Rabu, 26 Juli 2017

SHALAT 60 TAHUN BISA JADI TAK ADA YANG DITERIMA



SHALAT 60 TAHUN BISA JADI TAK ADA YANG DITERIMA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap hamba sangatlah berharap agar semua ibadahnya diterima terutama sekali ibadah  shalat. Kenapa ? Karena salah satu dari rukun Islam yang  wajib kita laksanakan adalah shalat fardhu. Ini adalah sebaik baik amal disisi Allah dan merupakan amal yang pertama kali akan dihisab kelak di akhirat. 

Ketahuilah bahwa baik buruknya amal seorang hamba dinilai dari shalatnya. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسَرَ فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : انَظَرُوْا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ؟ فَيُكْمَلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيْضَةِ ثُمَّ يَكُوْنُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ . وَفِي رِوَايَةٍ : ثُمَّ الزَّكَاةُ مِثْلُ ذَلِكَ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ حَسَبَ ذَلِك



Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari Kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaraka wa Ta’ala mengatakan : Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah ?. Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu. Dalam riwayat lainnya disebutkan : Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan dihisab seperti itu pula. (H.R Abu Daud, Imam Ahmad, al Hakim dan  Baihaqi)


Seorang hamba sangatlah merasa cemas jika amal ibadahnya berupa shalat tak diterima. Dan memang  tidak ada diantara kita yang bisa meyakini bahwa shalatnya sah, memenuhi syarat dan  diterima. Perhatikanlah hadits berikut ini.

Suatu ketika ada seseorang yang masuk masjid kemudian shalat dua rakaat. Seusai shalat, orang ini menghampiri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yg saat itu berada di masjid. Ternyata Nabi menyuruh orang ini  untuk mengulangi shalatnya. Setelah diulangi, orang ini balik lagi, dan disuruh mengulangi shalatnya lagi. Ini berlangsung sampai tiga kali. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepadanya cara shalat yang benar. Ternyata masalah utama yang menyebabkan shalatnya dinilai batal adalah kareka dia tidak tuma'ninah. Dia bergerak rukuk dan sujud terlalu cepat. (H.R Imam Bukhari, Imam Muslim,Ibnu Majah dan yang lainnya).

Orang ini disuruh Nabi untuk mengulang shalatnya karena tidak tuma’ninah. Jadi jika tidak ada  tuma’ninah maka shalat tidak sah dan harus diulang. 

Rasulullah bersabda : “Jika engkau hendak mengerjakan shalat bertakbirah. Lalu bacalah ayat al Qur-an yang mudah bagimu. Kemudian rukuklah sampai benar benar rukuk dengan tuma’ninah, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga engkau berdiri tegak. Setelah itu sujudlah sampai benar benar sujud. Kemudian lakukan seperti itu pada seluruh shalatmu” (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Oleh karena itu mari kita jaga shalat kita. Kita pelajari cara shalat yang benar. Kita jaga tuma’ninahnya, ruku’ dan sujudnya dan segala sesuatu yang berkaitan dengan shalat agar menjadi shalat yang bernilai di sisi Allah Ta’ala dan menjadi salah satu bekal kita yang utama di akhirat kelak.

Ketahuilah bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam  mengingatkan tentang seseorang yang shalat selama 60 tahun tapi tak satupun shalatnya diterima.  

Rasulullah bersabada : “Sesungguhnya (ada) seseorag yang shalat selama enam puluh tahun namun tak satu shalat pun diterima. Barangkali orang itu menyempurnakan ruku’ tapi tidak menyempurnakan sujud. Atau menyempurnakan sujud namun tidak menyempurnakan ruku’nya”. (H.R al Ashbahani dan at Targhib, Lihat ash Shahihah no. 2535). 

Rasulullah juga mengingatkan dalam sabda beliau : "Sesungguhnya seseorang benar-benar selesai (dari sholat) namun tidak dituliskan (pahala) baginya melainkan hanya sepersepuluh dari sholatnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, atau setengahnya.” (H.R  Abu Daud) 

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.078)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar