Selasa, 18 April 2017

TIDAK ADA PAKSAAN ADALAH BUKTI KESEMPURNAAN ISLAM



TIDAK ADA PAKSAAN ADALAH BUKTI KESEMPURNAAN ISLAM

Oleh : Azwir B. Chaniago

Imam Ibnu Katsir dalam Kitab Tafsirnya,  menukil perkataan Ibnu Abbas meriwayatkan tentang seorang sahabat Anshar dari Bani Salim bin ‘Auf yang memiliki dua orang anak laki laki. Kedua anaknya ini beragama Nasrani.

Lalu sahabat Anshar ini datang kepada Rasulullah bertanya : Ya Rasulullah, bolehkah aku memaksa kedua anakku (untuk masuk Islam) karena mereka beragama Nasrani. Lalu turun ayat : “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. (karena itu) Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.  (Q.S al Baqarah 256).

Tentang ayat yang mulia ini  pula, Syaikh Abdurrahman bin Nashir menjelaskan : Ayat ini menerangkan tentang kesempurnaan ajaran Islam. Dan bahwasanya karena kesempurnaan bukti buktinya, kejelasan ayat ayat dan keadaannya merupakan ajaran akal dan ilmu, ajaran fitrah dan hikmah, ajaran kebaikan dan perbaikan, ajaran kebenaran dan jalan yang lurus, maka karena kesempurnaannya dan penerimaan fitrah terhadapnya, maka (untuk masuk) Islam tidak perlu pemaksaan.

Syaikh as Sa’di lebih lanjut menjelaskan bahwa : Pemaksaan itu hanya terjadi pada suatu perkara yang dijauhi oleh hati, tidak memiliki hakikat dan kebenaran atau bukti bukti dan ayat ayatnya tidak ada. Jadi barang siapa yang telah mengetahui ajaran (Islam) ini dan dia menolaknya maka hal itu didasari oleh kedurhakaannya, karena (Allah Ta’ala telah berfirman) :  sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat”. Hingga tidak ada suatu alasan pun bagi seseorang dan tidak pula (ada) hujjah apabila dia menolak atau tidak menerimanya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)

Pada bulan Ramadhan tahun ke 8 Hijriah Rasulullah dengan 10.000 pasukan kaum muslimin  dari Madinah memasuki kota Makkah tanpa perlawanan dari kafir Quraisy. Beliau masuk kota Makkah dengan  tetap menundukkan kepala sambil membaca firman Allah: “Innaa  fatahnaa laka fathan mubiinaa” Sesungguhnya kami memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. (Q.S al Fath 1)

Lalu beliau mengumumkan kepada penduduk Makkah :“Siapa yang masuk masjid maka dia aman, siapa yang masuk rumah Abu Sufyan maka dia aman, siapa yang masuk rumahnya dan menutup pintunya maka dia aman.”

Meskipun pada saat itu kota Makkah telah jatuh ke tangan kaum muslimin tetapi ternyata  Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam tidak memaksa satu orang pun kafir Quraisy Makkah untuk memasuki agama Islam. Namun demikian, meskipun tidak dipaksa, tapi ternyata orang orang berbondong bondong masuk Islam dengan karunia Allah.

Allah berfirman : “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan engkau melihat manusia berbondong bondong masuk agama Islam. Maka bertasbihlah dengan memuji Rabb-mu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh Dia Maha Penerima taubat. (Q.S an Nasr 1-3).

Itulah tanda kesempurnaan Islam. Tidak ada yang dipaksa untuk memasukinya tapi, dengan pertolongan Allah, manusia berbondong bondong memasukinya. Wallahu A’lam. (1.020)    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar