Minggu, 02 April 2017

BELAJAR ILMU LEBIH AFDHAL DARI AMALAN SUNNAH



BELAJAR ILMU LEBIH AFDHAL DARI AMALAN SUNNAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Telah banyak kita ketahui keutamaan-keutamaan menuntut ilmu. Baik keutamaan ilmu itu sendiri, atau keutamaan orang yang berilmu. Juga celaan dan ancaman bagi orang yang tidak berilmu dan  menjauh dari majlis ilmu. 

Dalam syariat Islam belajar ilmu dihukumi sebagai wajib. Oleh karena itu tidaklah pantas jika seorang hamba melalaikannya. Rasulullah bersabda  :  Thalibul ilmi faridhatun ‘ala kulli muslim” Belajar ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim. (H.R Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah).  

Adapun ilmu yang paling utama dan wajib  dipelajari adalah ilmu syar’i. Apa yang dimaksud dengan ilmu syar’i diantaranya telah dijelaskan oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baaz, dalam kitab beliau, al ‘Ilm wa Akhlaqu Ahliha, menjelaskan bahwa : Ilmu syar’i adalah ilmu yang terkandung dalam al Qur an dan as Sunnah, yakni : (1) Ilmu tentang Allah dan Sifat-sifat-Nya. (2) Ilmu tentang hak Allah terhadap hamba-Nya. (3) Ilmu  tentang segala hal yang disyari’atkan Allah kepada hamba-hamba-Nya. (4) Termasuk juga ilmu tentang jalan yang akan mengantarkan hamba kepada ilmu itu beserta segala rinciannya.

Perlu benar untuk diketahui bahwa diantara bentuk keutamaan ilmu dan agungnya ilmu adalah bahwa menuntut ilmu lebih baik dari pada ibadah-ibadah sunnah. Ibnu Nuaim dan Ulama ulama yang lainnya menyebutkan dari beberapa shabat Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda :

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم, فضل العلم أفضل من فضل العبادة وخير دينكم الورع

“Keutamaan ilmu itu jauh lebih baik dibandingkan dengan amal amalan yang hukumnya sunnah, dan agama kalian yang paling baik adalah al wara’ (menjauhi syubhat dan maksiat). (HR. Abu Nuaim di dalam kitabnya Hilyatul Aulia)

Dan juga banyak sekali perkataan ulama salaf tentang masalah ini. Di antaranya, perkataan Imam Syafii rahimahullah taala,

الربيع يقول سمعت الشافعي يقول طلب العلم "أفضل من صلاة النافلة"

 Ar Rabi’ berkata, aku mendengarkan Imam asy Syafii berkata, “menuntut ilmu lebih afdhal (lebih utama) dari shalat sunnah.”

Ungkapan di atas adalah penentu permasalahan ini yakni : Belajar ilmu lebih baik dari pada melakukan amalan-amalan sunnah. Namun demikian ada beberapa hal yang  baik untuk kita ketahui yaitu :

Pertama : Ada amalan wajib yang harus kita jaga betul seperti shalat fardhu, puasa di bulan Ramadhan, menunaikan ibadah haji dan yang lainnya baik fardhu ‘ain maupun fardhu kifayah. Bahkan jika amalan wajib tidak dikerjakan kita bisa terancam dengan keluar dari Islam. Tapi ketahuilah bahwa semua ibadah yang wajib ataupun yang sunnah wajib didasarkan kepada ilmu. Inilah salah satu dasar tentang kewajiban belajar ilmu adalah sangat utama.

Kedua : Beramal tanpa ilmu adalah sangat tercela. Orang orang Nasrani dicap sebagai orang yang sesat karena mereka beramal tanpa ilmu. Bukan hanya sesat bagi diri mereka bahkan bisa menyesatkan orang lain. Jadi berilmu dulu baru beramal.

Ketiga : Amal seseorang itu, hukum asalnya adalah untuk dirinya sendiri. Tetapi orang yang beramal dengan dengan ilmu dan mengajarkan ilmunya akan bermanfaat bagi orang lain bahkan bermanfaat pula bagi dirinya ketika ilmu itu diamalkan orang lain.

Ilmu yang diajarkan melalui dakwah dalam berbagai caranya akan mendatangkan kebaikan bagi yang mengajarkan jika  diamalkan oleh yang diajarkan. Rasulullah bersabda : “Idzaa maatal insaanun qatha’a ‘amaluhu illaa min tsalatsatin, minshadaqatin jaariyatin, wa ‘ilmin yuntafa’u bihi wa waladin shaalih, yad’ulahu”  Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau do’a anak yang shalih (yang mendoakannya)” (H.R Imam Muslim).

Rasulullah shallallahualaihi wasallam bersabda : “Man dalla ‘ala khairi fa lahu ajri faa’ilih”. Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala (orang) yang melakukannya. (H.R Imam Muslim).
Selanjutnya seorang muslim tentu tidaklah layak kita meninggalkan semua amalan amalan sunnah demi belajar ilmu. Dalam hal ini dituntut kecerdasan seorang hamba dalam mengatur semangat dalam belajar ilmu dan melakukan amal shalih termasuk amalan sunnah. Sungguh amalan amalan sunnah memiliki banyak manfaat, diantaranya :

Pertama : Mendatangkan kecintaan serta petunjuk dari Allah Ta’ala.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda : “Allah Ta’ala berfirman: Barangsiapa memerangi wali (kekasih)-Ku, maka Aku akan memeranginya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib yang Kucintai. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.

 Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku melindunginya.” (H.R Imam Bukhari).

Kedua : Menyempurnakan kekurangan dalam amalan wajib.
Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari amalan hamba adalah shalatnya. Jika shalatnya baik maka dia adalah orang yang beruntung dan menyelamatkan dirinya. Dan jika shalatnya rusak maka dia telah merugi. Jika ada kekurangan dari shalat wajibnya maka Allah berfirman (kepada malaikat-Nya) : Lihatlah apakah hamba-Ku mempunyai (amalan) shalat sunnah. Kemudian disempurnakanlah kekurangan shalat wajibnya dengan (shalat sunnah) nya. Kemudian demikianlah segala amalan itu diperlakukan. (H.R at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

 Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.005)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar