Minggu, 09 Juli 2017

DAPATKAN PAHALA YANG BANYAK KETIKA ENGKAU DIZHALIMI



DAPATKAN PAHALA YANG BANYAK 
KETIKA ENGKAU DIZHALIMI

Oleh : Azwir B. Chaniago

Besar kemungkinan bahwa pada suatu waktu Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan ujian atau cobaan kepada hamba hamba-Nya berupa perlakuan tidak baik atau dizhalimi orang lain. Mungkin kezhaliman itu dilakukan oleh saudara, teman, kerabat sendiri ataupun orang lain dan mungkin dilakukan saudara sesama muslim yang tidak kita kenal.

Bentuk perlakuan buruk atau kezhaliman itu bisa berupa penghinaan, cacian atau celaan, hujatan dengan perkataan kasar, ghibah, adu domba dan banyak lagi yang lain.

Umumnya manusia ingin membalas perlakuan buruk yang menimpa dirinya. Bahkan kalau mampu malah ingin membalas dengan yang lebih keras. Membalas suatu kezhaliman hakikatnya memang diperbolehkan asal tidak berlebihan. Allah berfirman : “Wain ‘aaqibtum fa’aaqibuu bimitsli maa-‘uuqibtum bihii ….Dan jika kamu membalas maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu….(Q.S an Nahal  126). 

Jadi jangan pernah membalas kezhaliman dengan kezhaliman yang lebih besar. Sekiranya anda dicubit satu kali maka boleh membalas cubitan itu satu kali saja. Jika membalas dengan mencubit dua kali maka itu berlebihan dan  cubitan yang kedua adalah merupakan kezhaliman pula yang juga akan menghasilkan dosa.

Ada beberapa sikap yang sangat dianjurkan ketika seseorang dizhalimi, diantaranya adalah : 
 
Pertama : Bersabar.
Imam Ibnul Qayyim dalam kitab Madaarijus Saalikin, menjelaskan kepada kita tentang makna akhlak kepada manusia, yaitu mencakup tiga hal. Satu antaranya adalah : Menahan diri (bersabar) jika disakiti atau diperlakukan tidak baik oleh orang lain. 

Sungguh kesabaran adalah termasuk akhlak mulia dan mendatangkan kebaikan yang amat banyak. Diantaranya seperti yang dikatakan oleh Syaikh Sulaiman bin Qaashim : Setiap amalan dapat diketahui ganjarannya kecuali kesabaran yaitu seperti air yang mengalir deras. Lalu beliau membacakan al Qur an surat az Zumar 10 : Innamaa yuwaffash shabiruna ajrahum bighairi hisaab” Sesungguhnya hanyalah pahala orang-orang bersabarlah yang dicukupkan tanpa batas. 

Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin dalam Kitab Syarah Riyadush Shalihin menjelaskan : Adapun kesabaran pahalanya berlipat ganda tidak terbatas. Ini menunjukkan bahwa ganjarannya sangat besar sekali hingga tidak mungkin bagi seorang insan untuk membayangkan pahalanya karena tidak bisa diukur dengan bilangan. 

Bahkan, pahala sabar termasuk perkara yang maklum disisi Allah tanpa bisa dibatasi. Tidak pula bisa disamakan dengan mengatakan satu kebaikan dilipat gandakan pahalanya sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Kesabaran itu pahalanya tanpa batas.

Kedua : Memaafkan.
Memaafkan orang lain adalah suatu yang berat di hati kecuali bagi orang orang yang diberi petunjuk oleh Allah Ta’ala. Sungguh sangatlah dianjurkan untuk memaafkan kesalahan orang lain. Allah berfirman : “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal. Tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang orang yang zhalim”.(Q.S asy Syuuraa 40).

Ketahuilah bahwa puncak keutamaan dari sikap suka memaafkan manusia adalah memperoleh ampunan Allah.

 Allah berfirman : “Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak menginginkan Allah mengampunimu dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang” (Q.S an Nuur 22). 

Dalam kitab Tafsir al Mulyasar, tahqiq Syaikh Bakar Abu Zaid antara lain dijelaskan bahwa : Ayat ini turun berkenaan dengan sumpah Abu Bakar ash Shiddiq bahwa dia tidak akan memberi apa apa lagi (tidak akan membantu lagi) kepada kerabatnya (diantaranya adalah Misthah bin Utsasah) ataupun orang lain yang terlibat dalam menyiarkan dan menyebarkan berita bohong tentang fitnah yang keji yang ditujukan kepada Aisyah putri beliau. Maka turunlah ayat ini melarang beliau melaksanakan sumpahnya itu,  menyuruh memaafkan dan berlapang dada terhadap mereka. 

Syaikh as Sa’di  menjelaskan : Ketika Abu Bakar mendengar ayat ini, Abu Bakar berkata : Ya demi Allah, sungguh aku benar benar senang bila Allah mengampuni diriku. Selanjutnya Abu Bakar kembali memberikan nafkah kepada Misthah bin Utsasah (Lihat Tafsir Karimur Rahman). 

Oleh karena itu jika setiap saat kita mengharapkan ampunan Allah maka  seharusnya kita juga senantiasa memaafkan orang lain. Sungguh kita sangat senang dengan ampunan Allah dan tentu sepantasnya pula kita melazimkan sikap suka memaafkan.
Bahkan memaafkan adalah termasuk salah satu tanda orang bertakwa : (Orang yang bertakwa) Yaitu orang yang berinfak baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang orang yang berbuat kebaikan. (Q.S Ali Imran 134).  

Syaikh as Sa’di berkata : Termasuk dalam tindakan memaafkan adalah memaafkan segala hal yang terjadi dari orang yang berbuat buruk kepada kita baik perkataan maupun perbuatan. Memaafkan itu jauh lebih baik daripada hanya sekedar menahan marah karena memaafkan adalah membalas dengan kelapangan dada terhadap orang yang berbuat buruk (kepada kita). Kitab Tafsir Karimir Rahman.

Ketiga : Menasehati
Imam al Khathabi dan Imam al Jurri berkata : Nasehat adalah menghendaki suatu kebaikan bagi orang lain dengan niat ikhlas (karena Allah), baik berupa perbuatan atau kehendak yang disampaikan dengan cara sebijak mungkin.

Hendaklah seorang yang dizhalimi berusaha memberi nasehat kepada yang menzhalimi jika itu memungkinkan dan jika memang mendatangkan kebaikan. Itu termasuk bagian dari berbuat baik kepadanya. Semoga dengan diberi nasehat dia tercegah untuk melakukan kezhaliman berikutnya.

Keempat : Mendoakan
Jika seorang hamba dizhalimi oleh saudaranya  maka dianjurkan untuk mendoakan kebaikan bagi yang telah berlaku zhalim itu. Ketahuilah bahwa doa seorang muslim bagi saudaranya akan di aamiin-kan oleh malaikat.

Dari Abu Ad-Darda’ dia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam bersabda : “Maa min ‘abdin muslimin yad’u li akhiihi bi zhahril ghaibi illaa qaala malaku wa laka bimitslih” Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata : Dan bagimu juga kebaikan yang sama (seperti yang kamu minta dalam doamu itu). (H.R Imam Muslim). 

Kelima : Menjaga aibnya.
Seorang muslim sangatlah dianjurkan untuk menutup aib saudaranya. Rasulullah bersabda : “Man satara akhaahul muslima fid dun-ya satarahullahu yaumal qiyaamah. ” Barang siapa menutup aib saudaranya di dunia, niscaya Allah akan menutup aibnya pada hari Kiamat. (H.R Imam Ahmad, lihat Shahihul Jami’)

Maka berbahagialah orang orang yang mampu menahan diri untuk tidak membicarakan aib saudaranya karena Allah akan menutup aibnya di akhirat kelak.  

Rasulullah bersabda : “Man radda ‘an ‘irdhi akhiihi radhdhaallahu ‘an wajhihin naara yaumal qiyaamah”. Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya sesama muslim maka Allah akan membelanya dari neraka kelak dihari kiamat. (H.R at Tirmidzi dan Imam Ahmad).

Itulah sebagian cara untuk mendapatkan pahala ketika seorang hamba diperlakukan tidak baik atau dizhalimi oleh saudaranya. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.067)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar