Selasa, 04 April 2017

AMALAN KECIL IKUT MEMBERATKAN TIMBANGAN KEBAIKAN



AMALAN KECIL IKUT MEMBERATKAN TIMBANGAN KEBAIKAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Allah Subhanau wa Ta’ala berjanji memberikan kehidupan yang baik dan menyenangkan di akhirat kelak kepada orang orang beriman yang berat timbangan kebaikannya.  Allah berfirman : “Fa amma man tsakulat mawazinuhuu, fa huwa fii ‘isyatin radhiyah”. Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang).  Q.S al Qaari’ah 6-7.

Syaikh as Sa’di berkata : Yaitu yang kebaikan kebaikannya lebih berat melebihi keburukan keburukannya, “maka dia berada dalam dia berada dalam kehidupan yang memuaskan”, didalam surga penuh kenikmatan. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Oleh karena itu seorang hamba akan selalu berusaha melakukan berbagai kebaikan termasuk amalan amalan yang mungkin dianggap kecil tetapi bisa memberatkan timbangan kebaikannya di akhirat kelak. 

Bahkan Rasulullah mengingatkan agar umatnya tidak meremehkan kebaikan apapun. Dari Abu Dzarr, ia berkata : “Laa tahqiranna minal ma’ruufi syai-an, wa    lau an talqa akhaka bi wajhin thalqin”. Janganlah kamu meremehkan kebaikan apa pun meskipun kau bertemu  saudaramu dengan wajah berseri seri. (H.R Imam Muslim).

Ada beberapa faedah yang bisa diambil dari hadits ini, diantaranya :

Pertama : Dalam lafazh tahqiranna terdapat nun taukid yaitu nun bertasydid yang bermakna penekanan sehingga kalimat Laa tahqiranna minal ma’ruufi syai-an bermakna : Jangan sekali kali engkau meremehkan kebaikan.

Kedua : Bahwa tersenyum kepada saudara ketika bertemu adalah kebaikan. Mungkin sementara orang menganggap senyum itu hal kecil, dianggap sepele bahkan bisa jadi tak berharga. Tapi ternyata Rasulullah telah mengingatkan bahwa ini akan memberatkan timbangan kebaikan. 

Allah telah berfirman : “Fa man ya’mal mitsqaala dzarratin khairan yarah”. Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. (Q.S al Zalzalah 7).

Sungguh Allah Ta’ala tidak akan mengabaikan kebaikan apapun meskipun sangat kecil, sebesar dzarrah. Diantara makna dzarrah adalah butiran butiran debu yang terlihat tatkala terkena cahaya matahari. Misalnya jika seseorang membuka jendela maka masuklah cahaya matahari ke rumahnya. Di saat itu akan terlihat butiran butiran debu yang sangat halus di udara. Itulah dzarrah.

Kalau butiran debu atau dzarrah ini kita ambil lalu ditimbang tentulah kita tidak bisa mengetahui berapa beratnya. Tetapi  di sisi Allah Ta’ala diketahui beratnya dan Allah akan memberikan balasannya yaitu untuk memberatkan timbangan kebaikan seorang hamba.  Sungguh Allah Ta’ala Maha Mengetahui. “Wa maa taf’aluu min khairin fa innallaha bihi ‘aliim”. Kebaikan apapun yang kalian lakukan maka Allah Maha Mengetahui. (Q.S al Baqarah 215). 

Oleh karena itu Rasulullah melarang untuk meremehkan kebaikan apapun meskipun sekedar senyum seseorang kepada saudaranya. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.006).
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar