Rabu, 26 April 2017

IBNU LUHAY PERUSAK TAUHID PERTAMA DI JAZIRAH ARAB



IBNU LUHAY PERUSAK TAUHID PERTAMA DI JAZIRAH ARAB

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dahulu, secara turun temurun, mayoritas bangsa Arab  mengikuti dakwah Nabi Ismail ‘alaihis salam yang menyeru manusia kepada agama bapaknya yaitu Ibrahim ‘alaihis salam yaitu agama samawi. Ketahuilah bahwa agama samawi adalah agama atau ajaran yang Allah Ta’ala turunkan kepada para Nabi-Nya untuk didakwahkan kepada kaum mereka.

Pokok utama ajaran agama samawi adalah meng-Esakan Allah Ta’ala atau mentauhidkan-Nya. Menyembah dan mengabdi dan minta pertolongan kepada-Nya serta mengimani yang ghaib dan yang lainnya yang disyariatkan. 

Allah berfirman : “Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan) : Sembahlah Allah dan jauhilah taghut. Kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan”.  (Q.S an Nahal 36). 

Kemudian setelah berjalan waktu yang lama setelah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ‘alaihimussalam, maka  ada diantara orang orang di Jazirah Arab mulai melalaikan ajaran Nabi Ibrahim yang disampaikan Nabi Ismail. Namun demikian sebagian besar mereka masih ada yang bertauhid dan melaksanakan syariat dari ajaran yang dibawa oleh Nabi Ibrahim. 

Akan tetapi semakin lama keadaan semakin memburuk. Tauhid berubah menjadi kesyirikan yang pertama kali dipelopori oleh Amru bin Luhay pimpinan Bani Khuza’ah. Sebenarnya Amru bin Luhay ini adalah orang yang suka berbuat kebaikan kepada orang lain, dermawan sehingga semua orang senang kepadanya. Bahkan hampir hampir manusia menganggapnya ahli ilmu dan wali yang disegani.

Suatu ketika dia mengadakan perjalanan ke Syam. Disana dia melihat penduduk Syam yang menyembah berhala. Ibnu Luhay menganggap hal  itu suatu yang baik dan benar. Sebab, menurutnya Syam adalah tempat (diutus) para Rasul dan Kitab. Lalu dia pulang membawa berhala Hubal dan meletakkannya di dalam Ka’bah. Lalu dengan kewibawaan dan pengaruhnya sebagai tokoh, dia mengajak penduduk Makkah untuk membuat kesyirikan terhadap Allah. Kemudian orang orang Hijaz banyak yang mengikuti penduduk Makkah, karena mereka dianggap sebagai pengawas Ka’bah dan penduduk Tanah Suci.

Selanjutnya menyebarlah banyak berhala di Tanah Arab. Diantaranya yang paling pertama diberi nama  Manat yang ditempatkan di Musyallal di tepi Laut Merah. Kemudian mereka membuat berhala  Lata di Tha’if dan Uzza di Wadi Nakhlah. Inilah tiga berhala yang paling besar dan paling sering disembah. Dan sementara itu disekitar Ka’bah ditempat berhala yang banyak sehingga berjumlah sekitar 360 berhala.

Akhirnya ajaran Nabi Ibrahim  tentang tauhid jadi hilang. Yang masih tinggal hanya ajaran tentang thawaf, berhaji dan qurban. Itupun juga sudah berobah prakteknya  menjadi berbagai bentuk kasyirikan. (Lihat ar Rahiq al Makhtum, Syaikh DR Shafiyurrahman al Mubarakfuri).

Tersebab dosanya yang sangat besar, yaitu merusak tauhid dan mengganti tauhid dengan berbagai kesyirikan maka dia mendapat adzab yang sangat berat dan mengerikan. Ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah bahwa beliau pernah diperlihatkan Amru bin Luhay di neraka berjalan dengan menyeret ususnya yang terburai keluar dari perutnya. (H.R Imam Muslim)

Keadaan kesyirikan di Tanah Arab ini barulah hilang setelah diutusnya Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wasallam yang membawa risalah Islam yang mengajarkan Tauhid, meng-Esakan Allah Ta’ala.
Wallahu A’lam. (1.027).    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar