Selasa, 11 Juli 2017

ALLAH TA'ALA MERIDHAI SAHABAT DAN ORANG YANG MENGIKTUINYA



ALLAH TA’ALA MERIDHAI SAHABAT DAN 
ORANG YANG MENGIKUTINYA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh para sahabat  terutama yang disebut as saabiqun adalah orang orang pilihan Allah dan mendapat kesempatan terbaik untuk mendampingi dan berjuang bersama Rasul-Nya untuk menegakkan Agama Allah. Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah.  

Allah Ta’ala berfirman : Dan orang-orang  yang terdahulu lagi yang pertama tama (masuk Islam)  diantara  orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka  dengan baik,  Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan  yang agung. (Q.S at Taubah 100).                                                                                         
Dalam ayat ini disebutkan tentang dua kaum yang mendapat pujian dan keridhaan dari Allah Ta’ala. Mereka adalah :

Pertama : “Di antara orang orang Muhajirin”.
Yaitu : Yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia Allah dan keridhaan (Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang orang yang benar. (Q.S al Hasyr 8).

Kedua : “Dan orang orang Anshar”.
Yaitu : “Dan orang orang (Anshar) yang telah menempati kota Madinahdan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (kaum Muhajirin), mereka mencintai orang orang yang berhijrah ketempat mereka… (Q.S al Hasyr 9)

(Selain itu dalam ayat ini termasuk pula yang Allah ridhai) adalah : “Dan orang orang yang mengikuti mereka dengan baik” . yakni dalam akidah, perkataan dan perbuatan. Mereka itulah yang selamat dari celaan, mereka mendapat pujian yang tinggi dan kemuliaan terbaik dari Allah. “Allah ridha kepada mereka”. 

(Ketahuilah) bahwa diantara sifat kaum Anshar yang tidak bisa disaingi oleh yang selainnya dan menjadi karateristik mereka adalah lebih mengutamakan orang lain dari pada diri mereka sendiri. Sifat ini merupakan puncak berbagai bentuk kedermawanan. Yaitu mengutamakan orang lain daripada diri sendiri, baik dalam harta maupun yang lainnya. 

Pada hal mereka juga memerlukannya bahkan sekalipun mereka amat memerlukannya. Sifat seperti altruism (mengutamakan kepentingan orang lain) ini hanya dimiliki oleh orang yang memiliki akhlak yang suci dan lebih mencintai Allah Ta’ala daripada mencintai keinginan diri dan berbagai kenikmatannya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Iya begitulah sifat kaum Anshar yang yang dipersaudarakan oleh Rasulullah dengan kaum Muhajirin. Mereka memperlakukan sahabatnya melebihi kepentingan diri mereka sendiri Diantara contohnya yang terdapat dalam banyak riwayat  adalah Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan Sa’d bin Rabi’. Sebagaimana dipaparkan oleh Anas bin Malik. Sa’d memberi tawaran yang menggiurkan pada Abdurrahman, Saudaraku, aku seorang terkaya di Madinah. Ambillah separuh hartaku yang kau suka, aku juga memiliki dua istri, pilih yang kau suka, dan nikahilah!
 
Tetapi ternyata Abdurrahman bin Auf sebagaimana sifat sahabat pada umumnya, tidak tamak dengan harta. Dia orang yang suka mandiri meskipun waktu itu sangat miskin. Abdurrahman menjawab tawaran Sa’d bin Rabi’ : Semoga Allah melimpahkan berkahNya padamu juga pada keluarga dan hartamu. Saya hanya berharap agar ditunjukkan arah pasar.

Lalu ia pun lalu berangkat ke pasar, mulai melakukan jual-beli, hingga dengan pertolongan Allah dia mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Akhirnya menjadi seorang sahabat yag kaya raya di Madinah.

Oleh karena itu kita memohon kepada Allah Ta’ala agar diberi kekuatan untuk selalu mencintai para sahabat dan mengikuti manhaj  yaitu cara beragama mereka. Kita sangat berharap kiranya  mendapat  ridha-Nya pula sebagai mana para sahabat terdahulu.
Wallahu A’lam (1.070)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar