Kamis, 04 Januari 2018

KEMULIAAN ADA BERSAMA AL QUR AN



KEMULIAAN ADA BERSAMA AL QUR AN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Al Qur-an adalah Kalamullah, firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wasallam melalui Malaikat Jibril, dengan lafal dan maknanya. (Ensiklopedi Islam jilid 4/132).

Sangatlah banyak ulama yang menjelaskan tentang definisi al Qur-an, diantaranya   adalah Imam Muhammad Ali ash-Shabuni. Beliau berkata : Al-Quran adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril dan ditulis pada mushaf-mushaf  yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, dimulai dengan Surah Al-Fatihah (1)  dan ditutup dengan Surah An-Nas (114).

Kalau kita perhatikan di zaman ini berbagai cara dilakukan manusia untuk mendapatkan kemuliaan bagi dirinya. Ada yang berusaha dengan mengejar pangkat yang tinggi, jabatan yang dirasa hebat agar dianggap mulia. Ada pula dengan mencari harta sebanyak banyaknya sehingga merasa mulia dan dimuliakan orang banyak.


Ketahuilah bahwa pangkat, jabatan harta dan yang semacamnya mungkin bisa membuat seseorang mulia  dan dihormati. Tapi semua itu adalah sangat sementara bahkan semu karena memuliakan itu datang  biasanya karena kepentingan.

Sungguh hakikat kemuliaan itu adalah bersama al Qur an Kalamullah. Mempelajarinya, membacanya, memahami dan mengamalkan serta juga mendakwahkannya. Bahkan kemuliaan bersama al Qur an bukan hanya sekedar di dunia saja tapi ada yang paling penting yaitu kemuliaan sampai ke negeri akhirat.

Perhatikanlah, bahwa ulama ulama terdahulu yang telah ratusan tahun wafat masih tetap dikenang dan dimuliakan karena ilmunya yaitu memahami al Qur an dan mengajarkannya. Bahkan ilmu dan pengajaran mereka sampai kepada kita melalui kitab kita  yang mereka tulis.

Sungguh sangatlah banyak keutamaan dan kemulian bagi orang orang yang senantiasa berinteraksi dengan al Qur an yatu dengan mempelajari, mentadaburi, mengamalkan dan juga mendakwahkannya, diantaranya :

Pertama : Menjadi manusia paling baik.
Diriwayatkan oleh Utsman bin Affan, Rasulullah bersabda : “ Khairukum man ta’allamal qur-ana wa ‘allamahu”. Sebaik baik kalian adalah yang belajar al Qur an dan mengajarkannya (H.R Imam Bukhari).

Imam Ibnu Hajar Ashqalani berkata : Tidak diragukan lagi bahwa orang yang bisa menggabungkan antara belajar dan mengajarkan al Qur an adalah orang yang sempurna bagi dirinya dan bagi orang lain, yaitu yang mampu mengumpulkan kebaikan yang sedikit dan yang banyak. (Fathul Bari)

Kedua : Pahala dari setiap huruf.
Haruslah menjadi keinginan yang besar bagi setiap hamba untuk mendapatkan nilai kebaikan atau pahala yang banyak. Bahkan disuruh agar berlomba untuk mendapatkannya. Fastabiqul khairaat. Salah cara yang diajarkan oleh Rasulullah kepada kita untuk mendapatkan kebaikan dan pahala yang banyak adalah dengan melazimkan diri untuk membaca al Qur an. Ketahuilah bahwa setiap huruf yang dibaca memberikan satu kebaikan bahkan dilipatkan menjadi sepuluh kebaikan. Ini semua tentulah sebagian dari tanda tanda kasih sayang Allah kepada umat Muhammad Salallahu ‘alaihi wasallam.

Rasulullah bersabda : “Man Qara-a harfan min kitaabillah falahu bihi hasanatun. Wal hasanatun bi’asyri amtsalihaa. Laa aquulu “aliflammim” harfun. Walakin alifun harfun, wa laamun harfun wa miimmun harfun” Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan setiap kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf. (H.R Imam at Tirmidzi).

Ketiga : Diangkat derajatnya.
Sungguh orang yang menjunjung tinggi al Qur an akan diangkat derajatnya mendapatkan kemuliaan di sisi Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman : “Laqad anzalnaa ilaikum kitaaban fiihi dzikrukum, afalaa ta’qilun”. Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kalian sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab sebab kemuliaan bagimu, Maka apakah tidak memahaminya. (Q.S al Anbiya’ 10).

Syaikh as Sa’di berkata : “Yang didalamnya terdapat sebab sebab kemuliaan bagimu”. Yaitu kemuliaan, prestise dan ketinggian martabat kalian. Jika kalian mengingat ingat kabar kabar otentik yang ada didalammnya, kemudian kalian meyakini dan mentaati kandungan perintah perintahnya dan kalian menjauhi larangan larangannya, niscaya kemuliaan kalian akan meningkat dan kedudukan kalian akan menjadi agung.

Satu riwayat menyebutkan bahwa pada suatu kali Amirul Mu’minin, Umar bin Khaththab bertemu dengan Nafi’ al Harits Gubernur Makkah di daerah Usfan. Lalu Amirul Mu’minin bertanya : Ya Nafi’ siapa yang telah engkau tunjuk sebagai penggantimu sementara engkau bersafar. Lalu dijawab : Aku telah mengangkat Ibnu Abza sebagai pengganti sementara. Amirul Mu’minin bertanya : Siapa Ibnu Abza. Dijawab : Dia adalah bekas budak kami yang telah dimerdekakan. Bekas budak kata Umar. Nafi’ menjawab : Ya, tapi dia sangat memahami al Qur an.

Lalu Amirul Mu’minin berkata : Sungguh benar sabda Rasulullah : “Sesungguhnya Allah mengangkat suatu kaum dengan sebab al Qur an ini dan menghinakan kaum yang lainnya” (H.R Imam Muslim 269). 

Oleh karena itu dalam menjalani hidup ini maka seorang beriman tidak boleh lepas sedikitpun dari al Qur an sehingga mereka menjadi mulia dan mendapat kedudukan yang tinggi di sisi Allah Ta’ala.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. 1.200).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar