Jumat, 14 April 2017

ALLAH MEMBERI MEREKA PREDIKAT MUNAFIK



ALLAH MEMBERI MEREKA  PREDIKAT MUNAFIK

Oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu penjelasan yang masyhur tentang sifat munafik adalah sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasalam : “Ayatul munafiqi tsalats, Idzaa haddatsa kadzaba, wa idzaa wa’ada akhlafa wa idzaa tumina khaana” Tanda tanda orang munafik  ada tiga (1) Apabila berbicara ia berdusta (2) Apabila berjanji ia mengingkari (3) Apabila diberi amanat ia berkhianat". (H.R Imam Muslim).

Dalam hadits ini disebutkan bahwa salah satu tanda munafik adalah : Apabila diberi amanat ia berkhianat. Ketahuilah bahwa amanah terbesar yang wajib dilaksanakan oleh seorang muslim adalah amanah untuk memegang Islam ini secara kaffah, secara keseluruhan.

Allah Ta’ala berfirman :“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kalian mengikuti jejak-jejak syaithan karena sesungguhnya syaithan adalah musuh besar bagi kalian.” (Q.S al Baqarah  208)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan : Allah Ta’ala berfirman, menyeru para hamba-Nya yang beriman kepada-Nya serta membenarkan Rasul-Nya untuk mengambil seluruh ajaran dan syari’at; melaksanakan seluruh perintah dan meninggalkan seluruh larangan sesuai kemampuan mereka.” (Tafsir Ibnu Katsir)
 
Ternyata dizaman ini banyak orang yang mengaku Islam tapi tidak memegang amanah yang diberikan Allah Ta’ala terhadap agamanya. 
 
Mereka ber-KTP Islam. Kalau diminta mengisi satu formulir  maka mereka tidak ragu sedikit pun untuk  menulis Islam pada kolom agama. Mungkin mereka mengerjakan shalat, berpuasa dan berhaji. Mungkin juga diantara mereka ada yang memegang gelar professor, doktor, kiyai ataupun ustadz. Tetapi sebagian mereka ternyata mendorong orang orang beriman untuk memilih  orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang orang orang beriman.

Kita boleh berpendapat bahwa mereka yang membela orang kafir dan mendorong agar ORANG KAFIR DIPILIH SEBAGAI PEMIMPIN, mungkin disebabkan berbagai kepentingan, misalnya pangkat, jabatan, materi dan keuntungan duaniawi lainnya. Wallahu A’lam.

Akhirnya mereka dengan terang terangan telah mengabaikan amanah atau perintah Allah Ta’ala yakni LARANGAN MEMILIH KAFIR SEBAGAI PEMIMPIN. Sungguh sangatlah banyak ayat ayat Allah melarang memilih kafir sebagai pemimpin, diantaranya :

Pertama : “Janganlah orang orang beriman menjadikan orang kafir sebagai pemimpin, melainkan orang yang beriman. Barangsiapa berbuat demikian niscaya dia tidak akan memperoleh apa apa dari Allah, kecuali karena (siasat) menjaga diri dari sesuatu yang kamu takutkan dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu akan diri (siksa)-Nya dan hanya kepada Allah tempat kembali.” (Q.S Ali Imran28).

Syaikh as a’di berkata : Ini adalah larangan Allah Ta’ala dan peringatan bagi orang orang yang beriman agar TIDAK MENJADIKAN ORANG ORANG KAFIR sebagai wali (pemimin pemimpin) mereka selain kaum mukminin, karena kaum mukminin itu sebagian mereka adalah wali bagi sebagian lainnya. Dan Allah adalah wali bagi mereka. “Barang siapa berbuat demikian” yaitu menjadikan orang orang kafir sebagai pemimpin, niscaya ia terlepas dari Allah dan Allah juga berlepas diri darinya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Kedua : Allah berfirman : “Wahai orang orang yang beriman !. Janganlah kamu menjadikan orang orang kafir sebagai pemimpin selain dari orang yang beriman. Apakah kamu ingin memberi alasan yang jelas bagi Allah (untuk menghukummu).Q.S an Nisa’ 144.

Ketiga : Allah berfirman :“Wahai orang orang yang beriman !. Janganlah kamu mengambil orang orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin pemimpin (kamu), sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang orang yang zhalim. (Q.S al Maidah 51).

Tentang ayat ini, Imam Ibnu Katsir membawakan sebuah kisah dari Ibnu Hatim, dari Iyadh : Bahwa Umar pernah menyuruh Abu Musa al Asy’ari untuk melaporkan kepadanya pemasukan dan pengeluaran (uang yang dicatat) pada selembar kulit yang telah disamak. Pada waktu itu Abu Musa al Asy’ari mempunyai sekretaris beragama Nasrani. 

Kemudian sekretarisnya itu menghadap Umar untuk memberikan laporan maka Umar sangat kagum seraya berujar : Ia adalah orang yang sangat teliti. Apakah engkau bisa membacakan untuk kami di masjid satu surat yang baru kami terima dari Syam. Maka Abu Musa mengatakan bahwa dia (sekretaris itu) tidak bisa. Maka Umar bertanya : Apakah ia junub ?. Abu Musa menjawab : Tidak, tetapi dia seorang Nasrani. Maka Umar pun menghardikku dan memukul pahaku, lalu berkata : Keluarkanlah (pecatlah) orang itu. 

Selanjutnya Umar membaca : “Ya aiyuhal ladziina aamanuu laa tattakhidzuul yahuuda wan nashaaraauliyaa-a”. Wahai orang orang yang beriman !. Janganlah kamu mengambil orang orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin pemimpin kamu (sahabat karib). Lihat Tafsir Ibnu Katsir.

Lalu datang pertanyaan : Bagaimana status orang  yang mengaku Islam, memilih kafir sebagai pemimpin.  Sungguh dalam al Qur an telah dijelaskan tentang status mereka. Ketahuilah bahwa : Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan  PREDIKAT MUNAFIK kepada mereka. 

Allah berfirman : . “Kabarkan kepada orang orang MUNAFIK bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih (Siapa MEREKA ?) Yaitu orang orang yang menjadikan orang orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang orang beriman”. (Q.S an Nisa’ 138-139).

Ketahuilah bahwa  orang orang munafik akan ditempatkan di neraka pada lapisan paling bawah, dan tentulah  paling dahsyat keadaannya. Allah berfirman :“Innal munaafiqiina fid darkil asfali minan naari wa lan tajida lahum nashiira”. Sungguh, orang orang munafik  itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. (Q.S an Nisaa’ 145).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.014).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar