Senin, 15 Januari 2018

KEMAKSIATAN ORANG BERTAUBAT DIGANTI DENGAN KEBAIKAN



KEMAKSIATAN ORANG  BERTAUBAT
DIGANTI DENGAN KEBAIKAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Tak ada manusia yang tak memiliki    dosa dan kesalahan.  Dalam sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan bahwa manusia berbuat dosa siang dan malam artinya terus dan sering berbuat dosa. Allah berfirman : “Ya ‘ibaadi, innakum tukhti-una bil laili wan nahar” Wa ana aghfiru dzunuba jamii’a. Fastaghfiruni, aghfirlakum”. Wahai hamba hambaku, sesungguhnya kalian berbuat dosa (kesalahan) siang dan malam. Dan Aku Mahapengampun, semua dosa. Minta ampunlah kepadaKu, Aku akan ampuni kalian. 

Mereka yang berdosa niscaya akan mendapat balasan. Apalagi jika dosa itu adalah dosa dosa besar seperti melakukan kesyirikan. Allah berfirman : “(Yakni) akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina”. (Q.S al Furqan 69). 

Allah berfirman : “Kecuali orang orang yang bertaubat dan beriman dan mengejakan amal shalih, maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun. Maha Penyayang”. (Q.S al Furqan 70).

Syaikh as Sa’di berkata : “Maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan” maksudnya : 
 
(1) Segala perbuatan dan perkataan mereka yang disiapkan untuk amal keburukan akan diganti, yaitu diganti dengan kebaikan kebaikan. Maka syirik mereka berubah menjadi iman, kemaksiatan mereka diganti menjadi  ketaatan dan ; 

(2) Kejahatan kejahatan  yang sama dan pernah mereka lakukan diganti (dengan kebaikan). Kemudian ditumbuhkan bagi mereka satu taubat, inabat dan ketaatan untuk setap dosa dari dosa dosa tersebut yaitu diganti dengan kebaikan kebaikan, sebagaimana tampak dari zhahirnya ayat.

Dalam hal ini ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, tentang seorang laki laki yang dihisab oleh Allah karena sebagian dosa dosanya. Lalu dihitung dihadapannya. Kemudian Allah mengganti untuk setiap dosa dengan satu kebaikan. Lalu orang itu berkata : Ya Rabbi, sesungguhnya aku mempunyai beberapa dosa lagi yang tidak aku lihat disini. Wallahu a’lam. (Tafsir Taisir Karimir Rahman). 
        
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Imam Fudhail bin ‘Iyadh berkata kepada seseorang : Berapa usiamu ?. Orang itu menjawab enam puluh tahun. Kalau begitu sejak 60 tahun yang lalu engkau berjalan menuju Rabbmu dan tidak lama lagi engkau akan sampai kepada-Nya. Orang itu berkata : Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun. 

Al Fudhail berkata, Tahukah engkau makna ucapanmu tadi ? Maknanya adalah aku hamba Allah dan aku akan kembali kepada-Nya. (1) Barangsiapa mengetahui bahwa ia hamba Allah dan ia akan kembali kepada-Nya hendaklah ia mengetahui  bahwa dirinya akan dihisab (pada hari Kiamat). (2) Barangsiapa mengetahui dirinya akan dihisab hendaklah dia mengetahui bahwa dirinya akan ditanya. (3) Barangsiapa mengetahui dirinya akan ditanya hendaklah ia menyiapkan jawaban pertanyaannya. Orang itu berkata : Bagaimana caranya ?. Al Fudhail berkata : Sederhana sekali. Orang itu berkata : Apa itu ?.  

Al Fudhail berkata : Engkau memperbaiki (diri dengan) umur yang masih ada niscaya dosa dosamu yang telah lalu diampuni. Karena jika engkau berbuat salah di sisa usia maka engkau disiksa karena dosa dosa yang lalu dan dosa yang sekarang. (Hilyatul Auliya’).

Oleh karena seseorang yang selama ini mungkin melalaikan  perintah Allah dan Rasul-Nya hendaklah segera bertaubat dengan sebenar benar taubat. Semoga Allah Ta’ala mengganti keburukannya di masa lalu dengan kebaikan kebaikan sehingga dia menjadi orang yang beruntung. Sungguh Allah Ta’ala Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.213).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar