Sabtu, 20 Januari 2018

SEORANG HAMBA WAJIB MEMPERHATIKAN KUALITAS AMALNYA



SEORANG HAMBA WAJIB MEMPERHATIKAN 
KUALITAS AMALNYA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Amal shalih yang dilandasi iman adalah modal paling utama untuk mendapat berita gembira dengan surga. Allah berfirman :

Pertama : “Wa basysyiril ladziina aamanuu wa ‘amilush shalihaati anna lahum jannatin tejrii min tahtihal anhaar” . Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang orang yang beriman dan beramal shalih bahwa untuk mereka (disediakan) surga surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai.  (Q.S al Baqarah 25).

Kedua : “Wa tilkal jannatul latii uuristumuuhaa bimaa kuntum ta’maluun”. Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu karena perbuatan yang telah kamu amalkan. (Q.S az Zukhruf 72).

Tentang ayat ini Syaikh as Sa’di berkata : Artinya, Allah Ta’ala mewariskan (menganugerahkan) surga surga itu untuk kalian karena amal perbuatan kalian dan dijadikannya sebagai balasan atas amal amal kalian karena karunia-Nya. Dan didalamnya Allah Ta’ala menyimpan berbagai rahmat-Nya.

Lalu setiap hamba melakukan amal ibadah terutama sekali amal ibadah yang wajib dan ditambah lagi dengan ibadah ibadah Sunnah. Diantara ibadah yang utama bagi seorang beriman adalah shalat, puasa, zakat dan sedekah serta ibadah haji dan umrah.  
  
Suatu hal yang sangat sangat penting untuk diprhatikan oleh seorang hamba adalah BUKAN HANYA MENJAGA KUANTITAS AMALNYA TAPI JAUH LEBIH PENTING LAGI MENJAGA KUALITASNYA.  Ali bin Abi Thalib berkata : Jadilah kalian orang yang LEBIH MEMPERHATIKAN BAGAIMANA AMALAN ITU (BISA) DITERIMA DIBANDING DENGAN KALIAN (BANYAK) BERAMAL. 

Jangan sampai amal kita menjadi seolah olah hanya debu yang beterbangan. Allah Ta'ala berfirman : “Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan lalu Kami akan jadikan amal itu  (bagaikan) debu yang beterbangan”. (Q.S al Furqan 23).

Tentang ayat ini, Imam al Baghawi berkata : “(debu yang beterbangan)” artinya amal yang sia sia, tak mendapat pahala.

Ketahuilah bahwa tidaklah semua amal baik diterima dan memberikan pahala. Penyebabnya paling utama adalah karena tidak dilakukan dengan baik dan benar. Diantaranya contohnya sebagaimana dijelaskan dan diingatkan  oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam  dalam sabda beliau :

Pertama : Ketahuilah bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam  mengingatkan tentang ada seseorang yang shalat selama 60 tahun tapi tak satupun shalatnya diterima.  
Rasulullah bersabada : “Sesungguhnya (ada) seseorang yang shalat selama enam puluh tahun namun tak satu shalat pun diterima. Barangkali orang itu menyempurnakan ruku’ tapi tidak menyempurnakan sujud. Atau menyempurnakan sujud namun tidak menyempurnakan ruku’nya”. (H.R al Ashbahani dan at Targhib, Lihat ash Shahihah no. 2535).

Rasulullah juga mengingatkan dalam sabda beliau : "Sesungguhnya seseorang benar-benar selesai (dari shalat) namun tidak dituliskan (pahala) baginya melainkan hanya sepersepuluh dari shalatnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, atau setengahnya.” (H.R  Abu Daud) 

Kedua : Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan kita bahwa ada orang berpuasa  yang hanya memperoleh lapar dan haus saja. Rubba shaa’imin hazhzhuhu min shiyamihi al ju’ wal ‘athasy. Berapa banyak orang yang puasa hanya mendapatkan lapar dan haus saja. (H.R Ibnu Majah, an Nasa’i).

Dalam hadits ini beliau menyebut dengan rubba dan kata rubba dalam bahasa Arab bukan bermakna  satu atau dua tetapi menunjukkan jumlah yang banyak. 

Kedua hadits ini mengingatkan kita untuk selalu menjaga KUALITAS AMAL kita agar betul betul bernilai dan tidak sia sia di sisi Allah Ta’ala. Dan seorang hamba memang dituntut untuk mempersembahkan amal yang paling baik ke hadapan-Nya.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.200).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar