGI ORANG SAKIT 
 
Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah.
Tidak ada diantara kita yang belum pernah mengunjungi orang sakit. Ketahuilah bahwa mengunjungi orang sakit  bukanlah bermakna sekedar etika pergaulan dan bermasyarakat, tapi merupakan bagian dari Adab  Islam yang mulia dan bernilai pahala yang banyak.
Rasulullah bersabda : Haqqul muslimi ‘alal muslimi sittun … wa idza maridha fa’udhu… Hak muslim terhadap muslim lainnya ada enam … jika dia sakit hendaklah menjenguknya ….(H.R Imam Muslim No. 1424)
Banyak sekali keutamaan yang akan diperoleh seseorang yang mengunjungi orang sakit. Pada tulisan ini akan dijelaskan hukum menjenguk orang sakit dan beberapa keutamaannya. 

Hukum menjenguk orang sakit.
Jika melihat kepada zhahir hadits diatas maka hukum mengunjungi orang sakit adalah wajib. Disebutkan bahwa hak muslim (yang sakit) adalah dijenguk maka bagi yang tidak sakit wajib menjenguk. Kenapa, karena jika ada hak dari suatu pihak maka menjadi  kewajiban bagi pihak lain. Tapi ketahuilah bahwa jumhur ulama menghukuminya sebagai sunat bukan wajib.

Selain itu ada ulama, diantaranya adalah Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin, yang menghukuminya sebagai fardhu kifayah.   Tidak ada ulama yang mengatakan sebagai fardhu ‘ain meskipun zhahir hadits menunjukkan hukum yang wajib. Andaikata hukumnya fardhu a’in maka kita akan menghadapi kesulitan  karena tidaklah semua kita memiliki kemampuan dan kesempatan untuk mengnjungi setiap orang muslim yang  sakit.


Keutamaan menjenguk orang sakit.
Sungguh sangatlah banyak keutamaan dan manfaat mengunjungi orang sakit. Namun ada diantara manusia yang tidak terlalu bersemangat melakukannya karena biasanya  hampir tidak ada kompensasi duniawi yang diperoleh. Yang ada hanyalah pengorbanan waktu dan mungkin sedikit biaya untuk transportasi serta membeli hadiah. Oleh karena itu ambillah kompensasi atau manfaat akhiratnya berupa kebaikan dan pahala yang sangat besar dari Allah. Diantaranya adalah :

Pertama : Mendapat pahala yang banyak.
Rasulullah bersabda : “Man ‘aada maridhan lam yazal fii khurfatil jannati hatta yarji’u” Barang siapa menjenguk orang sakit maka ia tetap berada di khurfatul jannah sampai ia kembali. (H.R Imam Muslim). Rasulullah bersabda bahwa khurfatul jannah adalah “kebun yang sedang berbuah di surga”.
Imam Nawawi menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah kebun yang ada di surga. Dan barangsiapa yang menjenguk orang sakit maka dia seperti pergi ke kebun yang ada disurga.

Imam Ibnu Hajar Ashqalani memberikan ilustrasi tentang pahala yang diperoleh si penjenguk seperti berada di kebun yang sedang panen buah dan ia mendapatkan buah yang banyak. Seperti itulah dia akan  panen pahala  yaitu mendapat banyak pahala  karena mengunjungi saudaranya yang sedang sakit.

Kedua : Mendapat  doa  dari Malaikat.
Rasulullah bersabda : “Ma min muslimin ya’uudu musliman  ghudwatan illa shalla ‘alaihi sab’uuna alfa malakin hatta yumsiya,  wain ‘aadahu ‘asyiyatan illa shalla ‘alaihi sab’uuna alfa malakin hatta yushbiha wakana lahu khariifun fil jannah.” Tidaklah seorang Muslim menjenguk saudaranya sesama Muslim yang sakit pada waktu pagi, melainkan 70.000 malaikat akan mendoakannya sampai waktu sore. Apabila ia menjenguknya pada waktu sore maka 70.000 Malaikat akan mendoakannya sampai waktu pagi. Iapun akan mendapatkan taman di surga. (H.R Abu Dawud dan Ibnu Majah, lihat Shahiihul Jaami’).

Sungguh ini adalah kenikmatan yang besar yang akan diperoleh orang yang mengunjungi orang sakit. Didoakan oleh Malaikat. Bukan satu malaikat, bukan sepuluh malaikat, bukan seratus malaikat, bukan seribu malaikat bukan dua ributapi  70.000 ribu malaikat yang akan mendoakan. Didoakan oleh teman atau guru kita atau orang orang shalih tentu kita sudah sangat senang apalagi jika yang mendoakan kita adalah malaikat.
 
Rasulullah bersabda : “Man ‘aada maridhan naada munaadin minass samaa-i thibta wa thaaba mamsyaaka watabawa’ta minal jannati manzilaa.” Barang siapa menjenguk orang sakit maka penyeru dari langit (Malaikat) berseru : Kamu telah melakukan kebaikan dan langkah-langkahmu juga baik, serta semoga kamu telah mendapatkan tempat tinggal di Surga. (H.R at Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Ketahuilah bahwa jika seseorang mendapat doa dari orang shalih atau dari ustadz  sudah sangat  apalagi  mendapat doa dari Malaikat.
 
Ketiga : Momentum terbaik untuk bersyukur.
Tidaklah banyak manusia yang bersyukur dengan kesehatan yang diberikan Allah. Mereka menganggap bahwa kesehatan adalah haknya. Seolah-olah tidak ada yang mengatur dia bisa menjadi sehat atau sakit setiap saat.
Kesehatan adalah ibarat mahkota berharga yang ada di kepala orang yang sehat dan tidak ada yang bisa melihat mahkota tersebut kecuali orang yang sedang mengalami sakit.
Oleh karena itu gunakan momentum menjenguk orang sakit sebagai kesempatan untuk menumbuhkan rasa syukur.

Keempat : Sebagai obat untuk hati yang keras.
Pada suatu kali datang seseorang kepada “Aisyah minta nasehat. : “Ya Ummul Mukminin, sesungguhnya aku memiliki penyakit. Adakah engkau memiliki obatnya”. Lalu ‘Aisyah bertanya : Apa penyakitmu. Dijawab : Aku memiliki hati yang keras. Kata ‘Aisyah : Itu adalah seburuk-buruk penyakit. Lalu ‘Aisyah memberikan resep dengan tiga macam obat :

1. Sering-seringlah engkau menjenguk orang sakit.
2. Sering-seringlah engkau mengantarkan jenazah ke kubur dan perhatikan bagaimana jenazah dimasukkan kedalam kuburnya.
3. Sering-seringlah engkau mengingat kematian.

Orang yang sakit apabila dijenguk maka tentu akan  sangat bermanfaat bagi diri  dan keluarganya. Tapi cobalah perhatikan lebih lanjut, sebenarnya orang yang menjenguk orang sakit juga mendapat manfaat atas apa yang dia lakukan antara lain sebagaimana resep yang diberikan ‘Aisyah yaitu sebagai obat hati yang keras.
    
Kelima : Terhindar dari tegoran Allah pada hari Kiamat.
Bagaimana pula hubungan menjenguk orang yang sakit dengan tegoran Allah di hari Kiamat nanti. Perhatikanlah saudaraku bahwa Allah berfirman dalam sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah :
“Pada hari Kiamat Allah Ta’ala berfirman : Wahai anak Adam, Aku sakit tetapi kamu tidak menjengukKu. Ia menjawab : Wahai Rabbku, bagaimana aku menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Rabb semesta alam. Allah berfirman : Tidakkah kamu mengetahui bahwa hamba-Ku si Fulan sakit, tetapi engkau tidak menjenguknya. Tidakkah kamu tahu jika menjenguknya niscaya kamu akan mendapati-Ku di sisinya.

Para ulama menjelaskan bahwa makna dari kalimat : “Niscaya kamu akan  mendapati–Ku di sisinya” adalah engkau  akan mendapat rakhmatKu dan engkau akan mendapatkan pahala dari-Ku

Ketahuilah bahwa menjenguk orang sakit hukumnya memang tidak fardhu a’in, tetapi tentu kita berusaha untuk mengunjungi orang sakit agar terhindar dari tegoran Allah pada hari Kiamat. 

Semoga kita akan senantiasa diberi kekuatan dan  kesempatan oleh Allah Ta’ala untuk selalu bersegera mengunjungi saudara  saudara kita yang sedang sakit                                                                                                                               




Tidak ada komentar:

Posting Komentar