Jumat, 19 Januari 2018

WASPADA TERHADAP ISTIDRAJ



WASPADA TERHADAP ISTIDRAJ

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sering kita menyaksikan berapa banyak manusia yang secara zhahir mendapat  rizki berupa harta yang banyak bahkan melimpah. Pangkat dan jabatannya naik terus.  Pada hal kita mengetahui bahwa mereka  jauh dari Allah Ta’ala. Sering bahkan terus menerus melanggar perintah-Nya.

Jika keadaan ini terjadi maka sangatlah penting  bagi orang ini untuk waspada, segera lakukan introspeksi diri. Jangan jangan ini adalah peringatan dari Allah berupa istidraj. 
  
Lalu, apa itu istidraj. Istidraj secara bahasa diambil dari kata da-ra-ja yang artinya naik dari satu tingkatan ke tingkatan selanjutnya. Secara istilah istidraj dari Allah kepada hamba dipahami sebagai hukuman yang diulur  dan tidak diberikan langsung. Untuk sementara waktu Allah membiarkan orang ini dan tidak disegerakan adzab baginya bahkan diberikan kenikmatan dan kesenangan yang semu. Pada waktunya Allah akan menimpakan adzab yang sangat berat.

Ada pula yang mengatakan bahwa  istidraj adalah  semua perbuatan  maksiat yang Allah balas untuk waktu tertentu dengan nikmat, dan Allah membuat dia lupa untuk mengingat-Nya serta lupa bertaubat dan beristighfar. Akibatnya dia semakin dekat dengan adzab, selanjutnya Allah berikan  hukuman yang berat.

Tentang istidraj ini, Rasulullah bersabda :   “Apabila engkau melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah.” Kemudian beliau membacakan surat al Qalam ayat 44.  Allah berfirman : “Sanastadriju hum  min haitsu laa ya’lamun”  Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.

Dalam sebuah hadits juga disebutkan bahwa Rasulullah bersabda :  “Jika ada orang yang berbuat dosa tetapi mendapat kesenangan dan tidak mendapat adzab dari Allah maka bisa jadi itu adalah istidraj. Kesenangan tersebut hanyalah kesenangan sesaat di dunia yang akan dibalas  dengan adzab oleh Allah baik segera di dunia atau di akhirat.” (H.R Imam Ahmad dan ath Thabrani, dishahihkan oleh Syaikh al Albani)
Ali bin Abi Thalib  berkata : Wahai anak Adam !.  Ingat dan waspada lah bila engkau melihat Rabbmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan maksiat kepadaNya.

Ibnu Athillah berkata : Hendaklah engkau takut jika engkau selalu mendapat karunia berupa kenikmatan (dunia) dari Allah sementara itu engkau tetap dalam perbuatan maksiat kepada-Nya. Jangan sampai karunia dan nikmat itu semata mata istidraj.

Oleh karena itu waspadalah terhadap istidraj ini karena dibalik kebahagian yang dinikmati telah menunggu murka dan adzab Allah Ta’ala karena telah diberi kenikmatan yang banyak tapi tak mau patuh dan taat kepada-Nya.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.218)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar