Minggu, 15 September 2019

PERUMPAMAAN MANUSIA YANG SEPERTI KELEDAI MEMBAWA KITAB


PERUMPAMAAN MANUSIA YANG SEPERTI KELEDAI 
MEMBAWA KITAB

Oleh : Azwir B. Chaniago

Keledai adalah sejenis binatang yang bodoh. Ketika dia membawa kitab kitab yang tebal di  atas punggungnya dia tak mendapat apa apa dari kitab yang dipikulnya kecuali kelelahan. Nah, perumpamaan orang Yahudi yang dibebankan kepadanya kitab suci Taurat disebutkan Allah Ta’ala dalam firman-Nya :

مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا ۚ بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

Perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa Taurat, kemudian mereka tiada membawanya (tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang dzalim. (Q.S al Jumu’ah 5)

Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala menyebutkan bahwa orang orang Yahudi dan Nasrani yang telah Allah Ta’ala embankan Taurat kepada mereka dan diperintahkan untuk mempelajari dan mengamalkannya, ternyata mereka tidak mengemban (amanat itu dengan baik) dan tidak pula menjalankannya. Karenanya, mereka tidak memiliki keutamaan sedikitpun.

Justru mereka bak keledai yang memikul kitab kitab ilmu di punggungnya. Apakah keledai itu dapat memanfaatkan kitab kitab yang berada di atas punggungnya ?. Apakah mereka akan mendapat kemuliaan dengan keadaan tersebut ?.  Ataukah nasibnya hanyalah sekedar memikul saja. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)

Keadaan sifat dan kelakuan Yahudi ini bahkan lebih buruk lagi karena mereka bukan hanya mengabaikan kitab suci tetapi mereka mengutak atik bahkan merubahnya sesuai keinginan hawa nafsu mereka. Allah Ta’ala menjelaskan hal ini dalam firman-Nya :

وَإِنَّ مِنۡهُمۡ لَفَرِيقًا يَلۡوُۥنَ أَلۡسِنَتَهُم بِٱلۡكِتَٰبِ لِتَحۡسَبُوهُ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَمَا هُوَ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ وَمَا هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ

Sesungguhnya ada segolongan di antara mereka yang memutar-mutar lidahnya membaca al Kitab, supaya kamu mengira yang dibacanya itu sebagian dari al Kitab, padahal ia bukan dari al Kitab dan mereka mengatakan, ini (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedangkan mereka mengetahui. (Q.S Ali Imran 78).

Imam Ibnu Katsir berkata : Allah Ta’ala menyampaikan celaan bagi kaum Yahudi yang telah yang telah diberi Taurat untuk diamalkan namun mereka tidak menunaikannya.
Perumpamaan mereka dalam hal itu tak ubahnya seperti keledai yang membawa kitab kitab dan keledai tidak mengetahui apa yang terdapat padanya sekalipun dia memikulnya. Demikian pula (kaum Yahudi) yang dalam membawa kitab suci yang karuniakan kepada mereka. Mereka hanya menghafal teks teksnya saja tanpa memahami dan tidak pula mengamalkannya.

Justru mereka menyelewengkannya, menyimpangkan serta merubahnya. Dengan demikian mereka menjadi lebih buruk daripada keledai, karena keledai tidaklah berakal. Sementara mereka berakal namun tidak mempergunakannya. (Tafsir Ibnu Katsir).    

Namun demikian ketahuilah wahai orang orang beriman !.  Bahwa surat al Jumu’ah ayat 5 tersebut diatas tidak hanya berlaku atau ditujukan kepada orang orang Yahudi saja. Akan tetapi mencakup siapa saja yang mengabaikan ayat ayat Allah. Bisa terjadi pula pada diri orang orang beriman.

Imam Ibnul Qayyim al Jauziyah berkata : Allah Ta’ala menggambarkan manusia yang ditugasi mengemban kita suci-Nya untuk diyakini, dicermati, diamalkan dan didakwahkan namun ternyata mereka menyelisihinya.

Mereka sekedar menghafalnya tanpa tadabbur (penghayatan), tidak mengikuti petunjuknya, tidak pula berhukum dengannya dan (tidak) mengamalkannya. Sungguh mereka itu ibarat keledai yang membawa kitab kitab namun tak memahami isi yang ada di dalamnya. Nasib mereka sama dengan nasib keledai.

Perumpamaan ini sekalipun mengetengahkan contoh kaum Yahudi akan tetapi maknanya mencakup siapapun yang mengemban kita suci al Qur an akan tetapi tidak mengamalkannya. Tidak menunaikan kandungan al Qur an atau (tidak) memperhatikannya sebagaimana mestinya. (I’lamul Mawaqi’in)  

Itulah perumpamaan yang buruk bagi manusia sebagai celaan dan penghinaan bagi orang orang yang mengabaikan kitab suci yang Allah turunkan kepada mereka. Wallahu A’lam. (1.764)       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar