Jumat, 14 April 2017

LAILATUL QADR MALAM PALING UTAMA



LAILATUL QADR MALAM PALING UTAMA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah.
Ramadhan bulan mulia. Ketahuilah bahwa satu satunya nama bulan yang disebut dengan jelas dalam al Qur an adalah Ramadhan. : “Syahru ramadhaana ladzii unzila fiihil qur-aana hudan linnaasi wa baiynaatin  minal hudaa wal furqaan”. Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan al Qur an. Sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan penjelasan mengenai petunjuk itu  dan pembeda (antara yang benar dengan yang bathil). Q.S al Baqarah 185.

Ketahuilah bahwa dengan kasih sayang-Nya, Allah Ta’ala menurunkan satu malam yang paling utama dan mulia pada   bulan Ramadhan. Oleh karenanya  orang orang shalih selalu menunggu dan berusaha untuk mencarinya. Itulah lailatul qadr. 

Makna al Qadr.
Diantara makna dari al Qadr adalah kemuliaan. Bisa juga bermakna al Qadr adalah takdir, karena malam itu ditetapkan takdir untuk setahun. Allah berfirman : “Inna anzalnahu fii lailatin mubaarakatin inna kunna mundzriin”. Fiihaa yuqraqu kullu amrin hakim”. Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh Kamilah yang memberi peringatan. Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. (Q.S ad Dukhan 3-4).

Syaikh al Utsaimin dalam Kitab Tafsir Juz ‘Amma berkata : Yang benar bahwa al qadr mencakup dua makna tersebut yaitu : 

(1) Malam Lailatul Qadr tidak diragukan lagi adalah malam yang penuh dengan keagungan dan kemuliaan. 

(2) Pada malam itu juga ditentukan takdir segala apa yang terjadi pada tahun tersebut yang berkaitan dengan orang yang masih hidup, yang akan mati yang berkaitan dengan rizki dan lain lain. 

Tentang ayat 4 surat ad Dukhan ini, Syaikh as Sa’di berkata : (Pada malam itu), yakni  di malam yang utama itu di mana al Qur an di turunkan, “dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”. Maksudnya  dijelaskan dan dibedakan serta dituliskan segala urusan takdir dan syariat yang telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala. 

Penulisan dan pembedaan yang ada pada malam lailtul qadar merupakan salah satu percatatan yang ditetapkan dan dibedakan. Sehingga sesuai dengan pencatatan pertama yang telah ditetapkan Allah Ta’ala yang menetapkan takdir seluruh makhluk berupa ajal, rizki, perbuatan dan kondisi mereka. Selanjutnya Allah Ta’ala mewakilkan kepada para malaikat untuk menulis apa yang akan berlaku pada setiap hamba ketika berada di perut ibunya.

Lalu Allah mewakilkan mereka pada saat manusia keluar ke alam dunia untuk mencatat perbuatannya. Allah Ta’ala menetapkan apapun yang akan terjadi selama satu tahun, pada malam lailatul qadar. Semua itu karena sempurnanya ilmu, hikmah, kerapian, perjagaan serta perhatian Allah Ta’ala kepada makhluk-Nya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).  
  
Lailatul qadr turun hanya pada bulan Ramadhan.
Allah berfirman : “Innaa anzalnaahu fii lailatil qadr. Wa maa adraaka maa lailatul qadr. Lailatul qadri khairum min alfi syahr”. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al Qur an) pada malam. Dan tahukah kamu malam kemuliaan itu ?. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (Q.S al Qadr 1-3).

Syaikh  Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Jika anda gabungkan   antara ayat : “Bulan ramadhan bulan yang didalamnya diturunkan al Qur an”  (Q.S al Baqarah 185) dengan ayat : “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al Qur an) pada malam kemuliaan (Q.S al Qadr 1) maka jelaslah bahwa malam lailatul qadr itu turun pada malam bulan Ramadhan. Namun dibagian mananya. Apakah di  awalnya, dipertengahan atau di akhirnya.?


Syaikh Utsaimin menjelaskan : Kesimpulannya bahwa malam lailatul qadr terdapat pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Di malam keberapakah adanya ? Allahu A’lam. Mungkin di malam ke dua puluh satu atau dimalam ketiga puluh atau diantara keduanya. Tidak ada dalil yang menetapkannya untuk setiap tahun. 

Dalam satu riwayat  disebutkan : “Yaitu pada malam malam yang ganjil di sepuluh malam yang akhir” (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Rasulullah bersabda : “Iltamisuuhaa fil ‘asyril awaakhir”. Carilah dia pada sepuluh malam yang terakhir. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Hikmah dirahasiakan datangnya lailatul qadr.
Dari beberapa riwayat kita mengetahui bahwa malam qadar itu diturunkan pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Tetapi tidak ada yang mengetahui waktunya dengan pasti, kecuali Allah Ta’ala saja. Tidaklah boleh seorang hamba mengatakan itu terjadi pada malam ke 27. Ini adalah rahasia Allah dan tentulah memiliki hikmah atau pelajaran berharga.

Syaikh Utsaimin berkata : Allah Ta’ala tidak mengabarkan kapan turunnya malam lailatul qadr secara pasti adalah untuk  dua pelajaran yang agung :
  
Pelajaran pertama : Untuk membedakan antara orang yang sungguh sunguh dengan orang yang malas dalam mencari malam tersebut.  Orang yang sungguh dalam mencarinya tidak merasa berat untuk beribadah pada sepuluh malam terakhir tersebut demi mendapatkan lailatul qadr. Adapun  orang yang malas akan merasa berat beribadah selama sepuluh hari hanya untuk mencari yang satu malam. 

Pelajaran kedua : Pahala kaum muslimin semakin banyak disebabkan banyaknya ibadah mereka. Semakin banyak amalan yang mereka lakukan maka semakin banyak jugalah pahala yang mereka dapatkan. (Lihat Tafsir Juz ‘Amma).

Keistimewaan dan keutamaan malam qadr.
Sungguh malam qadr memiliki keistimewaan yang banyak. Itulah sebabnya Rasulullah, para sahabat dan orang orang shalih dari dahulu hingga sekarang terus berusaha untuk mendapatkannya meskipun dengan harus menunggu selama sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan dengan beri’tikaf di masjid. Diantara keutamaan dan keistimewaannya adalah :

(1) Terdapat padanya satu malam yang istimewa yaitu malam qadr yang lebih baik dari seribu bulan. Yang dimaksud dengan kebaikan di sini adalah ganjaran amalan pada malam tersebut serta kebaikan dan keberkahan yang diturunkan Allah Ta’ala bagi umat Islam. 

(2) Malam qadr adalah malam yang penuh dengan kesejahteraan. Allah Ta’ala mensifati malam qadr dengan malam keselamatan karena pada malam itu banyak hamba Allah yang selamat dari dosa. Rasulullah bersabda : Man qaama lailatal qadri  iimaanan wahtisaaban ghufiralahu maa taqaddama min dzanbih”. Barangsiapa yang shalat pada malam lailatul qadr karena iman dan mengharap pahala maka diampuni dosa dosanya yang telah lalu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Abu Hurairah).

Syaikh Utsaimin berkata : Ketahuilah bahwa sabda beliau : iimaanan wah tisaaban” artinya karena keimanan kepada Allah dan  balasan pahala yang disediakan Allah bagi yang melaksanakannya  dan hanya mengharapkan pahala dan ganjaran dari-Nya. Hasilnya dapat diperoleh bagi yang mengetahuinya atau pun tidak mengetahuinya karena Rasulullah tidak memberikan syarat harus mengetahui hasil dari pahala tersebut. 

(3) “Tanazzalul malaa-ikatu war ruuhu fiihaa”. Pada malam itu turun malaikat malaikat dan malaikat Jibril. Para malaikat turun secara bertahap hingga memenuhi bumi. Mereka adalah penduduk langit yang tujuh. Mereka adalah makhluk yang sangat patuh kepada Allah Ta’ala. Ketahuilah bahwa turunnya malaikat kebumi adalah suatu pertanda adanya rahmat dan keberkahan. 

Bahkan dalam ayat ini disebutkan pula : “War ruuh” maksudnya adalah malaikat Jibril yang juga ikut turun. Allah Ta’ala menyebutkannya secara khusus karena kemuliaan dan keutamaan malaikat Jibril. (Tafsir Juz ‘Amma).

Oleh karena itu maka sangatlah beruntung seorang hamba yang diberi kekuatan dan kemampuan  untuk mencari malam lailatul qadar di bulan Ramadhan ini agar mendapatkan  keutamaannya yang  sangat agung. 

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.015).











  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar