Senin, 04 Agustus 2014

DOSA KECIL BISA JADI BESAR



DOSA KECIL BISA JADI BESAR

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah.
Sebagai orang beriman kita lebih waspada terhadap dosa-dosa besar. Dengan pertolongan Allah kita tidak lagi akan melakukan dosa dosa besar.  Sekuat tenaga kita akan  menghindar dari berbagai dosa besar seperti kesyirikan, berurusan dengan dukun dan sihir, durhaka terhadap orang tua, minum khamer memakan harta anak yatim dan dosa dosa besar lainnya.
Lalu bagaimana terhadap dosa-dosa kecil. Kadang-kadang kita lalai atau mungkin juga mengabaikannya. Ketahuilah bahwa dosa-dosa kecil perlu diwaspadai dan ditakuti karena bisa menjadi dosa besar. Dosa dosa kecil yang menumpuk dengan sangat mudah akan menjadi dosa besar. Para ulama mengingatkan kita bahwa dosa dosa kecil yang  kita lakukan adalah fondasi untuk membangun dosa besar. Bukankah orang bijak berkata :  “Gunung yang besar terdiri dari butiran-butiran pasir”.

Iman Ibnu Qudamah dalam kitabnya Minhajus Qashidin, membuka satu pasal khusus dengan judul “Dosa Besar”. Beliau rahimahullah menjelaskan beberapa penyebab kenapa dosa kecil bisa menjadi besar.

Pertama : Jika dosa kecil  dilakukan terus menerus.
Ketahuilah bahwa dosa besar yang dilakukan lalu bertaubat dengan taubat nasuha, lebih bisa diharapkan ampunan-Nya dari pada dosa kecil yang dilakukan terus menerus“
Tidak ada dosa kecil selagi terus menerus dikerjakan dan tidak ada dosa besar selagi dimohonkan ampun (H.R Ad Dailami, sebagian ulama mendha’ifkan hadits ini).

 Kedua : Jika dosa kecil dianggap remeh.
Jika suatu dosa kecil dianggap remeh seperti ada orang berkata : “Ah,    inikan cuma dosa kecil mudah untuk diampuni. Allah-kan Maha pengampun, dosa besar saja diampuni apalagi dosa kecil”
 
Ibnu Qadimah berkata : Selagi suatu dosa kecil dianggap besar oleh seorang hamba maka dosa itu akan (tetap) menjadi kecil disisi Allah.
Begitupun sebaliknya, jika  dosa  kecil dan dianggap remeh maka akan menjadi besar disisi Allah. Kenapa, karena dia telah meremehkan maksiat yang dilakukannya kepada Allah yang Maha-agung. 
Bilal bin Sa’id berkata : “Janganlah kalian melihat kecilnya suatu kesalahan (dosa) tetapi lihatlah kepada siapa kalian telah bermaksiat. Sungguh yang kalian maksiati adalah dzat yang maha Agung yaitu Allah Subhanahu wa ta’ala.
Imam al Bukhari meriwayatkan sebuah atsar dari Anas bin Malik: “Sesungguhnya kalilan benar-benar telah melakukan berbagai macam perbuatan dosa yang dalam pandangan kalian lebih kecil dari sehelai rambut. Andaikan kami melihatnya pada masa Rasulullah, maka itu adalah dosa sebesar gunung Uhud."

Ketiga : Merasa senang melakukan dosa kecil.
Ini adalah fenomena yang ada disebagian orang muslim yaitu seseorang telah melakukan dosa kecil lalu dengan senang hati disebut-sebut. Maka ini bisa berubah menjadi besar, karena disebut-sebut dan merasa senang dengannya.Semestinya, seseorang yang punya dosa meskipun kecil tentu takut kepada Allah dan segera minta ampun.

Keempat : Menceritakan dosa yang telah dilakukan
Seseorang menceritakan dosanya tidak lepas dari dua perkara yaitu dia tidak merasa menyesal telah berbuat dosa dan ini adalah indikasi bahwa dia bangga dengan dosanya. Sungguh adalah suatu perbuatan tercela jika seseorang bangga dengan maksiat yang telah dilakukannya. Akibatnya adalah akan menambah koleksi dosanya.

Kelima :  Dosa kecil yang dilakukan seorang berilmu.
Orang yang berilmu biasanya menjadi panutan sehingga dia harus lebih berhati-hati dalam berbicara dan berbuat. Dia haruslah memberi contoh yang baik dalam aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah.
Jika suatu waktu dia melakukan perbuatan buruk atau maksiat meskipun kecil ini sangat mungkin diikuti oleh orang lain. Akibatnya dosanya menjadi besar karena memberi contoh buruk yang mendatangkan dosa.

Allahu a’lam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar